Warga zona rawan Gunung Agung pulang, bantuan menumpuk di pengungsian
Merdeka.com - Petugas sempat mengimbau agar pengungsi yang daerah asalnya di atas radius 12 km untuk kembali pulang. Namun, warga yang berasal dari daerah yang masuk zona rawan malah ikut-ikutan pulang.
Dari laporan yang diterima, sejumlah pengungsi di Jembrana sudah mulai pulang ke desanya lantaran dengar kabar banyak maling berkeliaran di desa pasca warga mengungsi.
Seperti halnya pengungsi yang menempati posko di kelurahan Kawan, Bangli. Tercatat ada 39 warganya sudah mulai meninggalkan pengungsian.
-
Kenapa orang pulang kampung? Pulang kampung seringkali dianggap sebagai momen yang penuh dengan rasa haru, nostalgia, dan kehangatan.
-
Mengapa orang-orang meninggalkan rumah? Mereka diselimuti ketakutan setelah serangan Israel ke Jalur Gaza terus berlanjut.
-
Kenapa penduduk kampung mati petir meninggalkan kampung tersebut? Saat itu habis maghrib anak saya mainan marmut tiba-tiba didatangi sosok orang memakai blangkon. Orang itu kakinya tidak menapak di tanah. Orang itu mengajak anak saya keliling-keliling. Tiba-tiba saja dia terbang dan berubah wujud menjadi Mak Lampir,' kata Pak Priyono.
-
Mengapa warga Demak mengungsi? Tercatat puluhan ribu warga harus mengungsi akibat banjir itu. Mereka harus menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman karena rumah-rumah mereka terendam air.
-
Apa alasan warga Kampung Mati pindah? Pada zaman dulu, ada sekitar 20 KK yang tinggal di kampung itu. Namun kehidupan di sana sungguh sulit. Selain berada di zona rawan longsor, hasil pertanian di sana sering menjadi serangan monyet ekor panjang. Hal inilah yang membuat warga tidak betah dan akhirnya memilih pindah.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
Alasan mereka pulang ke desanya, justru bukan karena desa asalnya aman dari radius 12 km. Mereka pulang lantaran lebih memilih menjaga rumah dan hewan ternak yang ditinggalkan.
Aksi nekad itu dilakukan karena kejenuhan warga yang sudah sepekan ini ternyata Gunung Agung yang berada di level IV belum juga meletus.
Kepala Lingkungan Puri Kanginan Anak Agung Gde Oka Sastrawan mengatakan dari hasil pendataan, jumlah warga yang mengungsi di wilayahnya berasal dari Banjar Bucu, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Banjar Kangin, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, dan Banjar Nongan Kaler, Desa Nongan, Kecamatan Rendang.
Akibat dari meninggalkan lokasi pengungsian, sejumlah sembako dan sumbangan yang didistribusikan di posko jadi mubazir.
Kata Sastrawan, para pengungsi telah mendapatkan suplay bantuan logistik dari pemerintah. Tetapi karena ada yang pulang, bantuan logistik masih utuh dan menumpuk di rumah warga yang dijadikan tempat pengungsian.
"Perihal adanya pengungsi, kami langsung melakukan pendataan dan kemudian kami laporkan ke kelurahan. Saat ini bantuan logistik menumpuk karena pengungsi kabur,"ujarnya, Jumat (29/9). (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anjing dan kucing itu terlantar setelah orang-orang meninggalkan desa untuk mengungsi akibat erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menurunkan statusnya dari awas level IV menjadi siaga level III.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, sejumlah rumah mengalami kerusakan berat.
Baca SelengkapnyaRatusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca Selengkapnya