Waspada, polisi \'cepek\' ini suka tabrakkan diri dan memeras
Merdeka.com - Polisi 'cepek' atau biasa disebut Pak Ogah mudah dijumpai di kota-kota besar. Hampir setiap persimpangan jalan, orang-orang ini membantu menertibkan kendaraan yang melintas. Tentu dengan maksud mempermudah laju kendaraan yang tersendat di setiap belokannya.
Dalam pekerjaannya polisi 'cepek' ini tak mengharapkan imbalan langsung. Tapi pengendara yang berempati pasti memberinya. Dari balik jendela mobil mewah yang hilir mudik, polisi 'cepek' mengais rupiah. Bisa Rp 100, Rp 200, Rp 500, Rp 1.000. Itu semua tergantung keikhlasan pengendara.
Dari beberapa laporan warga, polisi 'cepek' yang biasa beroperasi di pertigaan Jalan IR H Juanda - Jalan Teuku Umar, Bandung, ternyata malah membuat resah warga.
-
Apa itu Polisi Cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.
-
Bagaimana Polisi Cepek bekerja? Pengguna jalan yang ingin diprioritaskan hendaknya untuk membuka jendela dan memberikan iming-iming uang. Dengan tindakan ini, mereka yang bertugas dengan sukarela akan ‘pasang badan’ untuk menghalangi kendaraan lain dan memberi jalan.
-
Kenapa Polisi Cepek muncul? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.
-
Dimana Polisi mengatur lalu lintas? Banjir mengakibatkan ruas jalan lintas Riau-Sumatera Utara (Sumut) tepatnya di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) terendam air.
-
Kapan Polisi Cepek mulai muncul? Awal mula adanya Polisi Cepek Ditelusuri hingga era 1980-an dan 1990-an di Indonesia.
-
Dimana polisi melakukan patroli? Sejumlah lokasi menjadi perhatian polisi. Seperti yang terjadi di Langgam, Kabupaten Pelalawan. Patroli yang dipimpin Ps Kanit Intel Polsek Langgam Bripka Syafri Ariadi, dan diikuti oleh anggota lainnya, termasuk Aipda Binhot Hutagalung dan Bripka Friantara, menyasar pusat perbelanjaan di Desa Segati.
Cerita si Pak Ogah ini beberapa hari lalu ramai diperbincangkan di jejaring sosial Twitter. Dari situ, merdeka.com coba menelusuri tempat biasa mangkal polisi 'cepek' yang memiliki panggilan Iyun (30).
Warga sering melihatnya beroperasi setiap Senin hingga Jumat. Sebab pada akhir pekan, Polantas lah yang berjaga.
"Betul nama panggilannya Iyun. Kalau hari-hari biasa memang sering beroperasi, tapi kalau akhir pekan petugas polisi yang jaga," kata salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya saat ditemui di lokasi tersebut.
Dia pun mengetahui, aksi dan modus yang dilakukan Iyun cs. Meski tekadnya untuk menertibkan kendaraan, tapi sesekali Iyun kerap memanfaatkan pekerjaannya untuk memeras pengendara.
"Sering ko, Iyun memang maksudnya menertibkan tapi kadang suka memeras. Modusnya suka menggilaskan kakinya ke kendaraan atau kadang menabrakkan diri," terangnya.
Dari situ Iyun suka meminta sejumlah uang dengan alasan ganti rugi.
"Katanya sih pernah meminta uang hingga Rp 300 ribu sekali mendapati korban," ungkapnya seraya mengatakan aksi itu bukan dilakukan sekali saja.
Saat diminta konfirmasi soal ulah Iyun yang kerab meresahkan warga, Kasubag Humas Polrestabes Bandung Kompol Rosdiana mengatakan, tidak ada aturan khusus yang melarang polisi 'cepek' atau Pak Ogah itu beroperasi. Diakuinya tak jarang keberadaan mereka membantu kelancaran lalu lintas yang ada di Bandung.
Namun jika kejadiannya ada modus kejahatan yang dilakukan, tentu polisi akan menindak tegas. "Polisi tentu akan menelusuri dan menindak tegas. Tapi kami tidak bisa bertindak jika tidak ada yang melapor," ujarnya.
Dia berharap, bagi para korban untuk segera melapor ke Kepolisian untuk kemudian ditindaklanjuti. "Kami hanya bisa menindak jika benar ada yang melapor," ungkapnya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam getaran megapolitan, keyakinan tersebar bahwa uang bukan barang langka, begitulah bukti adanya para polisi cepek di Ibu Kota. Simak selengkapnya disini!
Baca SelengkapnyaTerjadii cekcok berujung sopir Transjakarta yang kesal karena jalannya terhalang puluhan motor yang mencoba memutar balik.
Baca SelengkapnyaBak Film Laga, Viral Kejar-Kejaran Mobil Polisi dengan Truk yang Melaju Zig Zag di Tol Cikunir
Baca SelengkapnyaDalam video yang beredar, polisi tersebut memaki seorang pemotor yang dia setop.
Baca SelengkapnyaSudinhub Jaksel menjelaskan kronologi petugas Dishub naik ke kap mobil di kawasan Setiabudi dan terbawa sampai ke Menteng.
Baca SelengkapnyaTersangka ditembak karena melawan ketika diminta menunjukkan lokasi pelaku lain.
Baca Selengkapnyaejauh ini, belum ada laporan yang diterima oleh kepolisian dari kedua belah pihak.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaViral polisi pengawal tegur pengemudi sedan mewah bandel yang buntuti konvoi pejabat. Simak ulasan berikut ini.
Baca SelengkapnyaViral video berisi aksi seorang pria yang terlibat cekcok dengan pengendara lain saat berkendara di jalan kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaSaat ada kereta api yang akan lewat, sudah seharusnya kendaraan lain berhenti. Namun belum lama ini, yang terjadi justru kereta api yang mengalah.
Baca SelengkapnyaAB memang sengaja mengincar para sopir truk yang berhenti di pinggiran jalan Daan Mogot.
Baca Selengkapnya