Waspadai demo 4 November disusupi kelompok ingin lakukan kekerasan
Merdeka.com - Demonstrasi gabungan organisasi masyarakat (Ormas) Islam terkait dugaan penistaan agama calon gubernur petahana Basuki T Purnama (Ahok) begitu menyita perhatian. Diperkirakan puluhan ribu umat Islam akan turun ke jalan pada 4 November nanti.
Para pendemo diingatkan tidak terkena hasutan dari kelompok ingin memecah belah bangsa. Aksi damai harus tetap dijaga jangan sampai disusupi oleh kelompok-kelompok tak bertanggung jawab.
"Kalau terpisah dikhawatirkan mereka akan bisa teragitasi oleh kelompok yang ingin melakukan kekerasan," ujar Lily Wahid di Jakarta, Kamis (3/11).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa saja yang ikut demo di KPU? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Dalam kondisi seperti itu, menurut Lily, sangat sulit menyeleksi para peserta demo apakah dari kelompok moderat atau kelompok radikal. Dia menilai, demonstrasi dalam negara demokrasi seperti di Indonesia adalah hal biasa.
"Kalau penegakan hukum sesuai UU dan pemerintah cepat memfasilitasi tuntutan umat, mungkin tidak akan demo. Sekarang bergulir cepat dan menjadi gelombang besar. Padahal umat minta hukum negara ditegakkan, bukan hukum Islam," tutur adik Presiden keempat Abdurrahman Wahid itu.
Dia juga mengingatkan agar aparat kepolisian tidak berlebihan saat mengawal demo
"Langkah persuasif boleh saja, tapi aparat jangan berlebihan," pesan mantan anggota DPR itu.
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menambahkan, perlu diwaspadai demo ditunggangi kelompok radikal. Menurutnya, potensi ini harus diwaspadai karena akan banyak kelompok masyarakat yang ikut dalam aksi tersebut.
"Di luar kelompok-kelompok yang selama ini kami kenal dari kalangan moderat. Yang paling saya khawatirkan akan adanya penyusup yang melakukan aksi sendirian," tandasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun aksi unjuk rasa rencananya akan digelar oleh sejumlah ormas.
Baca SelengkapnyaMereka yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhineka Jaya melakukan dukungan kepada Ahok untuk menjadi Calon Gubernur DKI yang diusung PDIP.
Baca SelengkapnyaPonpes Al-Zaytun kembali jadi sasaran demonstrasi warga. Kali ini datang dari Aliansi Santri dan Rakyat Indonesia (ASRI), Kamis (6/7/2023).
Baca SelengkapnyaPara pendemo menyinggung sejumlah hal mulai dari pesan Nabi Muhammad soal jumlah hakim.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian membakar spanduk besar bergambar Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep dan menantu Bobby Nasution
Baca SelengkapnyaSimulasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapan aparat kepolisian dalam pengamanan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPolri siap mengawal kondisivitas tahapan pemilu jelang rekapitulasi hasil suara secara nasional.
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar di tengah isu bahwa PKS akan merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaPersonel gabungan yang diturunkan terdiri dari Polda Metro Jaya, Kodam Jaya, Pemprov DKI dan stakeholder terkait.
Baca SelengkapnyaBerencana akan beroperasi untuk menggagalkan Pemilu 2024 yang akan datang.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendesak DPR untuk segera mengajukan hak angket serta menuntut pemakzulan Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya