Warga di Depok geruduk kantor koperasi diduga bodong
Merdeka.com - Nasabah korban dugaan penipuan kedok investasi mendatangi kantor koperasi yang terletak di Jalan Proklamasi, Sukmajaya, Depok. Nasabah yang ada di Depok sebanyak 86 orang. Nilai investasinya lebih dari Rp 3 miliar. Mereka kesal karena selama setahun menanti tidak ada kabar soal uang yang ditanamkan.
Nasabah tergiur karena dijanjikan fee hingga 30 persen dari nilai investasi. Namun hingga waktu yang dinantikan, Koperasi Muliadana tidak juga menepati janjinya dan keberadaan uang nasabah pun juga tidak jelas.
Yana Handayani, salah satu nasabah yang menjadi korban mengatakan, dirinya berinvestasi Rp 40 juta. Dia berharap mendapat keuntungan seperti yang dijanjikan. Dia pun berinisiatif menggeruduk kantor koperasi yang ada di Depok.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang merasa ditipu? 'Bud, gue bener-bener apes banget hari ini.' Budi: (penasaran) 'Kenapa, Ndi? Ceritain dong, biar gue bisa bantu.' Andi: 'Lo tahu kan, gue lagi cari hape baru? Nah, gue nemu yang murah banget di situs belanja online.'
-
Mengapa orang merasa kecewa? Kecewa adalah puncak dari kemarahan yang sudah tidak bisa lagi dilampiaskan melalui emosi yang meluap-luap.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Apa yang membuat orang merasa kecewa? 'Kekecewaan terbesar adalah saat orang yang kita cintai menjadi sumber kekecewaan itu sendiri.'
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
"Ada nasabah yang setor Rp 500 juta bahkan sampai Rp 1,5 miliar. Kita cuma dijanjiin doang. Sampai sekarang enggak ada kejelasan, saya cuma ingin duit saya kembali deh," kata Yana, Jumat (13/5).
Kepala Cabang Koperasi Muliadana, Depok, Rosmeri mengakui adanya ketidakberesan dalam koperasi. Bahkan pimpinan tertingginya yakni Muharam yang seharusnya bertanggungjawab atas kasus ini telah menghilang.
"Saya Cuma bertanggungjawab secara administrasi. Semua dikelola pusat, di Bekasi. Di sini cuma kalau ada masuk deposito tapi langsung disetor ke sana (pusat). Yang saya tahu, saat ini mereka (kantor pusat) sedang mencari investor untuk mengganti uang nasabah," katanya.
Pihaknya juga sedang berupaya mencari Muharam, pemilik sekaligus pendiri Koperasi Muliadana. Muharam sudah menghilang sejak Desember lalu. "Sudah hilang saya nggak tahu ke mana," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban dijanjikan akan diberikan keuntungan setiap bulannya sebesar 10 persen
Baca Selengkapnya"Jadi problemnya kita mesti voting setuju bahwa tidak bisa melakukan penuntutan apapun kepada tim likuidasi Wanaartha," kara kata Christian
Baca SelengkapnyaPadahal sampah di rumah warga sudah menumpuk sejak beberapa hari lalu.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaSaat menjadi guru PNS, ada setoran uang bulanan dari para PNS ke Korpri Karawang, sebagai satu-satunya organisasi dan wadah berhimpun PNS.
Baca SelengkapnyaRumah tersebut berdiri sendirian di tengah pengerjaan proyek tol Tol Cijago seksi 3B.
Baca SelengkapnyaPinjaman itu dikuatkan dengan surat perjanjian bermaterai dan kwitansi.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota Babinsa dari Kodim 0508/Depok murka dan mengusir sekelompok debt collector karena membuat resah di perumahan Depok Mulya Tanah Baru, Depok.
Baca SelengkapnyaTujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaKLovers, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran atas kasus yang dialami Defri Juliant ini.
Baca SelengkapnyaDiketahui genangan banjir ini telah melanda kawasan tersebut selama lebih dari lima bulan.
Baca SelengkapnyaAde Ary melanjutkan, korban diarahkan mengunduh salah satu aplikasi tranding.
Baca Selengkapnya