Warga ditemukan tewas hanyut terbawa banjir susulan di Bima
Merdeka.com - Banjir susulan yang menerjang Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat menelan korban. Tim SAR menemukan jenazah Farida, perempuan berusia 40 tahun yang hanyut saat banjir, Senin (2/1).
"Info yang kami terima, jenazah korban ditemukan di Sungai Kombo, sekitar pukul 08.00 Wita," kata Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor SAR Mataram Putu Cakra Ningrat, di Mataram, Selasa (3/1).
Putu mengatakan pihaknya mendapatkan laporan adanya orang hilang pada peristiwa banjir susulan tersebut sekitar pukul 21.00 Wita, atau tiga jam setelah banjir susulan yang terjadi sekitar pukul 17.00 Wita.
-
Apa yang terjadi pada Farida? Seorang wanita di Desa Kalempang, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap bernama Farida (50) tewas dimangsa ular piton sepanjang 5 meter. Jasadnya ditemukan dalam perut binatang melata itu.
-
Di mana Farida ditemukan? 'Farida ditemukan di dalam perut ular piton tersebut sudah tidak bernyawa alias meninggal dunia,' ucapnya.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Siapa yang terdampak banjir lahar? 'Semua korban harus diterima dan diberikan perawatan. Soal biaya, nanti pemerintah daerah akan mencarikan solusi,' katanya dihubungi dari Padang, Minggu.
-
Siapa yang terkena dampak banjir di Agam? Mentan mengatakan, pertanian adalah jantung masa depan bangsa yang perlu mendapat perhatian bersama baik di tingkat pusat maupun daerah. Dia ingin, sejumlah lokasi yang terdampak bencana dapat kemabli pulih dan berproduksi seperti sedia kala.
-
Siapa yang terdampak banjir Demak? Akibat peristiwa ini, sebanyak 4.000 rumah yang tersebar di lima desa serta area pertanian seluas 275 hektare terdampak banjir.
Menurut laporan, lanjut Putu seperti diberitakan Antara, warga yang hilang tersebut bernama Faridah (bukan Siti Afsah). Petani malang itu berasal dari Desa Tarlawi, Kecamatan Wawo. Saat itu Faridah tengah dalam perjalanan menuju rumahnya usai pulang dari sawah.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB H M Rum, menyebutkan sejumlah desa terdampak banjir susulan di Kecamatan Wawo.
Tak hanya itu, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima seperti Kampung Gusu, dan Kampung Bugis juga terendam banjir setinggi 30 cm.
Pada hari yang sama, kata dia, banjir kembali terjadi di beberapa kelurahan di Kota Bima, akibat drainase yang tersumbat sampah dan lumpur pascabanjir bandang yang terjadi di daerah itu pada 21 dan 23 Desember 2016.
"Sejumlah kelurahan terendam air setinggi mata kaki orang dewasa. Tapi tidak terlalu lama dan sekarang air sudah surut," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasad korban ditemukan dalam perut ular berukuran besar itu.
Baca SelengkapnyaTim SAR menemukan seorang lagi korban banjir bandang yang menerjang pemukiman di Desa Simangulampe, Bakti Raja, Humbahas.
Baca SelengkapnyaJasad korban ditemukan 14 Km jauhnya dari pertama kali hanyut
Baca SelengkapnyaNasib nahas menimpa seorang nelayan di Indragiri Hilir yang hilang setelah tersambar petir saat menangkap ikan di sungai.
Baca SelengkapnyaBanjir bandang melanda Pekalongan, Jawa Tengah usai hujan deras
Baca SelengkapnyaSebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan jasad korban banjir bandang di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Korban diidentifikasi sebagai Suardi (70) dan Mutmita (5).
Baca SelengkapnyaKasat Polairud AKP Anang Sonjaya menjelaskan bahwa nelayan asal Indramayu yang dievakuasi oleh pihaknya bernama Carwidi (24).
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan mengambang oleh warga yang sedang mencari ikan pada 12 Mei 2024 sekitar pukul 12.25 WIB.
Baca SelengkapnyaKedua jenazah ditemukan tak jauh dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP)di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Karo.
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca Selengkapnya