Warga di Mojokerto rela terinjak saat berebut gunungan haul Kakek Sunan Ampel
Merdeka.com - Memperingati haul Syekh Jumadil Kubro ke-642, ribuan warga berebut gunungan palawija, buah dan sayuran serta jajanan pasar yang digelar di kompleks makam Troloyo, Desa Sentonoreji, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Kamis (5/10) Siang. Para ibu rela terinjak injak untuk mendapatkan gunungan yang diinginkan.
Ada tiga gunungan besar disiapkan dalam acara ini. Satu berisi palawija, sayur sayuran dan buah buahan, satu gunungan berisi nasi kuning beserta lauk pauk dan satu gunungan berisi jajanan pasar. Selain itu beberapa tumpeng dan makanan hasil kerajinan warga disiapkan untuk diperebutkan.
Sebelum diperebutkan, tiga gunungan dan sejumlah tumpeng, diarak warga berpakaian ala kerajaan Majapahit, mulai dari Pendopo Agung sampai Kompleks Makam Troloyo sepanjang 2 kilometer.
-
Apa tradisi warga Jeneponto saat ngantar haji? 'Itulah bagian dari kekeluargaan, jadi bukan orang Jeneponto kalau tidak ramai. Itu ciri khas orang Jeneponto, apa dia sakit atau jemaah haji sudah menjadi kerarifan lokal,' pungkasnya.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Mauludan di Desa Kemuja? Kegiatan dilakukan dengan berkumpulnya masyarakat di masjid pada malam hari sebelum 12 Rabi’ul Awwal dan membacakan kisah hidup tauladan Nabi Muhammad SAW, memanjatkan salam dan shalawat sepanjang malam.Selanjutnya, akan dilakukan ritual doa bersama yang diakhiri dengan menyantap makanan dengan seluruh masyarakat yang disebut dengan Tradisi Nganggung.
-
Gimana warga Jeneponto ngantar keluarga berhaji? 'Keluarga rela menunggu sampai (jemaah haji) berangkat. Iya, ada budaya dan tradisi mengharumkan nama keluarga, ini keluarga besar,' tuturnya.
-
Bagaimana cara merayakan kupatan jolosutro? Masyarakat sekitar yang berpartisipasi dalam acara tradisi kupatan Jolosutro ini bergotong-royong dengan membawa Jodhang, di mana Jodhang itu berisi kenduri untuk dibawa ke Lapangan Jolosutro untuk menandakan dimulainya tradisi tersebut. Lalu, secara serentak masyarakat membawa Jodhang tersebut menuju ke Makam Sunan Geseng.
-
Apa yang terjadi di hajatan? Dua orang pria terlibat keributan di tengah acara hajatan.Terungkap, keduanya ternyata berada di bawah pengaruh alkohol. Seketika, aparat bergerak meringkus hingga mengguyur pelaku dengan air kolam.
-
Dimana kupatan jolosutro dirayakan? Keunikan tradisi kupatan rasulan tersebut masih terawat dengan sangat baik hingga menjadi hidangan khas dari Desa Jolosutro Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Salah satu warga Munah (45) mengaku ikut berebut gunungan karena dipercaya bisa mendapat berkah dari Tuhan. Hasil bumi dan makanan yang didapat, dibawa pulang untuk dibagikan kepada keluarga.
"Saya tadi dapat sayuran dan palawija. Nanti saya masak untuk keluarga dirumah," kata Munah, Kamis (5/10).
Sementara warga yang lain Sujiah (60) warga Desa Sentonorejo, bahkan berebut sambil mengendong cucu yang baru berusia 1 tahun. Dia mengaku selalu ikut berebut gunungan dalam acara haul Syekh Jumadil Kubro yang digelar setiap tahun.
"Setiap tahun saya ikut, ini sama cucu saya. Makanan saya bagi sama keluarga supaya dapat berkah, panjang umur dan sehat bisa mengasuh cucu," ucap Sujiah.
Wakil Bupati Mojokerto Pung Kasiyadi mengatakan, kenduri gunungan sudah digelar sejak dulu setiap haul Syekh Jumadil Kubro. Tujuannya untuk melestarikan budaya asli Majapahit, serta untuk mengangkat pariwisata budaya dan religi.
Syekh Jumadil Kubro merupakan Kakek Sunan Ampel, yang merupakan sesepuh Wali Songo, penyebar agama Islam di Jawa.
"Syekh Jumadil Kubro adalah kakek Sunan Ampel, sesepuh Wali Songo. Setiap haul selalu diperingati dengan tradisi seperti yang dilakukan para leluhur. Selain untuk melestarikan tradisi yang ada, ini juga untuk meningkatkan potensi wisata budaya dan religi. Karena di Kabupaten Mojokerto banyak sekali potensi wisata religi, budaya maupun wisata alam," kata Pung Kasiyadi. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaKupatan Jolosutro merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di daerah Piyungan, Bantul..
Baca SelengkapnyaTradisi Unduh-unduh sudah dilaksanakan oleh jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jombang sejak tahun 1939. Tradisi ini merupakan cara mensyukuri kekayaan.
Baca SelengkapnyaWarga percaya bahwa tupeng raksasa tersebut mengandung keberkahan dan kebaikan di dalamnya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaBukan hanya satu atau dua jenis makanan saja, akan tetapi setiap rumah menyajikan hampir puluhan jenis takjil.
Baca SelengkapnyaSyawalan itu digelar di puncak bukit. Puluhan ribu warga hadir dalam acara itu
Baca SelengkapnyaWalaupun pesisir Demak diterjang banjir rob sekalipun, tradisi itu tetap digelar
Baca SelengkapnyaMemperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hampir di seluruh desa di Banyuwangi menggelar tradisi endhog-endhogan.
Baca SelengkapnyaDalam festival ini, sebanyak 2.024 durian khas Wonosalam dibagikan secara gratis untuk warga.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca Selengkapnya