Warga Entikong Temukan Amunisi Meriam Sisa Perang 1962
Merdeka.com - Warga Dusun Peripin, Desa Entikong, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, bernama Jarus menemukan amunisi meriam sisa masa konfrontasi RI-Malaysia tahun 1962, saat mencarikan ikan di sungai.
"Beberapa hari lalu kami mencari ikan di sungai, jarak dari dusun sekitar tiga kilometer, saat asik mencari ikan secara tidak sengaja melihat sesuatu mencurigakan di dalam air, ketika diangkat ke permukaan ternyata sebuah amunisi meriam," kata Jarus saat dihubungi di Entikong, Kamis (20/6).
Ia menjelaskan, amunisi yang ditemukan itu langsung diangkat dari sungai dan diletakkan tidak jauh dari lokasi penemuan awal.
-
Dimana meriam itu ditemukan? Meriam kecil yang ditemukan di kedalaman 20 meter di laut di sekitar Marstrand, yang terletak di sebelah barat laut Gothenburg, Swedia ini dapat dimuat melalui moncong dan terbuat dari paduan tembaga.
-
Mengapa meriam ini penting? Hasil penelitian menunjukkan, meriam Marstrand mungkin berasal dari abad ke-14, menjadikannya salah satu senjata artileri tertua yang pernah ditemukan di Eropa.
-
Apa yang ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Kenapa artefak ini ditemukan? Cairnya es di Norwegia mengungkap lebih dari 2000 artefak manusia, beberapa di antaranya berasal dari tahun 4000 SM, sehingga memungkinkan arkeolog untuk merekonstruksi gambaran rinci tentang kehidupan di ujung utara Eropa.
-
Siapa yang menemukan senjata itu? Tombak Schoningen yang ditemukan di Jerman pada 1990-an mengungkap banyak informasi tentang bagaimana kehidupan manusia Neanderthal.
-
Mengapa artefak ditemukan? Mereka tertarik dengan kemungkinan menemukan artefak kuno yang mudah rusak yang terawetkan di dalam es.
Menurut dia, dirinya tidak mengetahui amunisi meriam sisa masa konfrontasi itu masih aktif dan sangat bahaya jika salah penanganannya.
Diakuinya, amunisi meriam yang ditemukan saat mencari ikan dibiarkan begitu saja di tengah hutan. Keesokan harinya baru melaporkan temuan itu kepada Satgas Pamtas di Entikong.
"Awalnya saya tidak khawatir ketika mengangkat amunisi meriam itu, maklum tidak paham, tetapi setelah dijelaskan oleh anggota Satgas Pamtas ternyata barang temuan itu sangat bahaya," ungkap Jarus.
Sementara itu, Satgas Pamtas setelah mendapat informasi ada penemuan amunisi meriam sisa konfrontasi RI-Malaysia tahun 1962 silam langsung mendatangi lokasi penemuan tersebut bersama beberapa warga Dusun Peripin untuk melakukan evakuasi agar amunisi tersebut tidak disalahgunakan.
"Kami langsung mendatangi lokasi penemuan amunisi meriam itu, untuk mencegah jangan sampai diutak-atik warga karena kuat dugaan masih aktif meski pun sudah berusia sekitar 57 tahun," kata Anggota Satgas Pamtas, Letu CHK Budi Rudi.
Menurut dia, daya ledak dari amunisi meriam ini tergolong tinggi, sekitar 100 meter dari titik ledak daya hancurnya. "Beruntung temuan itu langsung dilaporkan oleh warga dan tidak diutak-atik," ujarnya.
Ia juga mengingatkan kepada warga agar berhati-hati ketika menemukan barang asing, seperti amunisi meriam tersebut, karena jika salah penanganannya, maka bisa meledak.
Secara historis Entikong dan Sekayam merupakan basis pertahanan TNI ketika kontak senjata masa konfrontasi sehingga kuat dugaan amunisi meriam itu sisa masa konfrontasi yang ditembakkan namun tidak meledak.
"Tidak menutup kemungkinan masih banyak sisa amunisi sejenis di hutan belantara yang belum ditemukan," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga menemukan dua pucuk senjata api laras panjang yang terkubur di dalam tanah di areal kolam warga
Baca SelengkapnyaPersenjataan berat ini datang bersamaan bersama pasukan lainnya ke daerah Bengkulu Selatan mulai dari truk hingga senjata.
Baca SelengkapnyaSenjata api tersebut berjenis Steyer tipe 1901 dan amunisi tajam kaliber 5,56 mm.
Baca SelengkapnyaSaksi menemukan tiga buah tabung tersebut saat melakukan aktifitasnya sebagai operator excavator yang bekerja di lokasi tersebut.
Baca SelengkapnyaBom jenis aircraft tak sengaja ditemukan warga saat bekerja
Baca SelengkapnyaMenurut Panglima TNI, amunisi itu memiliki masa berlaku maksimal 10 tahun sebelum disposal (dibuang) dan diledakkan.
Baca SelengkapnyaLebih kurang terdapat 160 ribu jenis munisi maupun bahan peledak yang ada di gudang itu.
Baca SelengkapnyaSejumlah benda diduga bom rakitan tersebut akhirnya diamankan tim Gegana Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama Unit Inafis Polres Poso.
Baca SelengkapnyaBarang bukti tersebut diamankan serta dibawa oleh Tim Gegana Polda Metro Jaya
Baca SelengkapnyaPanglima TNI mengatakan, ada 65 ton amunisi kedaluwarsa di gudang amunisi milik Kodam Jaya yang meledak hingga menyabkan kebakaran.
Baca SelengkapnyaMulanya muncul asap dan percikan api di gudang nomor enam yang berisi amunisi kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaDiduga masih banyak lagi amunisi yang masih tersimpan di bangkai kapal perang.
Baca Selengkapnya