Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga Aceh Tamiang tuntut bukti penyelesaian sengketa tanah

Warga Aceh Tamiang tuntut bukti penyelesaian sengketa tanah Masyarakat Aceh Tamiang tuntut keadilan kasus penyerobotan tanah. ©2016 merdeka.com/afif

Merdeka.com - Puluhan masyarakat Aceh Tamiang dan Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat Aceh (Pakar) Aceh menggelar aksi di pelataran parkir Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Rabu (20/1). Mereka mendesak DPRA segera menyelesaikan kasus sengketa tanah empat desa di Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang, dengan dua perusahaan sawit sudah berlangsung lama.

Peserta aksi juga meminta anggota dewan membebaskan 12 rekan mereka ditangkap sejak 2014, karena memprotes penyerobotan tanah itu. dari semua yang dibekuk, baru satu orang divonis, yakni Muslim. Dia dihukum penjara satu tahun sepuluh bulan. Sedangkan sebelas orang lagi masih menjalani persidangan dan ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Aceh Tamiang.

"Ada 145 hektar lahan dikuasai oleh PT Rapala. Mereka klaim tanah tersebut milik mereka," kata koordinator aksi, Rahmad.

PT Rapala saat ini sedang berinvestasi di bidang perkebunan sawit. Sejak 1974, masyarakat empat desa, yaitu Desa Paya Rakat, Tengku Tinggi, Tanjong Lipat I, dan Desa Tanjong Lipat II telah berkonflik dengan perseroan itu.

Rahmad mendesak DPRA dan pemerintah segera menyelesaikan kasus itu, salah satunya dengan melahirkan qanun pertahanan di Aceh.

masyarakat aceh tamiang tuntut keadilan kasus penyerobotan tanahMasyarakat Aceh Tamiang tuntut keadilan kasus penyerobotan tanah ©2016 merdeka.com/afif

"Dengan ada qanun tersebut nanti bisa menyelesaikan persoalan ini. Termasuk kita mendesak pemerintah pusat untuk segera turun tangan," ujar Rahmad.

Rahmad mengaku sudah sering menemui pemerintah daerah setempat guna menyelesaikan sengketa. Akan tetapi, Rahmad menyebutkan tidak ada tanggapan apapun dari pemerintah.

"Tidak ada tanggapan dari pihak pemerintah, makanya kami mendatangi DPRA di Banda Aceh," imbuh Rahmad.

Ketua Komisi I DPRA bidang politik, hukum, dan HAM, Abdullah Saleh, mengaku sudah turun ke lokasi beberapa kali guna menyelesaikan sengketa.

"Saya sudah turun ke sana untuk selesaikan masalah ini," ujar politikus Partai Aceh itu.

Abdullah Saleh justru melempar kesalahan kepada pihak eksekutif. Menurut dia, Pemerintah Aceh tidak tanggap menyelesaikan konflik pertanahan.

"Ini menjadi tugas bersama-sama, tidak hanya tergantung pada DPRA, Pemerintah Aceh harus cepat bergerak. Sekarang itu tinggal sejauh mana Pemerintah Aceh menyelesaikannya," sambung Saleh.

Soal penangkapan 12 orang itu, Saleh mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab mereka semua sudah menjalani persidangan, dan bukan lagi kewenangan polisi dan DPRA. (mdk/ary)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
SD Pajjaiang Masih Disegel Ahli Waris, Pemkot Makassar Siap Ganti Rugi jka Ada Sertifikat
SD Pajjaiang Masih Disegel Ahli Waris, Pemkot Makassar Siap Ganti Rugi jka Ada Sertifikat

Wali Kota Danny Pomanto mengaku Pemkot Makassar mempunyai novum atau bukti baru yang sudah diajukan melalui peninjauan kembali (PK) ke MA.

Baca Selengkapnya
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak "Gubernur Jahat"

Ratusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).

Baca Selengkapnya
Kesal Selalu Tak Digubris, Warga Kabupaten Pasaman Geruduk Kantor Gubernur Sumbar Mahyeldi
Kesal Selalu Tak Digubris, Warga Kabupaten Pasaman Geruduk Kantor Gubernur Sumbar Mahyeldi

Pada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.

Baca Selengkapnya
Sengketa Tanah Warga di IKN, Pemerintah Pilih Mengalah atau Menggusur?
Sengketa Tanah Warga di IKN, Pemerintah Pilih Mengalah atau Menggusur?

Pemerintah masih bersengketa dengan warga yang ingin menetap dan enggan meninggalkan wilayah IKN.

Baca Selengkapnya
Aceh Jadi Salah Satu Daerah yang Sulit Ditaklukkan Belanda saat Penjajahan, Apa Alasannya?
Aceh Jadi Salah Satu Daerah yang Sulit Ditaklukkan Belanda saat Penjajahan, Apa Alasannya?

Aceh disebut jadi daerah yang sangat sulit ditaklukkan oleh penjajah, ternyata ini alasannya.

Baca Selengkapnya
Update Bentrok Berdarah Desa di Adonara, Dua Kepala Desa jadi Tersangka
Update Bentrok Berdarah Desa di Adonara, Dua Kepala Desa jadi Tersangka

Selain dua Kepala Desa, 14 warga lainnya juga ditetapkan polisi sebagai tersangka dalam penyerangan warga Desa Ilepati ke Desa Bugalima itu.

Baca Selengkapnya
Sengketa Tahan Ulayat di Balik Penyitaan Ribuan Kubik Kayu di Hutan Mentawai
Sengketa Tahan Ulayat di Balik Penyitaan Ribuan Kubik Kayu di Hutan Mentawai

Plisi menemukan bahwa ada perseteruan tanah ulayat antara Kaum Saogo dan Kaum Sakerebeu.

Baca Selengkapnya
Sekjen AMAN:Political Will Pemerintah Terhadap Hukum Adat Sangat Rendah
Sekjen AMAN:Political Will Pemerintah Terhadap Hukum Adat Sangat Rendah

MK telah memberikan koreksi terhadap Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Baca Selengkapnya
2.068 Hektare Lahan di Ibu Kota Nusantara Masih Bermasalah, Menteri AHY Belum Mau Terbitkan Sertifikat
2.068 Hektare Lahan di Ibu Kota Nusantara Masih Bermasalah, Menteri AHY Belum Mau Terbitkan Sertifikat

AHY mengatakan, proses ganti rugi terhadap lahan itu jadi syarat agar tidak terjadi konflik. Dengan begitu, pihaknya baru bisa mengeluarkan sertifikat.

Baca Selengkapnya
Ini Pemicu Bentrok Polisi vs Warga Dago Elos hingga Meletus Gas Air Mata
Ini Pemicu Bentrok Polisi vs Warga Dago Elos hingga Meletus Gas Air Mata

Tuntutan warga ini merupakan permasalahan yang muncul pada sejak 2019

Baca Selengkapnya
Begini Respons Dirut Jakpro Digugat Warga Kampung Bayam ke PTUN
Begini Respons Dirut Jakpro Digugat Warga Kampung Bayam ke PTUN

Selain itu, mereka juga mempertanyakan siapa yang akan menghuni Kampung Susun Bayam jika warga pindah ke Rusun Nagrak.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Kapal Kayu Berisi Ratusan Pengungsi Rohingya yang Ditolak Warga Aceh
FOTO: Penampakan Kapal Kayu Berisi Ratusan Pengungsi Rohingya yang Ditolak Warga Aceh

Meski menolak kedatangan pengungsi Rohingya, warga Aceh tetap memberikan bantuan berupa makanan dan minuman.

Baca Selengkapnya