Warga Rokan Hulu ketakutan banyak buaya lepas terbawa banjir
Merdeka.com - Saat ini musibah banjir yang melanda wilayah Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) masih berlangsung, bahkan menyebabkan akses Jalan Lintas Provinsi (Jalinprov) Sontang-Duri putus. Masyarakat mulai was-was dengan kemunculan hewan Predator Buaya di badan jalan yang masih digenangi air.
"Kami melihat langsung dengan mata kepala sendiri, beberapa ekor buaya dari ukuran kecil hingga sedang dengan berbagai jenis, muncul di kawasan banjir. Kami was-was bukan saja karena banjir kian meluas, namun munculnya buaya juga jadi ancaman," ujar Iyan, warga Desa Sontang, Selasa (16/2).
Banjir yang menggenangi permukiman penduduk dan merusak Jalinprov Riau, juga sempat menggenangi rumah warga di Desa Persiapan Titian Gading, Desa Sontang, Bonai serta desa lainnya di kabupaten Rokan Hulu.
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Warga menduga, hal itu akibat perusahaan seperti PT SGI, PT SSP dan PT GPH milik pengusaha ternama berinisial DH, membangun benteng tinggi di areal perusahaan mereka. Akibatnya, air banjir Sungai Rokan meluap dan akhirnya menggenangi sejumlah desa.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul, berdasarkan data kecamatan, korban banjir di Bonai Darussalam 2633 Kepala Keluarga (KK) dengan 8526 jiwa.
Kepala pelaksanaan Harian (Kalakhar) BPBD Rohul, Aceng Herdiana, menyatakan sejumlah desa yang sempat terancam banjir di antaranya di Desa Tanjung Pauh 63 KK atau 310 jiwa, Kasang Mungkal 276 KK dan 828 jiwa, Kasang Padang 229 KK dan 687 jiwa. Kemudian Desa Bonai 733 KK dan 219 jiwa, Teluk Sono 326 KK dan 1304 jiwa, lalu Desa Sontang 1069 KK dan 3207 jiwa.
Aceng menyatakan, ada empat tenda yang disiapkan untuk menampung warga korban banjir. Sementara, untuk bantuan sembako diakui Aceng baru bantuan sembako dari Bank Indonesia (BI) yang disalurkan.
"Pihak BI langsung mengantarnya ke warga korban banjir di Bonai Darussalam, dan bantuan Disosnakertrans Rohul belum disalurkan. Kini personel BPBD Rohul sudah balik ke Pasir Pangaraian, setelah sepekan mereka bertugas di daerah banjir," kata Aceng.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaMusim hujan yang identik dengan musim kawin buaya.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaKemunculan ular tersebut sontak menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaKampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaWarga mengaku masih mengalami trauma dengan banjir susulan.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca Selengkapnya