Waspada, penipuan bermodus jual voucher incar pemilik kartu kredit
Merdeka.com - Ada berbagai cara dilakukan para penipu untuk memperdaya korbannya, salah satunya dengan menawarkan voucher liburan di pelbagai tempat penginapan. Penipuan jenis ini banyak menyasar pada pengguna kartu kredit, terutama nasabah baru.
Rupanya, aksi penipuan ini sudah banyak memakan korban, seperti yang dikutip dari Kaskus. Bahkan banyak korban yang percaya voucher tersebut bisa digunakan kapan saja.
Awalnya, penipu akan menghubung nasabah yang baru saja memiliki kartu kredit. Lewat hubungan telepon, mereka mengaku telah bekerja sama dengan bank penerbit dan menanyakan beberapa data milik nasabah. Setelah itu, mereka akan menawarkan voucher menginap di hotel-hotel berbintang 4.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Mengapa orang mudah tertipu? Penipuan tidak hanya bergantung pada kecerdasan, melainkan juga pada kelemahan psikologis yang sering kali dimiliki oleh setiap individu. 'Penipu sering kali menyamar sebagai otoritas atau entitas yang bisa dipercaya untuk membangun kredibilitas. Mereka mungkin meniru gaya bahasa dan komunikasi, atau bahkan menyamar sebagai teman dan keluarga untuk menumbuhkan rasa keakraban dan kepercayaan,' jelas Dr. Robert Cuyler, PhD.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
-
Kenapa penipuan terjadi? 'Kelalaian adalah pemilik data Ataupun korban biasanya itu lengah dengan hal seperti ini. Contohnya seperti ini, maka kelalaian itu juga menyebabkan terjadinya suatu kejahatan cyber karena kelalaian kita sendiri kita tidak wearnes,' ujarnya.
-
Siapa yang merasa ditipu? 'Bud, gue bener-bener apes banget hari ini.' Budi: (penasaran) 'Kenapa, Ndi? Ceritain dong, biar gue bisa bantu.' Andi: 'Lo tahu kan, gue lagi cari hape baru? Nah, gue nemu yang murah banget di situs belanja online.'
-
Siapa yang rentan tertipu? Penelitian menunjukkan bahwa kerentanan terhadap penipuan tidak terbatas pada kelompok usia tertentu. Meskipun orang tua sering dianggap lebih rentan karena kurangnya literasi teknologi, fakta menunjukkan bahwa orang muda, terutama mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun, justru paling banyak mengalami kerugian finansial akibat penipuan.
"Teman saya mendapat kunjungan yang mengatasnamakan dirinya dari PT Golden Tri Gemilang yang berasumsi bahwa teman saya mendapatkan voucher belanja kosmetik bermerek. Alih-alih sebagai administrasi, teman saya diminta untuk menggesek kartu kredit dengan jaminan bahwa uang tersebut (Rp 2 juta) bisa di-refund," tulis akun septembertia, demikian dikutip dari Kaskus, Selasa (12/1).
Ternyata, setelah ditelusuri seluruh isi voucher yang diterima nasabah tak bisa dipakai satupun. Bank penerbit memilih angkat tangan, sedangkan sejumlah tempat penginapan membantah telah mengadakan kerja sama seperti yang dijanjikan penipu kepada pelanggan.
"Dikonfirmasi ke pihak Bank enggak ngaku kalau ada kerja sama dengan PT tersebut, dikonfirmasi ke PT Goldennya, marketingnya (Cewek) lebih galak dan terkesan kasar ke kita."
Penipuan bermodus voucher ©2016 Kaskus"Ane udah confirm ke beberapa hotel yang di sebut dan ternyata hoax dan mereka bilang awas penipuan," tulis akun cacinkucink.
Selain akun septembertia, masih ada sejumlah korban yang tertipu dengan janji-janji manis para penipu. Ada yang kehilangan sampai Rp 4 juta.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah ciri-ciri penipuan program undian yang palsu.
Baca SelengkapnyaPenipu biasanya akan meminta informasi pribadi atau transfer dana dengan dalih verifikasi
Baca SelengkapnyaKasus penipuan modus kerja dengan like dan subscribe youtube tidak hanya menipu para korban dengan menggasak uangnya saja.
Baca SelengkapnyaModus penipuan baru, pelaku tawarkan pekerjaan paruh waktu kepada korban.
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaBRI baru saja merilis campaign edukasi digital berjudul “Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak” dengan menggandeng Vidi Aldiano.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaPeningkatan modus penipuan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat di bulan puasa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan.
Baca SelengkapnyaBarcode tersebut rupanya berisi tautan yang mengarah pada formulir online Pengisian Data Pribadi.
Baca SelengkapnyaPenipu tersebut menawarkan kepada para korban untuk melunasi utang pada pinjaman online sebelumnya dengan cara membantu mengajukan utang baru.
Baca SelengkapnyaPegadaian tidak memiliki program Undian Badai Emas
Baca Selengkapnya