Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga Solo anggap dana aspirasi DPR korupsi gaya baru

Warga Solo anggap dana aspirasi DPR korupsi gaya baru Ilustrasi Korupsi. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Upaya Dewan Perwakilan Rakyat untuk meloloskan Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) atau biasa disebut dana aspirasi mendapat kecaman. Sejumlah warga Solo melakukan aksi menolak upaya tersebut.

Dua orang warga bernama Mulyoto (57) dan Slamet Widodo (56) membawa poster bertuliskan 'Dana Aspirasi No Way' dan 'Becik Ketitik Ala Ketoro'. Keduanya berjalan di tengah kerumunan pengunjung CFD, tepatnya di depan Grha Wisata, Sriwedari. Secara bergantian, warga Sumber, Banjarsari dan warga Timuran tersebut menyerukan kepada pengunjung untuk ikut serta menolak dana aspirasi.

"Dana aspirasi ini adalah bentuk korupsi gaya baru yang dilakukan oleh para anggota dewan. Mereka telah digaji menggunakan uang rakyat yang jumlahnya tidak sedikit. Bukannya bekerja untuk menampung serta memperjuangkan aspirasi rakyat, mereka justru akan merampok uang rakyat," tegasnya.

Dana aspirasi, kata dia, hanya akal-akalan anggota dewan saja. Pasalnya mereka bekerja setiap bulannya sudah digaji puluhan juta, belum lagi tunjangan yang lain. Ternyata masih kurang dan minta jatah uang lagi. "Bagaimana tanggung jawab mereka terhadap rakyat," keluhnya.

Menurut Mulyoto, sudah seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak dan tidak menandatangi pengesahan dana aspirasi itu. Karena tidak sesuai dengan rencana pemerataan pembangunan nasional pemerintah.

"Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) DPR selama ini adalah membuat dan mengesahkan peraturan. Bukan mengurusi dan mencampuri kewenangan pemerintah," tegasnya.

Setyanto warga Kwarasan Solo Baru menambahkan, kinerja anggota dewan selama ini belum sesuai dengan tupoksi. "Masih banyak anggota dewan yang mementingkan urusan pribadi dari pada mengurusi rakyat. Saat kampanye mereka berlomba-lomba menarik simpatik rakyat dengan janji-janjinya. Setelah terpilih apa yang dijanjikan itu tidak direalisasikan," pungkasnya.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Said Didu Demo RUU Pilkada Depan MK: Tahun '98 Konstitusi Dikuasai Lembaga Resmi, Sekarang Dikuasai Keluarga
Said Didu Demo RUU Pilkada Depan MK: Tahun '98 Konstitusi Dikuasai Lembaga Resmi, Sekarang Dikuasai Keluarga

Said menegaskan, masyarakat harus bergerak turun ke jalan dan jangan kembali sebelum kedaulatan rakyat berhasil diambil kembali.

Baca Selengkapnya
Ustaz Dasad Blak-blakan Ungkap Derajat Anggota DPR, Penjelasannya Simpel Tapi Dalam Menusuk
Ustaz Dasad Blak-blakan Ungkap Derajat Anggota DPR, Penjelasannya Simpel Tapi Dalam Menusuk

Penceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.

Baca Selengkapnya
Mengenal ‘Uang Perahu’, Mahar Politik Dibutuhkan untuk Jadi Calon Wakil Rakyat
Mengenal ‘Uang Perahu’, Mahar Politik Dibutuhkan untuk Jadi Calon Wakil Rakyat

Ikhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.

Baca Selengkapnya
Bawaslu: Politik Uang Sanksinya Berat, Bisa Dipenjara 72 Bulan
Bawaslu: Politik Uang Sanksinya Berat, Bisa Dipenjara 72 Bulan

Bawaslu DKI Jakarta mengingatkan warga yang kedapatan terlibat politik uang baik menerima maupun memberi bisa dikenakan sanksi pidana

Baca Selengkapnya
Uang Perahu Jelang Pemilu, Apa Itu?
Uang Perahu Jelang Pemilu, Apa Itu?

Uang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.

Baca Selengkapnya
Soroti Kecurangan Pemilu 2024, Civitas Akademika dan Masyarakat Sipil Demo Kantor Gubernur Sumbar
Soroti Kecurangan Pemilu 2024, Civitas Akademika dan Masyarakat Sipil Demo Kantor Gubernur Sumbar

Soroti Kecurangan Pemilu 2024, Civitas Akademika dan Masyarakat Sipil Demo Kantor Gubernur Sumbar

Baca Selengkapnya
FOTO: Kepung Gedung DPR, Pendemo Bawa Poster Gambar Jokowi Hingga Singgung Oligarki
FOTO: Kepung Gedung DPR, Pendemo Bawa Poster Gambar Jokowi Hingga Singgung Oligarki

Pengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Surat Cinta Mahasiswa UGM untuk Pratikno & Ari Dwipayana: Kembalilah Pulang
VIDEO: Surat Cinta Mahasiswa UGM untuk Pratikno & Ari Dwipayana: Kembalilah Pulang

Sejumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Politik UGM menggelar aksi mengajak Pratikno dan Ari Dwipayana untuk kembali 'pulang' ke jalan demokrasi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tuntut Jokowi Dimakzulkan, Pengunjuk Rasa Tolak Pemilu Curang Bakar Ban di Gedung DPR
FOTO: Tuntut Jokowi Dimakzulkan, Pengunjuk Rasa Tolak Pemilu Curang Bakar Ban di Gedung DPR

Massa menolak kecurangan dalam Pemilu 2024 kembali berunjuk rasa di depan Gedung DPR. Unjuk rasa tersebut diwarnai dengan aksi bakar ban.

Baca Selengkapnya
PDIP: Dulu Dukung UU Tapera, Kini Menolak Iuran
PDIP: Dulu Dukung UU Tapera, Kini Menolak Iuran

Hasto menyebut pemerintah semestinya mendengarkan aspirasi rakyat terhadap aturan sebelum diterapkan.

Baca Selengkapnya
Demo Besar Sukses Gagalkan DPR Sahkan RUU Pilkada Disorot Media Internasional, Nama Jokowi & Kaesang Disebut-sebut
Demo Besar Sukses Gagalkan DPR Sahkan RUU Pilkada Disorot Media Internasional, Nama Jokowi & Kaesang Disebut-sebut

Demonstrasi menolak pengesahan RUU Pilkada menjadi undang-undang oleh DPR, Kamis (22/08/2024) kemarin, sukses menarik perhatian dunia internasional.

Baca Selengkapnya
PDIP Sebut Usulan Untuk Legalkan Politik Uang Hanya Sarkasme
PDIP Sebut Usulan Untuk Legalkan Politik Uang Hanya Sarkasme

Hugua dianggap sudah muak dengan praktik suap menyuap yang terjadi di Indonesia

Baca Selengkapnya