Warga protes KAI tutup Stasiun Telawa Boyolali
Merdeka.com - Penutupan Stasiun Telawa, Kecamatan Juwangi, Boyolali, Jawa Tengah oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) awal 2013 lalu, membuat warga Boyolali utara kesulitan jika akan bepergian ke Jakarta atau kota lainnya. Mereka sangat menggantungkan keberadaan stasiun tersebut, sebagai satu-satunya sarana transportasi yang mudah dan murah.
Sejumlah warga yang tinggal di wilayah Boyolali utara, seperti di Kecamatan Juwangi, Karanggede, Kemusu dan Kecamatan Miri saat ditemui wartawan menginginkan agar Stasiun Telawa, bisa dioperasikan kembali. Pasalnya keberadaan stasiun itu sangat vital bagi warga yang akan berpergian ke luar kota.
"Kami mohon PT KAI bisa membuka lagi stasiun ini. Kami bingung kalau mau ke Jakarta atau Surabaya. Harus ke Solo atau Semarang dulu. Jaraknya kan jauh dari sini," ujar Slamet Riyanto (46) warga Karanggede di Boyolali, Rabu (21/5).
-
Kenapa Stasiun Kalipucang ditutup? Adapun Stasiun Kalipucang diketahui terakhir beroperasi pada 1 Februari 1982 silam. Ketika itu Jawatan Kereta Api Indonesia terpaksa menutupnya dan menonaktifkan jalur Kalipucang, lantaran sepinya pengguna kereta api.Usut punya usut, kemajuan transportasi darat berupa mobil dan bus umum menjadi biangnya.
-
Mengapa perlintasan penumpang di Stasiun Manggarai ditutup? 'Perlintasan penumpang yang ada saat ini masih sebidang dengan jalur kereta api, hal ini dapat membahayakan keselamatan pengguna di area stasiun saat melintas jalur kereta api dan keselamatan pengguna selama proses kontruksi pembangunan Stasiun Manggarai.' jelas Asdo.
-
Kenapa Stasiun Gemawang dirobohkan? Karena rusak, bangunan stasiun ikut dirobohkan.
-
Kenapa pelayanan di Stasiun Tawang dialihkan? Sementara itu, dampak banjir yang belum surut di Stasiun Tawang pelayanan keberangkatan awal kereta dari Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dialihkan ke Stasiun Semarang Poncol sesuai dengan jadwal yang tertera pada tiket.
-
Apa yang terjadi pada bangunan stasiun? Karena rusak, bangunan stasiun ikut dirobohkan.
-
Kenapa Stasiun Semarang Gudang berhenti beroperasi? Namun aktivitas tersebut mengalami penurunan sejak tahun 2006. Stasiun Semarang Gudang akhirnya berhenti beroperasi. Para karyawan yang sebelumnya bekerja di stasiun tersebut kemudian dipindahkan bertugas di stasiun lain. “Dulu ada hampir 100 pegawai yang bekerja di sini. Karena waktu itu PT KAI minta kenaikan tarif tapi tidak disetujui Bu Sri, akhirnya aktivitas berhenti,“ kata Karjono, mantan pengawas kereta Stasiun Kemidjen.
Ungkapan senada disampaikan Endang warga Dologan, Kecamatan Karanggede. Dirinya menyayangkan penutupan Stasiun Telawa yang dinilai tanpa mempertimbangkan kepentingan warga sekitar.
"Kami enggak habis pikir kenapa stasiun ini ditutup. Padahal penumpang dari sini kan banayak. Apalagi saat lebaran, banyak yang mudik menggunakan kereta ekonomi dan turun di sini. Kami minta PT KAI untuk membuka kembali stasiun ini," tegas Endang.
"Saya dulu sering bolak balik ke Jakarta lewat Stasiun Telawa. Kalau sekarang bingung mau naik apa. Naik bis mahal sekali, gaji saya enggak cukup. Mbok ya dibuka lagi. Kasihan masyarakat kecil kalau begini," imbuh Sukarno, warga desa Ngawen Juwangi.
Sementara itu menurut informasi beberapa warga sekitar, jumlah penumpang yang naik dan turun di Stasiun Telawa cukup signifikan. Karena sebagian besar warga Boyolali utara mengadu nasib di
Ibu Kota.
Dengan pengoperasian kembali stasiun itu, para pemudik tidak perlu turun di Semarang atau Stasiun Jebres Solo. Lantaran Jarak stasiun Telawa ke dua kota tersebut relatif jauh. Selain itu fasilitas yang ada di stasiun itu dinilai masih memadai untuk digunakan kembali sebagai stasiun pemberhentian atau untuk menaikkan penumpang.
Dihubungi terpisah, Manager Humas PT KAI Daerah Operasi IV Semarang, Eko Budianto, mengatakan ada beberapa kendala untuk bisa mengoperasikan kembali stasiun Telawa.
"Banyak faktor yang harus kami pertimbangkan, di antaranya jumlah penumpang. Minimal harus ada 10 penumpang yang naik atau turun di stasiun itu setiap harinya. Sehingga tidak akan merugikan saat kereta berhenti," ujar Eko.
Selain jumlah penumpang, stasiun juga harus steril dari pengasong, agar kenyamanan penumpang tetap terjaga. Pihaknya akan mempertimbangkan usulan warga tersebut.
"Kita akan kaji dalu usulan warga. Mereka juga harus menyampaikannya secara tertulis ke Kementerian Perhubungan," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menjelaskan alasan penutupan Stasiun Karet
Baca SelengkapnyaEmpat perjalanan KA tersebut sedianya berangkat dan menuju Stasiun Tawang Bank Jateng.
Baca SelengkapnyaJoni menjelaskan bahwa dalam satu jam, pengguna commuter line yang masuk ke Stasiun Karet mencapai hampir 2 ribu penumpang.
Baca SelengkapnyaDampaknya banyak pengguna mengaku terlambat masuk kerja di awal pekan ini.
Baca SelengkapnyaKemacetan parah terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaLintas selatan Kroya-Bandung untuk sementara tidak dapat dilalui karena penanganan evakuasi masih berlangsung.
Baca SelengkapnyaPenumpang Menumpuk di Tanah Abang dan Palmerah Imbas Pohon Tumbang
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi Pukul 07.57 WIB, saat melintas dari arah Utara, beberapa ratus meter dekat Stasiun Tanggullangin
Baca SelengkapnyaInformasi ini disampaikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Baca SelengkapnyaCalon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.
Baca SelengkapnyaRencana penutupan Stasiun Karet untuk naik turun penumpang KRL Jabodetabek ini guna mempercepat perjalanan KRL
Baca SelengkapnyaBeberapa hari lalu, KRL Jogja-Solo mengalami gangguan dan mati mesin saat beroperasi. Sempat mati, begini kelanjutan nasib penumpang KRL Jogja-Solo.
Baca Selengkapnya