Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga segel tanah dan bangunan kantor Demokrat di Banda Aceh

Warga segel tanah dan bangunan kantor Demokrat di Banda Aceh Warga Aceh protes tanah wakaf dijual. ©2015 merdeka.com/afif

Merdeka.com - Warga Desa Lueng Bata, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh protes dan menyegel tanah wakaf yang diduga dijual tanpa kesepakatan perangkat desa tersebut. Tanah wakaf tersebut saat ini sudah dibangun kantor Partai Demokrat (PD) Provinsi Aceh.

Warga memasang spanduk warna putih bertuliskan 'Tanah Ini Adalah Milik Wakaf Gampong Lueng Bata' di depan kantor tersebut, yang sedang proses pembangunan. Selain itu warga juga memasang pagar kawat sebagai bentuk protes atas penjualan tanah wakaf tersebut.

Tuha Peut (Majelis Permusyawaratan Desa) Lueng Bata, Anisrullah mengaku tanah tersebut mulanya memang sudah dibebaskan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh. Pembebasan tanah ini mulanya diperuntukkan untuk kepentingan umum.

"Tanah wakaf itu sebenarnya tidak boleh diperjualbelikan, tetapi kalau untuk kepentingan umum boleh," kata Anisrullah kepada wartawan, Rabu (13/5).

Penjualan tanah wakaf untuk kepentingan umum, jelasnya, ada syaratnya yaitu boleh dijual dengan cara tukar guling. Kalau bukan kepentingan umum harga yang sesuai dengan standar atau harga normal. Akan tetapi dalam kasus ini, tanah tersebut kemudian dipergunakan bukan untuk kepentingan umum.

Anisrullah meminta Pemkot Banda Aceh harus bertanggung jawab terkait sengketa tanah wakaf tersebut. Karena Anis menduga ada permainan dengan penjualan tanah tersebut, karena tanah itu dijual pada pihak ketiga, bukan untuk kepentingan umum seperti perluasan jalan.

"Harusnya kalau bukan untuk kepentingan umum, tanah seluas 560 meter ini harga Rp 6 juta per meter, bukan hanya Rp 1,2 juta per meter," tukasnya.

Hal yang membuat warga meradang, jelasnya, penjualan tanah wakaf tersebut hanya dilakukan sepihak. Semestinya ada kompromi dengan perangkat desa seperti Badan Azis, Tuha Peut, Kepaka Desa dan tokoh masyarakat yang mengerti tentang tanah itu.

"Pembangunan kantor ini tidak ada koordinasi apapun dengan kami, dulu pernah anak muda pernah tuliskan untuk kembalikan tanah wakaf ini," imbuhnya.

Katanya, aksi penyegelan oleh warga hari ini agar meminta diberikan penjelasan status tanah ini. Apa lagi masyarakat telah lama menunggu hingga delapan bulan administrasi jual-beli tanah tersebut.

Anisrullah memang tidak menampik penjualan tanah ini diketahui camat dan ditandatangani oleh Tgk Imam (sesepuh kampung) sementara atas nama Asnawi MA. Namun Anis mengaku semua transaksi penjualan tanpa sepengetahuan masyarakat setempat.

"Bahkan kami sempat datangi camat dan dijelaskan ini untuk kepentingan umum," imbuhnya.

Sementara itu Tgk Imam yang menandatangani surat perjanjian jual-beli tanah wakaf itu, Tgk Asnawi MA mengatakan tidak mengetahui penjualan tanah ini diperuntukkan untuk pembangunan kantor PD.

"Perjanjian memang rumah sakit, kalau untuk Partai Demokrat saya tidak tau," jelas Asnawi MA.

Lanjutnya, pada saat penjualan melibatkan kepala desa dan camat pada tahun 2012 lalu. "Saya tidak mungkin jual sendiri, lebih besar mereka dengan saya. Karena mereka sudah teken, saya teken juga," ungkapnya.

Asnawi bahkan mengaku setelah penjualan tanah wakaf tersebut tidak sedikit pun menerima uang hasil penjualan tersebut. Harga tanah yang dijual seluas 560 meter ditambah harga bangunan dan tanaman sebesar Rp 728.938.760.

"Uang itu tidak ada sama saya, langsung dialihkan ke pihak lain," tutupnya. (mdk/cob)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kesal Selalu Tak Digubris, Warga Kabupaten Pasaman Geruduk Kantor Gubernur Sumbar Mahyeldi
Kesal Selalu Tak Digubris, Warga Kabupaten Pasaman Geruduk Kantor Gubernur Sumbar Mahyeldi

Pada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.

Baca Selengkapnya
SD Inpres Pajjaiang Makassar Disegel, Ahli Waris Minta Ganti Rugi Rp14 Miliar
SD Inpres Pajjaiang Makassar Disegel, Ahli Waris Minta Ganti Rugi Rp14 Miliar

Pihak ahli waris tetap akan menutup sekolah hingga Pemkot Makassar mengganti rugi lahan tersebut

Baca Selengkapnya
Kesal Gajah Obrak Abrik Kebun Sawit, Masyarakat Tanjabbar Rusak Kantor BKSDA dan FZS Jambi
Kesal Gajah Obrak Abrik Kebun Sawit, Masyarakat Tanjabbar Rusak Kantor BKSDA dan FZS Jambi

Semua anggota BKSDA dan FZS Jambi sudah dievakuasi ke kantor polisi terdekat.

Baca Selengkapnya
Satpol PP dan Tim Pakem Kembali Segel Tempat Ibadah Ahmadiyah di Garut
Satpol PP dan Tim Pakem Kembali Segel Tempat Ibadah Ahmadiyah di Garut

Satpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).

Baca Selengkapnya
FOTO: Tolak Proyek Strategis Nasional, Warga Nagari Air Bangis Geruduk Kemenko Perekonomian
FOTO: Tolak Proyek Strategis Nasional, Warga Nagari Air Bangis Geruduk Kemenko Perekonomian

Warga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.

Baca Selengkapnya
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang

Mereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya
Sengketa Tanah Warga di IKN, Pemerintah Pilih Mengalah atau Menggusur?
Sengketa Tanah Warga di IKN, Pemerintah Pilih Mengalah atau Menggusur?

Pemerintah masih bersengketa dengan warga yang ingin menetap dan enggan meninggalkan wilayah IKN.

Baca Selengkapnya
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan

Budi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir

Baca Selengkapnya
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak "Gubernur Jahat"

Ratusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).

Baca Selengkapnya
Kini Dibuatkan Prasasti, Begini Fakta Sejarah Bedol Desa Warga Terdampak Pembangunan Waduk Sermo Kulon Progo
Kini Dibuatkan Prasasti, Begini Fakta Sejarah Bedol Desa Warga Terdampak Pembangunan Waduk Sermo Kulon Progo

Ribuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Kisah di Balik Tagar 'All Eyes on Papua' yang Menggema di Medsos
Terungkap, Ini Kisah di Balik Tagar 'All Eyes on Papua' yang Menggema di Medsos

Tagar 'All Eyes on Papua' menggema di media sosial setelah 'All Eyes on Rafah' digemakan oleh warganet untuk menyuarakan empati untuk warga Palestina.

Baca Selengkapnya
FOTO: Massa Berbagai Ormas Gelar Aksi Bela Rempang, Spanduk, Poster hingga Mobil Komando Dibawa ke Patung Kuda
FOTO: Massa Berbagai Ormas Gelar Aksi Bela Rempang, Spanduk, Poster hingga Mobil Komando Dibawa ke Patung Kuda

Dalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.

Baca Selengkapnya