Warga Samarinda Kesulitan Cari Vaksin Dosis Kedua, Dinkes Tak Bisa Berbuat Banyak
Merdeka.com - Pemerintah gencar melakukan vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Samarinda, Kalimantan Timur. Di sisi lain, banyak warga daerah itu yang justru kesulitan mendapatkan suntikan dosis kedua.
Kesulitan warga itu banyak beredar di media sosial dalam dua pekan ini. Hal itu juga menjadi pembicaraan di Samarinda.
Salah seorang warga Jalan Gatot Soebroto, Samarinda, Ari (41), mengaku sudah ke sana kemari mencari vaksin dosis kedua. "Saya juga bantu carikan untuk istri saya vaksin Astrazeneca sering kosong. Datang ke faskes (fasilitas kesehatan) kosong. Vaksinasi massal pun tidak ada dosis kedua Astrazeneca," kata Ari kepada merdeka.com, Jumat (8/10).
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Di mana akses terhadap layanan kesehatan tidak merata? Namun, sayangnya tidak semua daerah mendapatkan akses yang memadai terhadap layanan tersebut. Masalah infrastruktur dan jangkauan ke fasilitas kesehatan menjadi kendala, sehingga banyak masyarakat yang tidak dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia.
Ari berharap ada informasi pemberitahuan melalui pesan singkat SMS. "Karena kan waktu dosis pertama, kita register nomor HP juga. Mudah-mudahan ada SMS pemberitahuan dosis kedua, waktu, dan tempatnya," ungkap Ari.
"Iya sama, saya juga belum vaksin dosis lengkap (dosis kedua Astrazeneca). Ke sana kemari cari kosong. Yang ramai sekarang justru vaksin Pfizer dan Sinovac. Itu pun dosis pertama kan?" kata Hamzah (45), warga Jalan PM Noor, Samarinda.
Tidak hanya Astrazeneca, kesulitan dosis kedua juga dialami warga pencari vaksin Sinovac. Mereka terus memantau beragam sumber informasi resmi dan berharap ada pemberitahuan panggilan dosis kedua melalui SMS.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Ismid Kusasih memaparkan, ketersediaan vaksin dosis kedua memang tidak bisa diperkirakan dengan pasti. Menurut dia, distribusi vaksin dari Kemenkes sering tidak sesuai dengan jadwal masyarakat untuk mendapatkannya.
"Itu yang tidak bisa kita perkirakan," ujar Ismid.
"Makanya sekarang kita sendiri pun Dinkes, tidak bisa berbuat banyak. Yang sementara ini bisa kita lakukan kalau ada vaksin dosis keduanya, segera kita suntikkan," ucap Ismid.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lantaran ketiadaan stok obat di RS itu.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDari 45,64 persen tersebut, sebanyak 4,17 persen atau 190 puskesmas di Indonesia tak memiliki dokter.
Baca Selengkapnya