Warung Kasih, Kisah Toleransi Umat Katolik Jember Mendukung Ibadah Puasa Kaum Muslim
Merdeka.com - Bulan Ramadan tidak sekedar ramai diisi dengan ibadah, tetapi juga praktik toleransi keberagaman. Seperti yang dilakukan umat Katolik yang ada di Jember, dengan membagikan menu berbuka gratis bagi umat Islam dari kelompok menengah ke bawah.
Tidak sekadar berbagi, tradisi yang dibalut forum Warung Kasih ini bahkan sudah rutin digelar selama 18 tahun terakhir. Hanya sekali tradisi ini absen, yakni pada bulan puasa tahun lalu, akibat pandemi yang sedang meninggi di Jember.
"Kami tahun ini kembali menggelar Warung Kasih untuk memenuhi keinginan para tukang becak di sekitar sini. Mereka bertanya mengapa Warung Kasih tahun ini masih tutup," ujar Valentina Indarti, Ketua Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Jember yang menjadi penyelenggara rutin Warung Kasih.
-
Gimana caranya non muslim menunjukkan toleransi di Ramadan? Terjadinya War takjil mencetuskan tren-tren baru. Selain soal rebutan takjil, tren bertoleransi di tanah air menguat. Ada banyak orang non-muslim melakukan gerakan solidaritas membagikan makanan gratis ke umat muslim yang menjalankan puasa.
-
Apa yang dilakukan umat Islam di Ramadan? Salah satu praktik yang umum dilakukan selama bulan suci ini adalah memberikan kultum singkat sebelum atau sesudah shalat tarawih atau menjelang buka puasa.
-
Apa yang dibagikan di Ramadan? Ini menjadi tahun ke-7 bagi warga RT 002/004 Jati Padang dan para donatur menggelar bagi-bagi sayuran, bahan makanan, dan baju bekas layak pakai.
-
Apa yang unik dari tradisi ramadan di Indonesia? 'Meski terbiasa melihat komunitas Muslim di Manila (Filipina), kemeriahan tradisi berpuasa lebih terasa ketika saya berada di Indonesia,' katanya, Jumat (5/4) mengutip ANTARA.
-
Apa yang dilakukan warga di Dukuh Gatak untuk sambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Siapa saja yang menjalankan ibadah puasa di Ramadhan? Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan kepada seluruh umat muslim di seluruh dunia.
Semula, WKRI berencana untuk kembali meniadakan Warung Kasih. Alasannya karena pandemi masih belum selesai sehingga protokol kesehatan seperti jaga jarak harus tetap di jaga.
"Tetapi mereka menyatakan siap komitmen untuk jaga jarak. Ya sudah, kami akhirnya memenuhi keinginan mereka," lanjut Valentina.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, jika biasanya menu berbuka dijual dengan harga amat murah untuk kaum dhuafa seperti tukang becak dan pedagang asongan, kali ini panitia memutuskan untuk menggratiskan seluruh menu berbuka. Selain itu, penempatan menu juga mengikuti protokol kesehatan.
"Karena pandemi, kita gratiskan saja semuanya. Selain itu, kalau tahun lalu, mereka biasa mengambil di piring, kali ini kita bungkus dalam nasi bungkus dan dimakan di rumah. Jadi potensi berkerumun bisa diminimalisir," papar Valentina.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Warung Kasih juga digelar di halaman Panti Siwi, yayasan sosial milik Gereja Katolik Santo Yusuf yang terletak di samping Gereja Katolik Santo Yusuf. Lokasinya juga berdampingan dengan Masjid Jami’ al-Baitul Amien dan Alun-Alun Jember yang menjadi sentral aktivitas warga Jember.
"Kita buka Senin sampai Kamis setiap minggunya. Dalam sehari, kita sediakan 200 nasi bungkus secara gratis beserta minumnya. Kita tidak tahu, berapa nominalnya, karena ini semua atas keikhlasan para donatur," ujar Valentina.
Acara Warung Kasih yang sudah berusia hampir 2 dekade ini, juga seolah menjadi ritual tahunan umat Katolik di Jember, guna merawat kerukunan dengan umat Muslim. "Makanya tahun lalu ketika Warung Kasih kita tiadakan karena pandemi, banyak donatur yang juga mengeluh. Karena begitu semangatnya mereka untuk berbagi dan mendukung ibadah teman-teman muslim," papar Valentina.
Format berbagi makanan berbuka ini disambut antusias warga Muslim yang biasanya mengais rezeki di sekitar kawasan tersebut. "Saya tiap tahun kalau berbuka, sering makan di sini karena sangat murah, cukup membantu kami. Dan alhamdulillah tahun ini malah gratis. Semoga pandemi segera selesai," ujar Rudi, salah satu tukang becak yang ikut mendapatkan menu berbuka bersama keluarganya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Toleransi saat Ramadan, salah satunya pengurangan jam kerja dengan maksud menghormati mereka yang berpuasa.
Baca SelengkapnyaVideonya viral di tiktok dan menuai perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaPenting menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran.
Baca SelengkapnyaMomen meriah Masjid Jogokariyan saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaJika masyarakat telah matang dalam memandang perbedaan, maka dengan kemajemukannya dapat merespons kebutuhan sesama manusia tanpa memandang perbedaan.
Baca SelengkapnyaGereja Hati Kudus Yesus berbagi tempat ibadah untuk jemaah salat Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTakjil yang dibagikan gratis ini berasal dari dana sumbangan warga sekitar masjid.
Baca SelengkapnyaProgram aksi berbagi makanan kepada sesama tersebut membagikan sebanyak 500 paket takjil.
Baca SelengkapnyaMegibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaPembagian takjil ini adalah untuk berbagi kepada saudara yang beragama muslim.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita seorang non Muslim nangis dapat makan gratis di Masjid.
Baca Selengkapnya