Warga diminta tak potong hewan ternak mati mendadak
Merdeka.com - Kasus antraks terjadi beberapa waktu lalu di Kabupaten Kulonprogo dan Sleman, membuat masyarakat harus meningkatkan kewaspadaannya. Untuk menghindari penyebaran antraks, masyarakat diharapkan mengetahui ciri-ciri hewan terkena antraks.
Ketua Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, drh. Heru Susteya, menyebut bahwa antraks berbahaya pada hewan ternak. Sebab, bakteri antraks dapat membentuk spora dalam tanah dan dapat bertahan hingga puluhan tahun.
Antraks biasanya menyerang hewan berdarah panas dan hewan memamah biak maupun hewan herbivora. "Biasanya menyerang sapi, kambing, domba dan kerbau. Penyebab antraks bakteri binatang dan bisa menular ke manusia," ujar Heru, Sabtu (21/1).
-
Bagaimana warga Gunungkidul terkena antraks? Dewi mengatakan sebelumnya pasien itu mengonsumsi hewan ternak sapi yang mati. Daging sapi itu dimasak dan dimakan.
-
Apa ciri khas hewan terinfeksi antraks? Ada beberapa ciri hewan yang terinfeksi antraks, antara lain: Hewan terlihat gelisah, Gusar karena depresi, Sesak napas, Terjadi pembengkakan, Demam mencapai 42 derajat celsius, Keluar darah berwarna kehitaman dan encer dari lubang-lubang tubuh.
-
Bagaimana cara mencegah antraks? Anda dapat mengurangi risiko antraks dengan mendapatkan vaksin antraks. Sebagai pencegahan, ini diberikan dalam rangkaian vaksin lima dosis selama periode 18 bulan.
-
Siapa yang terkena antraks di Gunungkidul? Dari 125 warga yang diperiksa, 85 di antaranya positif antraks.
-
Apa saja gejala antraks pada manusia? Gejala antraks pada manusia bervariasi tergantung pada jenis infeksi dan bagian tubuh yang terinfeksi. Gejala umumnya termasuk demam, lesu, nyeri tubuh, batuk, sesak napas, mual, muntah, diare, dan pembengkakan area yang terinfeksi.
-
Dimana kasus antraks terjadi? Antraks terjadi di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kecamatan Semanu.
Heru menerangkan bahwa hewan terkena antraks mempunyai ciri-ciri demam yang tinggi. Sakit luar biasa pada bagian pinggang; Kepala dibentukkan atau diputar-putarkan dan dalam waktu 10 jam sampai 36 jam akan mati dengan tanda-tanda keluar darah hitam di seluruh lubang alami.
"Apabila masyarakat menemukan hewan ternak mati mendadak dan memiliki ciri-ciri tersebut diimbau untuk segera melaporkan ke pos kesehatan hewan," jelas Heru.
Heru menambahkan bahwa masyarakat diimbau untuk tidak menyembelih dan mengonsumsi hewan ternak yang sakit. Masyarakat juga diimbau untuk menyembelih hewan ternak di rumah pemotongan hewan.
"Ciri daging yang aman dikonsumsi adalah berwarna merah segar dan tidak berbau anyir," pungkas Heru.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi mengingatkan, bila ada hewan yang mati mendadak, masyarakat perlu memanggil petugas untuk mengetahui apakah terpapar antraks atau tidak.
Baca SelengkapnyaWabah antraks di Gunungkidul, Yogyakarta menjadi sorotan. Sekurangnya tiga orang meninggal dan 93 lainnya positif antraks setelah mengonsumsi daging sapi.
Baca SelengkapnyaHasil tracking Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng tidak ditemukan kasus penularan dari hewan ke manusia yang terjadi di Wonogiri.
Baca SelengkapnyaHasil penelitian di Afrika Selatan yang membuktikan jika spora yang dihasilkan dari bakteri Antraks ini bisa bertahan hingga 250 tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaSaat ada hewan ternak mati mendadak, masyarakat iuran untuk membeli hewan ternak tersebut. Kemudian hewan ternak itu disembelih dan dagingnya dibagikan.
Baca SelengkapnyaProvinsi NTT sudah tegas melarang masuknya hewan dari wilayah yang ditemukan berbagai kasus yang membahayakan ternak dan manusia.
Baca SelengkapnyaAntraks bisa menular melalui konsumsi daging atau susu sapi yang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaPernyataan Wapres itu menyikapi laporan Kementerian Kesehatan yang menyatakan adanya temuan dua suspek baru kasus antraks di Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaUpaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaDinkes & Peternakan Gunungkidul menemukan adanya dugaan tiga hewan ternak milik warga Kayoman, Serut yang mati diduga karena terkena antraks.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengimbau masyarakat waspada terhadap antraks. Masyarakat perlu mengenali ciri-ciri hewan terjangkit antraks.
Baca Selengkapnya