Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga adat Bonokeling rayakan Idul Adha 14 September

Warga adat Bonokeling rayakan Idul Adha 14 September Warga adat Bonokeling. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Bila masyarakat muslim telah merayakan Idul Adha pada Jumat (1/9), masyarakat adat Bonokeling di Desa Pekuncen Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, baru akan merayakan Idul Adha pada Kamis (14/9) mendatang. Perbedaan waktu dua pekan itu, dikarenakan masyarakat adat Bonokeling berpegangan pada perhitungan waktu sendiri yakni kalender Alif Rebo Wage (Aboge).

Tahun ini dalam penanggalan Aboge, merupakan tahun Za. Idul Adha yang mereka sebut Bada Perlon jatuh pada Kamis Pahing tanggal 21 Jawa Aboge atau dalam kalender masehi bertepatan 14 September.

Juru Bicara Masyarakat Adat Bonokeling, Sumitro mengatakan penghitungan jatuhnya Idul Adha di Bonokeling memakai hari bukan tanggal. Sebagaimana umumnya perayaan idul adha, anak putu (trah-red) Bonokeling menggelar ritual pemotongan hewan kurban. Mereka nantinya juga akan melakukan pembagian daging hewan kurban ke masyarakat di wilayah desa Pekuncen.

Di perayaan Idul Adha nantinya, Bonokeling punya tradisi bersih kubur atau berziarah ke makam Kyai Gunung, yang terletak di area makam Panembahan Bonokeling, Pekuncen.

Selain itu ada pula rangkaian bersih kubur dan bekten (kebaktian) ke panembahan Kyai Bonokeling yang dilakukan pada Jumat Kliwon.

"Di area makam akan dilaksanakan muji atau berdoa. Tiap tahun Idul Adha atau Perlon memang jatuh di hari yang berbeda. Tahun ini yang merupakan tahun Za jatuh di hari Kamis Pahing," kata Sumitro, Selasa (5/9).

warga adat bonokeling rayakan idul adha 14 september

Sumitro menegaskan meski masyarakat adat Bonokeling kerap menggelar perayaan hari raya baik idul fitri maupun idul adha berbeda waktu dengan umat muslim, ia berharap perbedaan tak perlu dipermasalahkan. Semua kelompok masyarakat ia katakan harus mengedepan keguyuban, rukun dan kedamian dalam kebhinekaan.

Masyarakat adat Bonokeling sendiri, dijelaskan dalam buku Islam Kejawen, Sistem Keyakinan dan ritual anak cucuk Ki Bonokeling (2008) yang ditulis Suwito Ns dkk merupakan komunitas Islam Kejawen.

Perkembangan komunitas ini bermula dari tokoh spiritual bernama Ki Bonokeling yang membuka hutan dan mengembangkan pertanian di desa Pekuncen yang berarti suci. Anak cucu ki Bonokeling lantas menyebar ke berbagai wilayah baik di Cilacap maupun Banyumas.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas
Rayakan Idulfitri Sehari Lebih Lambat, Begini Ritual Lebaran Masyarakat Islam Aboge di Banyumas

Perbedaan hari Lebaran tidak pernah mereka permasalahkan.

Baca Selengkapnya
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas
Mengintip Tradisi Bada Riaya, Lebaran-nya Masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas

Pada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.

Baca Selengkapnya
Keseruan Warga Bonokeling Rayakan Perlon Besar, Pertahankan Tradisi Adat Jawa Kuno
Keseruan Warga Bonokeling Rayakan Perlon Besar, Pertahankan Tradisi Adat Jawa Kuno

Suasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.

Baca Selengkapnya
Rayakan Lebaran Hari Ini, Begini Potret Jemaah Aolia Gunungkidul Laksanakan Salat Idulfitri Lebih Awal
Rayakan Lebaran Hari Ini, Begini Potret Jemaah Aolia Gunungkidul Laksanakan Salat Idulfitri Lebih Awal

Jemaah Aolia lebaran hari ini pada Jumat (5/4). Mereka telah menjalani salat Ied.

Baca Selengkapnya
Lima Tahun Sekali Kalender Suku Tengger Terdiri dari 13 Bulan, Ini Fakta di Baliknya
Lima Tahun Sekali Kalender Suku Tengger Terdiri dari 13 Bulan, Ini Fakta di Baliknya

Tradisi Unan-unan dirayakan oleh semua orang Tengger baik yang beragama Hindu, Islam, hingga Kristen.

Baca Selengkapnya
Sejarah Rebo Wekasan di Masyarakat Tegal sebagai Tradisi Menolak Malapetaka
Sejarah Rebo Wekasan di Masyarakat Tegal sebagai Tradisi Menolak Malapetaka

Masyarakat Tegal menyakini bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, akan banyak bencana dan malapetaka yang menghantui.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Muslim di Leihitu Laksanakan Salat Idulfitri 2024 Hari Ini
Masyarakat Muslim di Leihitu Laksanakan Salat Idulfitri 2024 Hari Ini

Penetapan 1 Ramadhan 1445 hijriah berdasarkan perhitungan/hisab dengan menggunakan kalender tua.

Baca Selengkapnya
Parhalaan, Sistem Penanggalan Milik Suku Batak yang Jarang Diketahui
Parhalaan, Sistem Penanggalan Milik Suku Batak yang Jarang Diketahui

Suku Batak tidak hanya memilik kalender kuno yang digunakan oleh leluhur.

Baca Selengkapnya
Melihat Pelaksanaan Upacara Adat Karo di Pasuruan, Cara Unik Warga Bersihkan Diri dan Lingkungan dengan Rapalan Doa
Melihat Pelaksanaan Upacara Adat Karo di Pasuruan, Cara Unik Warga Bersihkan Diri dan Lingkungan dengan Rapalan Doa

Kawasan Bromo Tengger Semeru tidak hanya memiliki pesona alam yang indah, masyarakat lokalnya juga memiliki kebudayaan yang memesona.

Baca Selengkapnya
Gelar Salat Idulfitri Hari Ini, Pimpinan An Nadzir Gowa: Junjung Tinggi Toleransi
Gelar Salat Idulfitri Hari Ini, Pimpinan An Nadzir Gowa: Junjung Tinggi Toleransi

Gelar Salat Idulfitri Hari Ini, Pimpinan An Nadzir Gowa: Junjung Tinggi Toleransi

Baca Selengkapnya
Mengenal Rebo Kasan, Tradisi Doa Bersama yang Merekatkan Kebersamaan Masyarakat Daerah Air Anyir
Mengenal Rebo Kasan, Tradisi Doa Bersama yang Merekatkan Kebersamaan Masyarakat Daerah Air Anyir

Sebuah ritual doa kepada Tuhan sebagai ritual tolak bala yang dilaksanakan setiap bulan Sya'far atau setiap hari Rabu terakhir pada penanggalan Hijriah.

Baca Selengkapnya
Doa Rabu Wekasan Bulan Safar Latin dan Arti, Ketahui Waktu Mengamalkannya
Doa Rabu Wekasan Bulan Safar Latin dan Arti, Ketahui Waktu Mengamalkannya

Doa Rabu Wekasan diamalkan pada Rabu terakhir di bulan Safar. Tahun ini, doa Rabu Wekasan bisa dipanjatkan pada 4 September 2024.

Baca Selengkapnya