Warga Amerika yang Meninggal di Ranu Kumbolo Sempat Mengeluh Sakit Perut
Merdeka.com - Pria atas nama Prasetio Tjondro dengan berpaspor Amerika Serikat meninggal dunia saat pendakian ke puncak Semeru. Korban sempat mengeluh sakit perut dan minta obat diare kepada teman dalam rombongannya, yang juga seorang dokter.
Syarief Hidayat, Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengatakan, korban berangkat bersama rombongan Jumat, 17 Mei 2019. Rombongan berjumlah 21 orang terbagi menjadi 3 tim yang masing-masing beranggotakan 7 orang dengan didampingi dua porter dan guide.
"Korban bergabung dalam rombongan Tim Pertama pada pukul 10.11 WIB bergerak menuju Ranu Kumbolo. Dari 7 pendaki di Tim Pertama, hanya Prasetio Tjondro berpaspor Amerika Serikat, sementara 6 pendaki lainnya berwarga negara Indonesia," katanya, Senin (20/5).
-
Bagaimana proses evakuasi pendaki di Gunung Lawu? “Setelah mendapatkan informasi itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan relawan langsung menuju ke lokasi untuk melakukan pengecekan kondisi survivor. Sekitar pukul 13.00, tim TRC mengabarkan kalau kondisi pendaki sudah tidak tertolong dan kami langsung melakukan evakuasi,“ kata Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, dikutip dari ANTARA pada Senin (26/6).
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
-
Dimana korban disekap? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
Korban dan anggota tim mendirikan tenda di Ranu Kumbolo yang tidak jauh dari shelter. Korban pada Sabtu (18/5) pukul 15.00 WIB mengeluh sakit perut dan meminta obat diare pada Lili, anggota Tim Kedua yang juga seorang dokter.
Namun pukul 19.03 WIB, kondisi korban memburuk sehingga dipindahkan ke shelter Ranu Kumbolo untuk menghangatkan badan. Korban juga mendapatkan pertolongan pertama dan penanganan lainnya.
Pukul 22.15 WIB, petugas jaga Resort PTN Ranupani menerima permintaan bantuan evakuasi. Petugas langsung menghubungi tim guna melakukan evakuasi.
Namun Minggu (19/5) pukul 00.28 WIB, korban dikabarkan sudah tidak bisa tertolong. Pukul 00.36 WIB tim evakuasi beranggota 6 orang pun diberangkatkan dari kantor resort PTN Ranu Pani.
"Tim evakuasi tiba di Ranu Kumbolo dan segera bertindak melakukan evakuasi menuju kantor RPTN Ranupani. Pukul 04.55 Tim evakuasi tiba di pos RPTN Ranupani," terangnya.
Korban disemayamkan di musala di sekitar Resor Ranu Pani. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan ulang oleh tim kesehatan guna memastikan kondisi korban saat itu.
Korban selanjutnya dibawa ke RSUD Lumajang untuk dilakukan penanganan medis. Korban telah diserahkan perwakilan rombongan untuk diberangkatkan ke Yogyakarta.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Evakuasi dimulai pada tanggal 18 Agustus pukul 13.00 WIB, dari pintu rimba menuju Shelter satu dan berakhir pukul 19.00 WIB di Shelter tiga.
Baca SelengkapnyaAlhasil, kedua rekannya menyuruh untuk AW beristirahat sejenak di terminal.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal saat korban duduk main handphone di tembok jembatan saluran air.
Baca Selengkapnya