Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warga usir sekitar 700 orang eks Gafatar di Mempawah Kalbar

Warga usir sekitar 700 orang eks Gafatar di Mempawah Kalbar Warga usir eks Gafatar. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Warga Mempawah, Kalimantan Barat, dibikin gerah dengan keberadaan permukiman baru warga eks ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), di wilayah mereka. Sekitar 700 orang warga eks ormas Gafatar, Sabtu (16/1) dini hari, diminta angkat kaki meninggalkan Mempawah dalam 3x24 jam.

Ratusan warga mendatangi permukiman warga eks Gafatar di Desa Antibar dan Desa Suap, Kabupaten Mempawah. Kedua desa itu menjadi tempat bermukim dalam beberapa bulan terakhir, oleh warga asal Jawa Tengah dan Yogyakarta. Keberadaan mereka dinilai warga meresahkan, lantaran paham Gafatar yang menyimpang terus terkuak. Dengan begitu, dikhawatirkan dapat menanamkan paham menyimpang itu kepada warga lainnya di luar permukiman secara perlahan-lahan.

"Masyarakat Mempawah, menghendaki eks Gafatar, tidak berada di lahan Mempawah. Sampai saat ini, kami tidak melihat warga eks Gafatar ini, direhabilitasi dan memastikan sudah tidak ada kaitan lagi dengan Gafatar," kata salah seorang warga Mempawah, Najib, kepada wartawan, Sabtu (16/1).

Orang lain juga bertanya?

Dalam aksinya, warga memang tidak menemukan atribut Gafatar di lokasi permukiman seluas 43 hektare itu. Namun ketiadaan bangunan tempat ibadah, membuat warga yakin, permukiman itu masih berpaham terlarang Gafatar.

Perwakilan warga eks Gafatar, Aji, angkat suara. Dia dan warga lainnya bersedia angkat kaki dari Mempawah, namun memerlukan waktu 3 hari ke depan. Mengingat banyaknya anak-anak dan orangtua.

"Kami siap meninggalkan permukiman, kami membutuhkan waktu. Kami juga tidak dapat memahami tuntutan dari masyarakat ini," kata Aji.

Dalam kesempatan itu, warga juga menilai faham Gafatar yang berkeinginan kuat mengelola lahan tidur menjadi areal pertanian, terkesan eksklusif. Sebab, areal pertanian yang tersedia, dilengkapi pos jaga keamanan dan portal dan juga jaringan pengairan. Selain itu, permukiman tersebut juga telah memiliki jaringan listrik. Sehingga hampir dipastikan, memerlukan dana yang tidak sedikit untuk membangun semua fasilitas tersebut.

Keresahan warga pun semakin bertambah lantaran dr Rica Handayani, seorang dokter yang sempat menghilang dari Yogyakarta, belakangan juga diketahui sempat menginap di permukiman warga eks Gafatar tersebut selama 2 hari, hingga akhirnya ditemukan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Viral Emak-Emak Rempang Usir TNI Tolak Relokasi, Kapolri Kirim 400 Polisi
VIDEO: Viral Emak-Emak Rempang Usir TNI Tolak Relokasi, Kapolri Kirim 400 Polisi

Sejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.

Baca Selengkapnya
Hadiri Deklarasi Dukungan FBR, Mahfud Singgung Warga Betawi Tersingkir dari Kota
Hadiri Deklarasi Dukungan FBR, Mahfud Singgung Warga Betawi Tersingkir dari Kota

Tak hanya tersingkir dari perkotaan, kata Mahfud, warga Betawi juga terpaksa menjual tanah untuk keperluan industri hingga investasi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang

Mereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya
Bentrok Warga Rempang dengan PT MEG Disebabkan Lahan, Ini Penjelasan Polisi
Bentrok Warga Rempang dengan PT MEG Disebabkan Lahan, Ini Penjelasan Polisi

Bentrokan kembali terjadi antara warga Rempang, Kepulauan Riau, dengan PT Makmur Elok Graha (MEG).

Baca Selengkapnya
Soal Konflik di Pulau Rempang Kepri, Mahfud MD: Ada Kekeliruan dari KLHK
Soal Konflik di Pulau Rempang Kepri, Mahfud MD: Ada Kekeliruan dari KLHK

Mahfud menyebut, kesalahan yang dilakukan oleh KLHK adalah mengeluarkan izin penggunaan tanah kepada pihak yang tidak berhak.

Baca Selengkapnya
Ditolak Warga Kwala Langkat, 51 Etnis Rohingya Dipindahkan dari Tenda Darurat
Ditolak Warga Kwala Langkat, 51 Etnis Rohingya Dipindahkan dari Tenda Darurat

Aksi penolakan itu dilakukan di depan tenda darurat tempat penampungan puluhan orang etnis Rohingya tersebut di Pantai Ujung Damak.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Kapolri Sigit soal Bentrok TNI-Polri dengan Warga Rempang Batam Sampai Tembak Gas Air Mata
Penjelasan Kapolri Sigit soal Bentrok TNI-Polri dengan Warga Rempang Batam Sampai Tembak Gas Air Mata

Sigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Massa Berbagai Ormas Gelar Aksi Bela Rempang, Spanduk, Poster hingga Mobil Komando Dibawa ke Patung Kuda
FOTO: Massa Berbagai Ormas Gelar Aksi Bela Rempang, Spanduk, Poster hingga Mobil Komando Dibawa ke Patung Kuda

Dalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.

Baca Selengkapnya
Mengklaim Sudah Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kosongkan Kampung Susun Bayam
Mengklaim Sudah Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kosongkan Kampung Susun Bayam

Kampung Susun Bayam akan dibangun untuk meningkatkan potensi ekonomi, pariwisata dan budaya.

Baca Selengkapnya
Satpol PP dan Tim Pakem Kembali Segel Tempat Ibadah Ahmadiyah di Garut
Satpol PP dan Tim Pakem Kembali Segel Tempat Ibadah Ahmadiyah di Garut

Satpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).

Baca Selengkapnya
Warga Rempang Batam Bentrok dengan Petugas Gabungan, Terjadi Lemparan Batu dan Tembakan Gas Air Mata
Warga Rempang Batam Bentrok dengan Petugas Gabungan, Terjadi Lemparan Batu dan Tembakan Gas Air Mata

Bentrokan dipicu proses pengukuran tanah untuk pengembangan kawasan

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Jelaskan Duduk Perkara Konflik di Pulau Rempang Batam hingga Berujung Ricuh
Mahfud MD Jelaskan Duduk Perkara Konflik di Pulau Rempang Batam hingga Berujung Ricuh

Mahfud mengatakan warga Rempang sudah sepakat untuk direlokasi sebelum peristiwa bentrokan

Baca Selengkapnya