Warok dan gemblak, kisah sumbang kesenian Reog Ponorogo
Merdeka.com - Ponorogo adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur terkenal dengan tarian khas Reog. Jelang peringatan satu Suro, tahun baru kalender Jawa, Reog dimainkan secara massal selama tujuh hari berturut-turut di alun-alun kabupaten.
Tapi Reog bukan sekadar kesenian rakyat biasa. Di balik kemasyhuran Reog ternyata menyimpan sisi gelap kisah pergumulan warok dan gemblak.
Sosok warok tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan Majapahit abad ke-15. Kala itu, Ki Ageng Kutu yang menjadi penguasa Wengker banyak mendirikan padepokan yang mengajarkan ilmu kanuragan. Tujuannya tak lain guna mencetak pemuda-pemuda sakti mandraguna.
-
Kenapa anak tunggal perempuan cenderung intens dalam hubungan? Karena mereka terbiasa mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua, anak perempuan tunggal cenderung memiliki kebutuhan yang tinggi akan perhatian dan kasih sayang dari pasangan mereka.
-
Bagaimana caranya meluluhkan hati istri? Salah satu cara untuk menemukan kedamaian dalam rumah tangga adalah saling memahami dan memanjatkan doa terbaik.
-
Bagaimana cara menghindari istri selingkuh? Dalam hal ini, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut:• Komitmen terhadap Agama: Pertahankan komitmen Anda terhadap prinsip-prinsip agama Islam, yang mengutamakan kesetiaan dalam pernikahan. Ingat bahwa perselingkuhan adalah tindakan yang dilarang dalam Islam.
-
Apa kelebihan anak tunggal perempuan dalam percintaan? Dalam percintaan, anak perempuan tunggal sering kali memiliki karakteristik yang menarik dan menonjol dibandingkan dengan anak perempuan yang memiliki saudara perempuan atau saudara laki-laki.
-
Apa yang dilakukan istri? Dia memukul tangan suaminya yang sedang memegang mikrofon. Si suaminya akhirnya turun sambil menggandeng anaknya.Anaknya yang menyaksikan aksi sang ibu terlihat syok di bawah panggung.
Ketika Ki Ageng Kutu dikalahkan oleh utusan Majapahit, Raden Bathoro Katong yang kemudian hari menjadi Bupati pertama Ponorogo. Bekas murid-murid Ki Ageng Kutu yang telah menyerah dihimpun menjadi manggala (prajurit) negeri. Mereka didaulat untuk mempertahankan Ponorogo. Para manggala negeri ini kemudian disebut warok.
Sebutan warok berasal dari kata wewarah dalam bahasa jawa yang berarti mampu memberi tuntunan dan ajaran perihal kehidupan. Selain itu, warok juga dikenal memiliki sifat kesatria seperti berbudi luhur, jujur, bertanggung jawab, rela berkorban untuk kepentingan orang lain, bekerja keras tanpa pamrih, adil dan tegas, dan tentu saja sakti mandraguna.
Dalam berbagai kisah diungkapkan, seorang warok akan menjalani tapabrata untuk mencapai kesaktian. Bukan rahasia lagi, ketika sedang mencari kesaktian, seorang warok akan puasa perempuan, dan menuntaskan hasratnya kepada bocah laki-laki tampan yang sengaja dipeliharanya. Lelaki tampan inilah yang disebut gemblak.
Gemblak merupakan bocah laki-laki berusia antara 12-15 tahun. Mereka berparas tampan dan terawat. Bagi seorang warok, memelihara gemblak adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat. Konon sesama warok pun pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan juga terjadi praktik pinjam meminjam gemblak.
Biaya yang dikeluarkan warok untuk memelihara seorang gemblak tidak murah. Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai keperluan sekolahnya di samping keperluan makan dan tempat tinggal. Sedangkan bagi gemblak yang tidak bersekolah maka setiap tahun warok memberinya seekor sapi.
Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak pun turun-temurun dipercaya guna mempertahankan kesaktian. Selain itu ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok.
Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan khusus antara warok dan gemblaknya. Praktik gemblakan di kalangan warok, diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar hawa nafsu kepada perempuan.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.
Baca SelengkapnyaSelangkah lagi Reog Ponorogo jadi warisan budaya tak benda UNESCO
Baca SelengkapnyaWarung remang-remang diduga sarang maksiat dibakar sejumlah warga di Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Rabu sore.
Baca SelengkapnyaKemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional yang satu ini telah menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sekaligus hiburan masyarakat ketika acara hajatan.
Baca SelengkapnyaKesenian ini belakangan terancam punah karena dianggap rumit dan terlalu sakral
Baca SelengkapnyaWayang khas Betawi ini unik. Bisa mengeluarkan air mata bahkan sampai darah.
Baca SelengkapnyaMitos yang dikaitkan pada objek wisata memang memberikan daya tarik tersendiri.
Baca SelengkapnyaTradisi kuno dan unik dari Karo Sumut ini dilakukan dengan diam-diam dan bertujuan agar sebuah keluarga bisa segera memiliki anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaTradisi khitanan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Baca SelengkapnyaPenuh unsur magis dengan membaca mantra dan doa-doa tertentu.
Baca SelengkapnyaSeni Goyang Karawang sebenarnya penuh dengan nilai positif dan jauh dari kean erotis
Baca Selengkapnya