Warga Solo anggap dana aspirasi DPR korupsi gaya baru
Merdeka.com - Upaya Dewan Perwakilan Rakyat untuk meloloskan Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) atau biasa disebut dana aspirasi mendapat kecaman. Sejumlah warga Solo melakukan aksi menolak upaya tersebut.
Dua orang warga bernama Mulyoto (57) dan Slamet Widodo (56) membawa poster bertuliskan 'Dana Aspirasi No Way' dan 'Becik Ketitik Ala Ketoro'. Keduanya berjalan di tengah kerumunan pengunjung CFD, tepatnya di depan Grha Wisata, Sriwedari. Secara bergantian, warga Sumber, Banjarsari dan warga Timuran tersebut menyerukan kepada pengunjung untuk ikut serta menolak dana aspirasi.
"Dana aspirasi ini adalah bentuk korupsi gaya baru yang dilakukan oleh para anggota dewan. Mereka telah digaji menggunakan uang rakyat yang jumlahnya tidak sedikit. Bukannya bekerja untuk menampung serta memperjuangkan aspirasi rakyat, mereka justru akan merampok uang rakyat," tegasnya.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Kenapa politik uang merusak demokrasi? Politik uang menghambat partisipasi politik masyarakat. Politik uang dapat membuat masyarakat enggan berpartisipasi dalam politik, karena mereka merasa bahwa suara mereka tidak akan berpengaruh. Hal ini karena mereka merasa sudah terbeli dengan uang politik.
-
Mengapa kampanye uang di Indonesia harus dilarang? Karena itu melarang adanya kampanye uang dan menghindarinya menjadi satu cara untuk memajukan sistem politik Indonesia.
-
Apa tujuan penipu mengatasnamakan DANA? Tujuannya untuk mendapatkan akses ke platform digital dengan cara menipu calon korban untuk membagikan informasi rahasia yang hanya diketahui oleh calon korban untuk dapat mengakses platform digital, seperti informasi PIN dan Kode OTP (One Time Password) yang hanya dikirimkan ke handset calon korban.
-
Kenapa DPR khawatir dengan tindakan polisi? 'Ini berbahaya sekali kalau benar terjadi. Jangan sampai ada jajaran di bawah melakukan intimidasi terhadap siapa pun, apalagi ada kaitannya dengan konteks kepemiluan.'
-
Dimana penipuan DJP terjadi? Modus penipuan tersebut dilakukan dengan berbagai cara seperti phising, spoofing (penyaruan), penipuan mengatasnamakan pejabat/pegawai DJP, dan penipuan rekrutmen pegawai DJP,' kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Dwi Astuti di Jakarta.
Dana aspirasi, kata dia, hanya akal-akalan anggota dewan saja. Pasalnya mereka bekerja setiap bulannya sudah digaji puluhan juta, belum lagi tunjangan yang lain. Ternyata masih kurang dan minta jatah uang lagi. "Bagaimana tanggung jawab mereka terhadap rakyat," keluhnya.
Menurut Mulyoto, sudah seharusnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak dan tidak menandatangi pengesahan dana aspirasi itu. Karena tidak sesuai dengan rencana pemerataan pembangunan nasional pemerintah.
"Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) DPR selama ini adalah membuat dan mengesahkan peraturan. Bukan mengurusi dan mencampuri kewenangan pemerintah," tegasnya.
Setyanto warga Kwarasan Solo Baru menambahkan, kinerja anggota dewan selama ini belum sesuai dengan tupoksi. "Masih banyak anggota dewan yang mementingkan urusan pribadi dari pada mengurusi rakyat. Saat kampanye mereka berlomba-lomba menarik simpatik rakyat dengan janji-janjinya. Setelah terpilih apa yang dijanjikan itu tidak direalisasikan," pungkasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said menegaskan, masyarakat harus bergerak turun ke jalan dan jangan kembali sebelum kedaulatan rakyat berhasil diambil kembali.
Baca SelengkapnyaPenceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI Jakarta mengingatkan warga yang kedapatan terlibat politik uang baik menerima maupun memberi bisa dikenakan sanksi pidana
Baca SelengkapnyaUang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaSoroti Kecurangan Pemilu 2024, Civitas Akademika dan Masyarakat Sipil Demo Kantor Gubernur Sumbar
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaSejumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Politik UGM menggelar aksi mengajak Pratikno dan Ari Dwipayana untuk kembali 'pulang' ke jalan demokrasi.
Baca SelengkapnyaMassa menolak kecurangan dalam Pemilu 2024 kembali berunjuk rasa di depan Gedung DPR. Unjuk rasa tersebut diwarnai dengan aksi bakar ban.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut pemerintah semestinya mendengarkan aspirasi rakyat terhadap aturan sebelum diterapkan.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi menolak pengesahan RUU Pilkada menjadi undang-undang oleh DPR, Kamis (22/08/2024) kemarin, sukses menarik perhatian dunia internasional.
Baca SelengkapnyaHugua dianggap sudah muak dengan praktik suap menyuap yang terjadi di Indonesia
Baca Selengkapnya