Waspadai malapetaka Rebo Wekasan, warga ritual di Tahun Baru
Merdeka.com - Mitos 'Rebu Wekasan' sangat dipercaya sebagian masyarakat, baik sebagian umat muslim maupun masyarakat Kejawen (Jawa kuno). Di hari terakhir bulan Shafar itu, diyakini akan turun ribuan malapetaka, sehingga perlu dilakukan ritual, sebagai bentuk keprihatinan maupun wujud dari mawas diri.
Dan tahun ini, Rebu Wekasan itu jatuh pada malam perayaan Tahun Baru 2014 lusa. Istilah Rebo Wekasan lahir dari kepercayaan masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, yang menganggap bulan Shafar adalah bulan sial. Tasaum atau anggapan sial ini, masih diyakini hingga sekarang, termasuk di Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.
Pada masyarakat Jawa dan sebagian umat Islam di Indonesia, hitungan bulan kesialan secara berturut-turut itu, jatuh pada setiap hari Rabu di akhir bulan Shafar, sehingga mereka mengistilahkan sebagai Rebo Wekasan. Rebo adalah hari Rabu dalan Bahasa Jawa dan Wekasan adalah terakhir. Sedangkan bulan Shafar adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam.
-
Kenapa Rebo Wekasan diyakini sebagai hari turunnya musibah? Rebo Wekasan juga disebut sebagai hari diturunkannya bala musibah. Maka dari itu, seseorang dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan berdoa.
-
Kenapa Rebo Wekasan di Tegal diyakini sebagai hari penuh malapetaka? Masyarakat Tegal menyakini bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, akan banyak bencana dan malapetaka yang menghantui.
-
Mengapa Rebo Wekasan diyakini sebagai hari penuh bala? Rebo Wekasan diyakini sebagai hari yang penuh bala' atau bencana menurut tradisi kepercayaan masyarakat tertentu, khususnya di Jawa. Beberapa masyarakat percaya bahwa pada hari ini banyak bencana atau musibah diturunkan ke bumi, sehingga mereka melakukan berbagai upaya untuk menolak bala.
-
Kenapa Rebo Wekasan dianggap hari rawan bencana? 'Beberapa ulama yang memiliki kemampuan kasyaf menyatakan bahwa pada hari Rebo Wekasan merupakan waktu yang rawan akan bencana dan ujian. Oleh karena itu, di hari ini dianjurkan untuk melaksanakan sholat empat rakaat,' ungkap Mbah Moen Zubair, sebagaimana dikutip dari YouTube ppalanwarsarang, Senin (2/9/2024).
-
Apa saja bencana yang mungkin terjadi? Adapun kejadian itu berdampak pada munculnya longsor, guguran bebatuan atau erosi tanah dalam skala menengah, lalu peningkatan volume air sungai dan timbulnya banjir.
-
Apa makna Rebo Wekasan? Mbah Moen menjelaskan bahwa nama Rebo Wekasan berasal dari bulan Safar, yang dalam bahasa Arab berarti kuning. Menurut pandangan orang Arab, sesuatu yang berwarna kuning dianggap pucat. 'Pucat itu identik dengan kekosongan. Dalam bahasa Arab, kata shifrun berarti kosong. Jadi, bulan Safar seolah-olah menggambarkan bulan yang kosong. Seolah-olah Allah menciptakan bumi pada bulan Safar,' ungkap Mbah Moen.
Rebo Wekasan diyakini sebagai hari turunnya 320.000 balak atau bencana (dalam referensi lain 360.000 malapetaka dan 20.000 bahaya). Sehingga, sebagian masyarakat yang meyakini mitos ini, diwajibkan untuk mawas diri dengan menggelar ritual.
Seperti yang dilakukan Usman misalnya. Bapak tiga anak yang tinggal di kawasan Trosobo, Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur ini memilih libur berjualan buah keliling hanya sekadar memperingati malam Rebo Wekasan.
Karena kakek satu cucu ini beragama Islam, maka dia menggelar ritual sesuai dengan ajaran agamanya. Meski dia mengakui tidak ada hadist atau ayat yang menjelaskan soal musibah hari Rebo Wekasan ini, dia mengaku tetap ingin mendekatkan diri kepada sang pencipta.
"Ya itu kan malah lebih bagus. Karena dengan berserah diri dengan Allah, malah semakin baik untuk meningkatkan keimanan kita, bukan meyakini mitosnya. Karena memang tidak ada tuntutan khusus dalam Islam soal Rebo Wekasan. Kita juga sekadar menjalankan petuah leluhur kita untuk selalu mawas diri," beber Usman, Senin (30/12).
Setiap tahun, tepat di hari Rebo Wekasan, dia selalu berpuasa mulai hari Senin hingga Rabu. Kemudian di malam Rabu-nya dia menggelar istighosah dengan keluarganya.
"Selain itu, kita juga menggelar Salat Sunnah Lidaf’il bala’ pada waktu dhuha empat rakaat dengan satu kali salam. Setiap rakaatnya, membaca Surat Al-Fatihah kemudian Surat Al-Kautsar 17 kali, Surat Al-Ikhlas 50 kali, dilanjutkan Surat Al-Falaq dan An-Nas satu kali. Ketika salam, membaca ayat Surat Yusuf ayat 21 sebanyak 360 kali, ditambah dengan Jauharatul Kamal tiga kali dan ditutup dengan bacaan Surat Ash-Shaffat," urai dia.
Baca juga:
Mengenal mitos Rebo Wekasan di malam tahun baru
Mitos Rebo Wekasan, Ki Sabdo sebut akan ada 3 kecelakaan pesawat (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tujuan dari Rabu Wekasan adalah untuk menolak bencana, atau dalam bahasa Jawa disebut "Tolak Balak," juga menjadi wujud rasa syukur.
Baca SelengkapnyaRebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar, di mana banyak mitos yang berkembang tentangnya.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Tegal menyakini bahwa pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar, akan banyak bencana dan malapetaka yang menghantui.
Baca SelengkapnyaPenting bagi umat muslim memahami pandangan hukum Rebo Wekasan menurut islam.
Baca SelengkapnyaDoa Rabu Wekasan diamalkan pada Rabu terakhir di bulan Safar. Tahun ini, doa Rabu Wekasan bisa dipanjatkan pada 4 September 2024.
Baca SelengkapnyaAsal usul adanya ritual Rebo Wekasan karena pada hari itu dipercaya bakal turunnya musibah dan bala.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar setahun sekali, tepatnya pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual doa kepada Tuhan sebagai ritual tolak bala yang dilaksanakan setiap bulan Sya'far atau setiap hari Rabu terakhir pada penanggalan Hijriah.
Baca SelengkapnyaTata cara sholat Rabu Wekasan, ketahui amalan dan hukumnya.
Baca SelengkapnyaTulak Bala, tradisi menolak bala dari bencana maupun wabah khas masyarakat pesisir Pantai Barat Aceh.
Baca SelengkapnyaDalam kepercayaan masyarakat Jawa, bulan Safar dikenal memiliki energi yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Baca SelengkapnyaTradisi ngirab selalu dilaksanakan untuk memperingati hari Rebo Wekasan.
Baca Selengkapnya