Warga terdampak eks lokalisasi Gang Dolly mulai mandiri
Merdeka.com - Warga terdampak eks lokalisasi Dolly Kota Surabaya, yang sebelumnya ikut geliat bisnis prostitusi, kini mulai bisa beraktivitas mandiri dengan berhasil menciptakan produk buatan sendiri. Salah satunya berjualan kue kering, telur asin, deterjen dan sabun cair serba guna.
"Allhamdulillah, usaha pembuatan telur asin saya sudah banyak pelanggan," kata salah satu Warga Putat Jaya II A, Sutik, seperti diberitakan Antara, Selasa (15/7), sembari memamerkan keberhasilannya di kantor Humas Pemkot Surabaya.
Sutik mengaku, sebelumnya sering menggantungkan penghasilan dari berjualan kopi di warungnya. Namun setelah Dolly ditutup pemerintah, Sutik ikut pelatihan usaha yang digelar Pemkot. Setelah selesai pelatihan, Sutik usaha pembuatan telur asin dan dalam waktu tidak terlalu lama, bisnisnya itu telah berkembang.
-
Apa hasil produksi perajin gula semut di Dusun Semen? Produk gula semut yang dihasilkan para perajin gula di Dusun Semen merupakan salah satu produk yang diekspor ke luar negeri.
-
Bagaimana cara pelacur mendapat penghasilan? …Jika wanita mengiringkan seorang gadis dan mengantarkannya ke rumah seorang pemuda, atau jika ada wanita memberi tempat untuk pertemuan yang tidak senonoh antara seorang pemuda dan seorang gadis, karena mendapat upah dari pemuda dan gadis itu, kedua wanita baik yang mengantarkan gadis maupun yang menyediakan tempat itu dikenakan denda 4000 oleh raja yang berkuasa sebagai penghapus kesalahannya…
-
Bagaimana cara perajin tusuk sate memenuhi permintaan? Bahkan perajin harus lembur produksi untuk memenuhi tingginya permintaan tusuk sate. Proses produksi yang semula hanya sampai pukul 4 sore, kini harus dilembur hingga pukul 8 malam.
-
Kenapa pedagang takjil senang berjualan? Cuan yang dikantongi dari berdagang Takjil menggiurkan lho ..
-
Bagaimana pencuri ayam menjual hasil curiannya? Ia kemudian menjual hewan curiannya dengan harga Rp150 ribu.
-
Kenapa Jelita jualan gorengan? Jelita harus berjualan gorengan untuk bantu orang tuanya.
Sutik sendiri, kini sudah berhasil memasarkan telur asinnya ke sejumlah warung di dekat rumahnya. Ibu empat anak ini juga menerima order pesanan telur asin di rumahnya.
"Alhamdulillah sekarang sudah ada 30 toko yang jadi pelanggan telur asin bikinan saya. Kalau bikin 1.000 telur, untungnya bisa Rp 700 ribu. Kalau dulu jualan kopi tidak tentu, kadang hasilnya lumayan kadang kecil. Dan yang jelas, kalau jualan kopi kan hampir 24 jam. Sementara kalau jualan telur asin ada waktu istirahatnya," jelas Sutik.
Hal sama juga diungkapkan warga lainnya Tutik. Tutik yang dulunya berprofesi sebagai penjual gorengan dan operator cafe di kawasan Jarak, kini mulai mantap beralih profesi sebagai pembuat kue kering.
Setelah mengikuti pelatihan yang digelar Taman Bacaan Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya, Tutik kini sudah bisa membuat beberapa kue seperti putri salju, nastar dan kastengel.
Tutik mengaku, sudah berhasil menjajakan 50 toples kue buatannya. Dulu, sewaktu menjadi operator cafe, dia harus bekerja dari mulai pukul 22.00 hingga pukul 01.00 WIB tetapi hasilnya tidak menentu.
"Ini saya masih pakai modal sendiri. Besarannya tidak banyak. Semoga nanti ada bantuan modal dari Pemkot Surabaya sehingga usaha pembuatan kue saya ini bisa lebih besar. Saya juga berharap dibantu pemasaran," ujar ibu tiga anak ini.
Sedangkan Suryono (45), warga RW 12 Putat Jaya C yang sebelumnya membantu kakaknya berjualan nasi, mengaku penutupan lokalisasi Dolly membuat pendapatan dari usaha warung nasinya tidak seperti sebelumnya.
Suryono kemudian tertarik untuk mengikuti pelatihan pembuatan produk rumah tangga seperti sabun cair, karbol dan softener yang digelar oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB).
Kini, lanjut dia, bapak dua anak ini sudah bisa memproduksi sendiri. Bahkan, sejak dua minggu lalu, produk buatannya seperti sabun cair serba guna, karbol dan shampo cuci motor yang diberi merk "Delta 5", diminati banyak warga di sana.
"Produk buatan saya ini ramah lingkungan. Jadi tidak bahaya. Kapan hari pas ada bazaar di Dolly saya pasarkan dan Allhamdulillah banyak yang berminat. Tetangga saya juga mulai tertarik untuk belajar membuat produk seperti ini," kata Suryono.
Perwakilan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) KB Kota Surabaya, Anto Handiono mengatakan, sejak mulai 2010 hingga 2013, pihaknya sudah melakukan pelatihan di 31 kecamatan dan sudah ada 49.470 orang yang sudah dilatih.
Untuk 2014, lanjut dia, khusus di Kecamatan Sawahan, Bapemas KB sudah melatih 1067 orang. Sedangkan khusus untuk Kelurahan Putat Jaya, sejak Februari lalu sudah ada 395 orang diberi pelatihan yang terdiri dari 19 kelas.
"Pelatihannya itu berbasis permintaan masyarakat. Dan yang diminati masyarakat di Putat Jaya adalah pelatihan makanan olahan, kue basah, kue kering, dan produk rumah tangga. Kelompok swadaya yang telah dibentuk dalam pelatihan, kini mulai merintis usaha," ujarnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat bingung hendak bekerja apa, kini Sutina jadi jutawan dari bisnis telur asin yang ia mulai kecil-kecilan
Baca SelengkapnyaTelur asin yang berasal dari Desa Sujung, Kabupaten Serang telah lama menjadi primadona.
Baca SelengkapnyaKarena dikelola dengan baik, bisnis tersebut terus berkembang hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Genteng Wetan Kabupaten Banyuwangi ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan yang bersih bisa mendatangkan cuan
Baca SelengkapnyaMenariknya, pembeli menikmati sajian ayam ingkung di teras rumah layaknya makan di kediamannya sendiri
Baca SelengkapnyaIa berhasil membeli tanah, membangun rumah, hingga membeli mobil
Baca SelengkapnyaSetiap peternak bisa mengantongi Rp3,75 juta per dua pekan dari hasil menjual susu kambing, belum termasuk keuntungan jika kambing melahirkan
Baca SelengkapnyaSebagai lulusan SD yang sebelumnya bekerja serabutan sebagai tukang bangunan dan pekerja mebel.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha ayam kremes asal Klaten menceritakan kisahnya membangun usahanya dari nol sampai sukses.
Baca SelengkapnyaKata-kata pepatah yang berbunyi “kehidupan seperti roda sedang berputar” menggambarkan kehidupan Yati.
Baca SelengkapnyaSobirin yang masih awam dan belum tahu betul karakter puyuh kembali menelan kegagalan karena 1.000 ekor puyuh yang baru dibelinya mati.
Baca SelengkapnyaJika biasanya peternakan ayam identik dengan bau tak sedap, hal ini tidak terjadi pada peternakan ayam milik Agus.
Baca Selengkapnya