Warga Garut Mulai Kesulitan Pasokan Oksigen di Tempat Pengisian Tabung
Merdeka.com - Kondisi ketersediaan pengisian tabung oksigen di Kabupaten Garut saat ini betul-betul mengalami kelangkaan. Warga menyebut bahwa mereka cukup kesulitan untuk mendapatkannya, baik melalui pengusaha maupun apotek.
Salah seorang warga, Wahyudi (45) menyebut bahwa pihaknya sudah beberapa hari mencari oksigen di tempat pengisian untuk kebutuhan usahanya berjualan ikan. Hingga saat ini, ia mengaku belum bisa mendapatkan oksigen tersebut.
"Memang cukup sulit untuk bisa mendapatkan oksigen sekarang. Mungkin memang banyak yang membutuhkan untuk pasien covid-19, karena kalau biasanya banyak. Sekarang, pengusaha oksigen menyebut pasokan berkurang tapi kebutuhan untuk Garut memang tinggi," sebutnya, Senin (5/7).
-
Bagaimana Ibu Hartini mendapatkan air di warung? Setiap hari anaknya mengantarkan air ke warung itu.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan air bersih? Dampak bencana kekeringan rupanya sangat dirasakan warga di Dusun Bisang. Di sana lahan-lahan kering kerontang. Sumur-sumur warga mengering. Satu-satunya sumber mata air berada di atas bukit. Warga berbondong-bondong untuk mengambil air dari sana.
-
Bagaimana warga kampung terisolir mendapatkan air bersih? Sementara itu, mata air yang digunakan oleh warga setempat untuk keperluan air bersih jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan itu. Tiap hari warga mengambil air dari mata air itu.
-
Gimana warga Banyumas dapat air? Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Bagaimana Prabowo mencari sumber air bersih di Desa Pamabulan? 'Jadi kita bersyukur bahwa di Universitas Pertahanan ada ahli-ahli pakar-pakar yang mempelajari bagaimana mencari air. Jadi untuk ngebor itu tidak murah, sekali bor itu ratusan juta rupiah. Jadi kalau ngebor kosong, berarti hilang ratusan juta rupiah,' kata Prabowo.
Warga lainnya, Munandar (33) mengatakan bahwa kondisi ketersediaan oksigen di tempat pengisian di Garut saat ini menurutnya sangat terbatas sekali. Untuk mendapatkan oksigen satu tabung kecil saja, ia harus mencari ke beberapa pemasok yang ada di Kabupaten Garut.
Kalau di pemasok terdapat persediaan, maka kemungkinan besar ia harus antre dengan warga lainnya. "Kalau di apotek-apotek yang biasa menjual saya sudah papay (didatangi satu-satu), rata-rata kosong semua," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Rita Sobariah mengklaim bahwa persediaan oksigen untuk pasien Covid-19 masih stabil. Hingga saat ini, persediaan oksigen masih terbilang cukup, namun perputaran kebutuhan oksigen sangat cepat.
Walau begitu, Rita mengungkapkan bahwa pihaknya mulai menerima laporan kekurangan oksigen karena berkurangnya suplai dari distributor akibat dari sulitnya bahan baku yang mulai langka. "Kami sudah mengambil dari Garut sampai ke Cianjur. Tapi sama, karena semua daerah kesulitan," ungkapnya.
Untuk mengatasi kekurangan oksigen itu, Rita mengaku akan mencoba merujuk pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen ke RSUD dr Slamet karena di sana ada penampungan oksigen terpusat. "Kalau nanti pasien di luar RSUD butuh oksigen, bisa dirujuk ke sana," ucapnya.
Direktur RSUD dr Slamet Garut, Husodo Dewo Adi membenarkan bahwa pihaknya memang memiliki penampungan oksigen terpusat. Setidaknya, pihaknya memiliki dua tangki penampungan oksigen yang cukup melayani pasien Covid-19 selama beberapa pekan ke depan.
Husodo menyebut bahwa selama ini di tempatnya tidak sampai kekurangan oksigen, namun pihaknya akan meminta pihak ketiga agar tetap menyuplai oksigen ke tempatnya untuk kebutuhan pasien. "Jangan sampai berhenti," sebutnya.
Walau begitu, menurut Husodo, pihaknya sudah menerima kabar adanya keterbatasan persediaan oksigen sehingga harus bersiap mencari alternatif untuk memenuhinya. Walau begitu, ia mengaku sudah meminta agar pasokan ke Garut jangan sampai dilewatkan.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca SelengkapnyaKelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg terjadi di Bali. Polisi dan Pertamina menyatakan, kondisi itu terjadi di tingkat pengecer.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.
Baca SelengkapnyaKrisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Prigi di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang membuat sumur mereka mengering.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaPendistribusian air bersih ini, lanjut Twedi, dilakukan atas laporan warga Cibarusah yang kesulitan mendapatkan air bersih di saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaSaat ini sebagian warga mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBantuan 40 ribu liter air bersih yang dibagikan kepada ratusan warga itu langsung habis dalam waktu satu jam.
Baca Selengkapnya