Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga Garut Terima Bantuan Pangan Busuk dan Tak Layak Konsumsi dari Pemerintah

Warga Garut Terima Bantuan Pangan Busuk dan Tak Layak Konsumsi dari Pemerintah Warga Garut menunjukan sayuran dan tempe yang berkualitas buruk. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah warga Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut mengeluhkan kualitas Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari pemerintah pusat. Bantuan yang diterima warga busuk sehingga warga terpaksa membuangnya karena tidak layak konsumsi.

"Bantuan itu baru tadi diterima, setelah dibagikan, warga datang ke rumah mengeluhkan kondisi barang yang busuk," kata Ketua RW 10 Desa Sukasenang di Garut dilansir Antara, Jumat (17/4).

Dia menuturkan, bahan pangan yang diterima masyarakat terdiri atas telur ayam, daging ayam, sayuran dan buah-buahan. Namun bahan pangan itu kondisinya banyak yang busuk. Bahkan daging ayam juga tercium bau yang tidak sedap.

Orang lain juga bertanya?

"Sejumlah barang seperti buah salak, sayuran berupa wortel kondisinya busuk, daging yang dibagikan juga sudah bau," kata Enjang.

Menurut dia, bahan pangan program BPNT itu dibagikan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bundes) Sukasenang dengan jenis barang berupa 10 butir telur ayam, satu bungkus tempe, wortel, kentang dan salak masing-masing setengah kilogram, kemudian satu kilogram daging ayam.

Barang yang diterima itu sebagian sudah busuk sehingga warga terpaksa membuangnya karena dinilai tidak sehat jika dikonsumsi.

"Kalau diuangkan tidak akan sampai Rp100 ribu karena sekarang harga-harga sedang murah, besok (Sabtu) katanya mau dibagikan juga beras 10 kilogram, dan pasti yang kualitasnya biasa saja. Padahal BPNT ini alokasinya Rp200 ribu per orang," ujarnya.

Dia berharap kondisi pandemi Covid-19 ini mendapatkan perhatian asupan gizi yang berkualitas bagi masyarakat kurang mampu agar kesehatan dan asupan gizinya tetap terjaga dengan baik.

"Masyarakat membutuhkan asupan gizi yang cukup dan baik, apalagi di tengah kondisi ekonomi sulit karena corona seperti ini," katanya.

Menanggapi masalah ini, Sekretaris Desa Sukasenang, Dani Annida menyatakan barang yang busuk itu dapat dikembalikan lagi. Petugas Bumdes mensortir secara teliti sebelum dibagikan kepada warga, namun kenyataannya masih ada produk yang busuk.

"Ternyata masih ada yang busuk yang dibagikan ke warga, tadi sudah meminta agar ditukarkan, tapi ternyata sudah dibuang," tandas Dani.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Garut Keluhkan Sebagian BLT Dikonversi Jadi Bahan Pokok
Warga Garut Keluhkan Sebagian BLT Dikonversi Jadi Bahan Pokok

Program BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.

Baca Selengkapnya
Bantuan Perlengkapan Balita Korban Banjir di Tangsel Kedaluwarsa, Dinsos Akui Lalai
Bantuan Perlengkapan Balita Korban Banjir di Tangsel Kedaluwarsa, Dinsos Akui Lalai

Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan mengakui tidak teliti dalam pemberian paket bantuan bagi masyarakat korban banjir.

Baca Selengkapnya
Parah! Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Terima Bantuan Kedaluwarsa dari BNPB
Parah! Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Terima Bantuan Kedaluwarsa dari BNPB

Namun kekecewaan masyarakat muncul ketika bantuan yang mereka terima ternyata barang-barang yang sudah kedaluwarsa.

Baca Selengkapnya
Bulog Kirim 40 Ton Beras Pengganti ke Riau, Ini Penyebabnya
Bulog Kirim 40 Ton Beras Pengganti ke Riau, Ini Penyebabnya

Beras akan disalurkan ke beberapa desa di Kepulauan Meranti, Riau.

Baca Selengkapnya
Sampah Menumpuk di Pasar Kutabumi Bikin Warga Jengkel, Tak Diangkut Karena Dinas Kebersihan Diperiksa Polisi
Sampah Menumpuk di Pasar Kutabumi Bikin Warga Jengkel, Tak Diangkut Karena Dinas Kebersihan Diperiksa Polisi

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang berjanji sasmpah segera diangkut besok.

Baca Selengkapnya
Air Mata dan Sekarung Pakaian Warga Aceh untuk Pengungsi Rohingya
Air Mata dan Sekarung Pakaian Warga Aceh untuk Pengungsi Rohingya

Pengungsi Rohingya tersebut sebelumnya ditolak ditampung sementara di sejumlah tempat.

Baca Selengkapnya
Heboh Panti Asuhan di Musi Banyuasin Diprank Donatur, Anak-Anak Nangis Makanan Dibawa lagi
Heboh Panti Asuhan di Musi Banyuasin Diprank Donatur, Anak-Anak Nangis Makanan Dibawa lagi

Panti asuhan di Musi Banyuasin menjadi korban prank donator saat memberikan bantuan makanan ringan.

Baca Selengkapnya
50 Warga Jember Diduga Keracunan Makanan Takjil, Ada yang Dirawat Beralaskan Tikar
50 Warga Jember Diduga Keracunan Makanan Takjil, Ada yang Dirawat Beralaskan Tikar

Kepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.

Baca Selengkapnya
Vendor Diputus Kontrak Usai Beri Menu Tahu dan Kuah Sayur untuk Cegah Stunting di Depok
Vendor Diputus Kontrak Usai Beri Menu Tahu dan Kuah Sayur untuk Cegah Stunting di Depok

vendor penyedia menu pemberian makanan tambahan (PMT) tak sesuai ketentuan diputus kontraknya

Baca Selengkapnya
42 Balita Keracunan Usai Makan Bubur Program Stunting di Majene, Begini Penjelasan Dinkes Sulbar
42 Balita Keracunan Usai Makan Bubur Program Stunting di Majene, Begini Penjelasan Dinkes Sulbar

Program tersebut digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui DPPKB Majene di Kantor Kecamatan Pamboang, Senin (6/5).

Baca Selengkapnya
Usai Hadiri Hajatan, 109 Orang Alami Keracunan di Desa Sekarwangi Sukabumi
Usai Hadiri Hajatan, 109 Orang Alami Keracunan di Desa Sekarwangi Sukabumi

Hondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.

Baca Selengkapnya
Ombudsman Duga Ada Penyalahgunaan Beras SPHP, Harusnya untuk Masyarakat Miskin Malah Dikemas Ulang Jadi Beras Komersial
Ombudsman Duga Ada Penyalahgunaan Beras SPHP, Harusnya untuk Masyarakat Miskin Malah Dikemas Ulang Jadi Beras Komersial

Beras SPHP merupakan program pemerintah yang digulirkan melalui Perum Bulog sejak 2023 untuk menjaga stabilitas pasokan beras di pasaran.

Baca Selengkapnya