Warga pinggir rel Medan tuntut relokasi sebelum digusur
Merdeka.com - Ratusan warga tinggal di pinggiran rel kawasan Jalan Gaharu, Medan, Senin (14/3), kembali berunjuk rasa menentang rencana penggusuran lahan dilakukan PT Kerata Api Indonesia. Mereka terus menuntut dipindahkan ke lokasi baru jika penggusuran jadi dilakukan.
Unjuk rasa berlangsung dengan cara berjalan kaki dari Jalan Gaharu menuju Bundaran Majestik, lalu berhenti di kantor Wali Kota Medan, Jalan Raden Saleh. Di tempat ini, mereka berorasi dan menyampaikan tuntutannya kepada Pemkot Medan.
Seperti sebelumnya, demo kali ini masih dilakukan FK MPR (Forum Komunitas Masyarakat Pinggir Rel). Demo tetap melibatkan puluhan siswa sekolah mengenakan seragam sekolah. Salah seorang di antaranya bahkan sempat membacakan puisi bertema protes atas ketidakadilan yang mereka alami.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Apa yang diminta oleh Batu Punden Keramat agar bisa dipindahkan? 'Batu itu tidak bisa terangkat, tetapi sesepuh mendapatkan wisik batu bisa diangkat dan dilestarikan dengan syarat bisa diangkat pada hari Jumat Kliwon,' kata Priyono. Pada masanya, kawasan Solo, Sukoharjo, dan sekitarnya memiliki banyak penari ledek. Namun sang batu mensyaratkan seorang penari ledek bernama Nyai Sandung. Konon apabila berhasil dipindahkan, punden tersebut bakal memberikan keamanan dan kesejahteraan untuk semua warga. Hal ini sesuai dengan ucapan ilham yang didengar sesepuh desa waktu itu.'Nek gelem ngopeni aku, ngerawat aku, aku sanggup gawe aman lan sejahtera warga,' begitulah suara bisikan itu.
-
Bagaimana cara warga memindahkan rumah? Secara kompak, warga memindahkan rumah dari Kampung Wates ke kampung lain dan akan berkumpul untuk memakan makanan tradisional secara bersama-sama di lokasi pemindahan.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
Ketua FK MPR Kota Medan, Jhoni Naibaho mengatakan, mereka menuntut Pemkot Medan merelokasi masyarakat tinggal di pinggir rel. "Kebijakan ini harus dibuat secara tertulis dan di atas materai," kata Jhoni.
Selain itu, FK-MPR juga mengutuk keterlibatan aparat negara yang mengintimidasi masyarakat. "Kami juga menuntut tindakan konkret DPRD Kota Medan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat," sambung Jhoni.
Pengunjuk rasa ditemui Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution. Dia menyatakan Pemkot Medan sudah menyiapkan rusunawa di Jalan Kayu Putih bagi warga yang rumahnya digusur.
"Silakan mendaftar dan berkoordinasi dengan PD Pembangunan," kata Akhyar.
Pengunjuk rasa sempat melempari aparat Satpol PP berjaga di sana dengan air mineral dalam kemasan. Massa juga sempat memblokade jalan.
Para pengunjuk rasa ini merupakan bagian dari masyarakat tinggal di pinggir rel di Kota Medan. Mereka terancam digusur menyusul penertiban dilakukan PT KAI. Langkah BUMN ini dilakukan terkait pembangunan jalur ganda Medan-Kualanamu dan revitalisasi jalur lainnya. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaPutu menyampaikan, kepolisian akan memastikan agar proses relokasi dilakukan dengan adil dan transparan.
Baca SelengkapnyaMerasa tidak adil, warga di Jalan Juanda Kota Medan menolak dan menggugat pembangunan underpass.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca Selengkapnya"Mereka mau direlokasi tapi tuntutan mereka minta dipenuhi juga," ujar Maulana.
Baca SelengkapnyaRencana relokasi warga di kolong Jembatan Pakin sudah dibahas bersama Menteri Perumahan, Menteri Sosial, dan Menteri Dalam Negeri.
Baca SelengkapnyaInsiden kericuhan sempat terjadi di Teras Malioboro 2 yang berada di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (13/7) malam.
Baca SelengkapnyaRibuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Baca SelengkapnyaMereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.
Baca SelengkapnyaSejak awal sebenarnya telah dicapai kesepakatan bahwa Teras Malioboro II hanya ditempati selama dua tahun
Baca SelengkapnyaJokowi sudah menyimpan data penduduk yang bersedia direlokasi.
Baca Selengkapnya