Waspada, penipuan lowongan kerja malah disuruh beli baju seragam
Merdeka.com - Nasib nahas dialami Maryam (24). Dia mengaku menjadi korban penipuan sebuah perusahaan bernama PT. Interaksa Multimedia.
Kejadian itu terjadi pada Rabu (16/3), saat dirinya hendak melakukan wawancara di perusahaan tersebut. Maryam mengaku tes wawancara itu didapatnya setelah Senin (14/3) kemarin, mengirimkan surat lamaran kerja melalui Loker dan Jobs.id.
Berselang sehari, Selasa (15/3), Maryam mendapatkan pesan singkat untuk wawancara di PT Interaksa Multimedia. Maryam pun mendatangi perusahaan yang terletak di ITC Fatmawati (Perkantoran Duta Mas) Blok A 2/7 Jakarta.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang sering jadi korban penipuan lowongan kerja? Di tengah era persaingan kerja yang ketat, adanya lowongan pekerjaan yang menjanjikan posisi tertentu dengan gaji menarik jelas jadi hal yang menggiurkan. Namun, waspada jika mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari Blibli jika tidak melalui saluran informasi resmi.
"Sekitar pukul 18.00 WIB, Selasa (15/3) kemarin, saya dapat SMS jadwal interview ke Jakarta di PT Interaksi Multimedia. SMS itu atas nama Talita Anindya Putri," kata Maryam kepada merdeka.com.
Maryam sempat ragu ketika sampai di perusahaan tersebut. Tak ada keterangan nama perusahaan, hanya bentuk ruko saja. Tak seperti kantor pada umumnu, dia hanya menemukan sebuah mesin foto copy yang berada di lantai 2.
"Saya cek nama perusahaan di internet. Saya lihat perusahaan Interaksi Mulitimedia treck recordnya bergerak di jasa pendaftaran online gitu. Tapi pas browsing ada keterangan awas penipuan. Cuma pas saya datang pagi, sekitar pukul 09.00 WIB. Saya ditanya dari mana sama satpam? Saya bilang mau ketemu Ibu Talita. Ibu Talita enggak ada terus disuruh nunggu gitu. Akhirnya digantiin sama laki namanya Fredy sekitar 25 tahun," kata Maryam.
Menurut Maryam, pertemuan dengan Fredy selayaknya wawancara pekerjaan pada umumnya di setiap perusahaan. Namun kecurigaannya memuncak setelah Fredy memintanya agar menyetorkan uang Rp 800 ribu untuk membeli seragam sebagai tanda kerja di PT. Interaksa Multimedia.
Maryam mengaku sempat menanyakan dasar permintaan uang Rp 800 ribu. Namun, pihak perusahaan beralasan, uang itu agar seluruh pekerja memakai seragam.
"Nah saya nurut saja pas disuruh bayar. Kemudian ada orang menemani saya ke ATM karena enggak bawa uang tunai. Kemudian balik lagi dan saya kasih Rp 700 ribu dan diambil sama si Fredy ini terus saya tanda tangan. Dalam surat perjanjian itu intinya di situ saya bayar kurang. Akan dibayar setelah kerja. Saya bayar materai juga Rp 30 ribu," bebernya.
Kemudian setelah menyetorkan uang Rp 700 ribu, Maryam diarahkan Fredy untuk bertemu Ibu Yupendri. Maryam mengatakan, pertemuan dengan Ibu Yupendri untuk tanda tangan kontrak kerja.
"Nah itu pas lagi disodorin tanda tangan nama perusahaan itu beda. Perusahaan Inti Kamal. Tapi saya tetap tanda tangan," tukasnya.
Setelah tanda tangan dirinya sempat dipersilahkan duduk. Di tengah menunggu kelanjutan kontrak kerja Maryam bertanya dengan sosok pria di sampingnya.
Kepada Maryam, lelaki itu mengaku melamar kerja sebagai petugas gudang namun disuruh mengisi posisi admin. Mendapat jawaban itu, Maryam semakin curiga. Dari situlah Maryam kembali mengecek keabsahan PT Inti Kamal, yang setelah dicek ternyata bermasalah.
"Ya audah saat itu langsung aja saya mau ambil uang saya lagi," seloroh Maryam.
Namun usaha itu tidak mudah didapatnya. Sebab, sejumlah pegawai yang berada di perusahaan itu menghalanginya. Bahkan, salah seorang perempuan berusaha mendorongnya hingga hendak terjatuh.
"Saya ditarik-tarik. Saya cuma bilang saya minta uang saya aja kembali. Mereka jawab enggak bisa itu kan udah perjanjian. Mereka langsung pada marah. Saya bilang aaja saya punya kenalan polisi. Mereka jawab kita ini juga diurus Mabes Polri kok. Terus saya diserang tuh satu orang perempuan. Ia menarik saya mau ngajak ke Mabes Polri. Yaudah saya ladenin sampai akhirnya seluruh orang si situ diam."
Keributan itu berujung pengembalian uang Maryam sekitar Rp 300 ribu. Menurut pihak perusahaan uang sisanya sebagai kompensasi perjanjian yang sudah ditanda tangani. Maryam pun meminta masyarakat waspada terhadap ajakan wawancara di perusahaan. Dirinya masih pikir-pikir melaporkan kasus yang menimpanya ke pihak kepolisian.
"Soalnya saya browsing sudah pernah ada yang melaporkan tapi enggak dilanjutin polisi. Dari beberapa keterangan sih enggak perusahaan itu dibeking polisi," kata Maryam.
Penelusuran merdeka.com, PT. Interaksa Multimedia memang terletak di ITC Fatmawati (Perkantoran Duta Mas) Blok A 2/7 Jakarta. Namun saat dihubungi mengenai kasus yang dialami Maryam, nomor telepon yang tertera dalam website tersebut tidak menjawab.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban melapor ke SPKT Polda Metro Jaya dengan nomor LP/B/1810/III/2024/SPKT/Polda Metro Jaya pada 31 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaArif berharap penipuan berkedok lowongan pekerjaan ini bisa diberantas sampai ke akar-akarnya. Karena kasus ini meresahkan masyarakat, terutama pencari kerja.
Baca SelengkapnyaMarak penipuan berkedok lowongan kerja di Bekasi, milenial tak lepas dari penipuan ini.
Baca SelengkapnyaPolres Serang melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dan juga para korban.
Baca SelengkapnyaSalah satu orang tua korban sudah menjual dua petak sawah dan menggadaikan sertifikat rumah.
Baca SelengkapnyaKorban sudah melaporkan penipuan dan ancaman dialaminya ke polisi.
Baca SelengkapnyaKasus ini sedang ditangani oleh Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini cara memblokir data KTP yang terlanjur disalahgunakan untuk pinjol.
Baca SelengkapnyaKasus penipuan dengan modus membuka lowongan kerja itu masih diselidiki polisi.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengenai pengakuan sejumlah korban interview bodong.
Baca SelengkapnyaAde Ary meminta masyarakat berhati-hati agar tidak mudah memberikan data pribadi kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaPara korban diiming-imingi pekerjaan oleh terlapor dan para korban diminta untuk menyerahkan KTP dan foto diri kepada terlapor R.
Baca Selengkapnya