Warga Pidie Jaya takut tidur dalam rumah
Merdeka.com - Pasca gempa berkekuatan 6,5 SR di Aceh, warga Pidie Jaya tidak berani tidur di dalam rumah. Mereka takut kembali terjadi gempa susulan. Bahkan dalam sehari kemarin tercatat sudah 27 kali gempa susulan.
Warga Pulo U, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Muslahuddin Daud mengatakan, ada 3 desa di Mukim Beuriweuh yaitu Pulo U, Kudrang dan Pohroh memilih tidur di teras rumah. Bahkan ada juga yang mendirikan posko di badan jalan tempat menginap malam ini.
"Semalam hampir seluruh warga tidak berani tidur dalam kamar tidur, sebagian besar menggunakan teras rumah, balai pengajian dan meunasah," kata Muslahuddin Daud via telepon genggamnya, Kamis (8/12).
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Siapa yang terdampak udara buruk? Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Dia menyebut kurang lebih ada 300 kepala keluarga yang membangun tenda darurat dan tak berani tidur di rumah. Kondisi saat malam gelap gulita karena sarana penerangan dipadamkan. Sedangkan untuk logistik, warga masih swadaya.
"Kalau ada yang berkenan menyalurkan bantuan kami sangat berterimakasih. Untuk penerangan kami kumpulkan uang untuk beli generator," tukasnya.
Gempa susulan masih terjadi semalam. Gempa terakhir dari laporan BMKG terjadi pukul 23.03 Wib dengan kekuatan 5.0 SR, dengan pusat gempa 32 km Timur Laut Kabupaten Aceh Besar, kedalaman 10 Km.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka membangun tenda darurat tersebut karena wilayah pemukiman mereka kerap dilanda banjir hingga ketinggian 1,5 meter.
Baca SelengkapnyaSebanyak 35 unit mobil pemadam kebakaran telah dikerahkan ke lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaSebanyak 400 hangus terbakar dan 1.000 orang dilaporkan mengungsi imbas kebakaran di Penjaringan.
Baca SelengkapnyaHeru berkeliling posko sembari melihat dan menyapa warga. Sesekali warga nampak menyampaikan keluh kesahnya ke Heru Budi.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaPenyebab kebakaran berasal dari korsleting saat pengisian daya ponsel salah satu rumah warga.
Baca Selengkapnya