Warga yang Nekat Mudik ke Sragen akan Dikarantina di Rumah Hantu
Merdeka.com - Pemerintah mengeluarkan larangan mudik Lebaran mulai 22 April hingga 24 Mei 2021. Sejumlah daerah mempunyai cara tersendiri agar warga tidak nekat pulang kampung, karena masih pandemi Covid-19.
Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Seperti tahun sebelumnya, desa tersebut kembali menyiapkan sebuah rumah hantu untuk mengkarantina pemudik yang nekat pulang kampung.
"Sudah kita siapkan rumah hantu untuk yang nekat mudik. Ini baru kita bersihkan gotong royong, kerja bakti warga. Besok sudah siap. Kalau ada yang nekat mudik akan kita masukkan ke rumah hantu," ujar Kepala Desa Sepat Mulyono saat dihubungi merdeka.com, Jumat (23/4).
-
Gimana cara amankan rumah saat mudik? Berikut adalah beberapa tips aman meninggalkan rumah saat mudik yang bisa Anda pertimbangkan: - Memastikan Rumah Terlihat DihuniMeninggalkan rumah terlihat dihuni dapat mengurangi risiko pencurian. Anda bisa meminta bantuan tetangga untuk sesekali memeriksa rumah, mengambil surat, atau menyalakan lampu pada malam hari. Menggunakan timer untuk lampu juga efektif agar rumah tampak beraktivitas.
-
Kenapa harus amankan rumah saat mudik? Memasuki musim mudik, keamanan rumah menjadi salah satu kekhawatiran yang sering menghantui pikiran. Ini karena ketika mudik, kita akan meninggalkan rumah untuk waktu yang tidak sebentar.
-
Dimana rumah burung hantu disebar? Wilayah-wilayah yang menjadi fokus penyebaran burung hantu demi mengendalikan hama tikus ada di beberapa titik. Pertama rumah burung hantu akan dibangun di Kecamatan Cibatu (perbatasan Subang), Kecamatan Campaka, dan Kecamatan Bungursari (perbatasan Karawang).
-
Kapan orang mudik? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran.
-
Apa ancaman bagi pemudik di Jateng menjelang lebaran? Namun di saat momen-momen pulang ke kampung halaman itu, para pemudik dibayangi ancaman cuaca ekstrem, terutama di wilayah Jawa Tengah.
-
Siapa yang mudik? Tahun ini, diprediksi 123 juta orang akan melakukan perjalanan mudik.
Mengingat saat ini bulan puasa, pihaknya menyediakan makanan untuk berbuka dan sahur. Menurutnya, ada 4 ruangan yang disediakan untuk menampung para pemudik.
"Makanan buka dan sahur kita sediakan," katanya.
Sebelum mengoperasikan rumah hantu sebagai tempat karantina, Mulyono mengaku bakal meminta izin kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Mulyono memperkirakan akan banyak perantau yang bandel yang akan pulang lebih awal.
"Saya kira banyak warga yang akan pulang, karena banyak warga perantauan di luar Jawa dan Jakarta. Boleh pulang, tapi tetap kita karantina di rumah ini," katanya.
Mulyono menyebut, rumah hantu yang akan digunakan sebagai tempat karantina itu dulunya merupakan gudang tas. Rumah tersebut sudah 11 tahun ini tak ditempati oleh yang punya.
"Ini dulu gudang tas. Rumah tua, sudah 11 tahun ini tidak ditempati," jelasnya.
Pada tahun lalu, sejumlah warga yang nekat mudik dan yang bandel tak melakukan karantina dimasukkan ke dalam rumah tersebut. Mereka benar-benar kapok. Selain ketakutan, mereka juga mengaku selalu dibayang-bayangi kedatangan hantu sesungguhnya. Bahkan mereka mengaku pernah didatangi hantu yang mereka takutkan selama ini.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaSejak tahun lalu, sudah ada 12 rumah burung hantu yang disebar di empat kecamatan.
Baca SelengkapnyaWarga khawatir ular tersebut masuk ke rumah dan menggigit mereka.
Baca SelengkapnyaSang pemilik mengaku jika makam sudah ada sejak masa lampau.
Baca SelengkapnyaUkuran panjang ular-ular tersebut pun bervariasi, mulai dari 30 cm hingga 4 meter dengan berat mencapai sekitar 20 kg.
Baca SelengkapnyaPastikan Situasi Rumah yang Ditinggal Mudik Aman, Kapolres Rokan Hulu Patroli Permukiman Warga
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaAkses yang sulit membuat warga yang tinggal di sana sulit pergi ke mana-mana
Baca SelengkapnyaSuasanya bikin merinding dan terkesan angker, ini penampakan rumah masa kecil Ridho Rhoma
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca SelengkapnyaUlar-ular yang ditemukan berbagai ukuran, terbesar memiliki panjang 4 meter dengan berat 20 kg.
Baca Selengkapnya