Waspadai propaganda radikalisme melalui informasi hoax
Merdeka.com - Informasi hoax serta ujaran kebencian (hate speech) yang viral di media sosial mengganggu keharmonisan masyarakat. Kelompok radikal bisa memanfaatkan momen ini untuk melakukan provokasi merusak keutuhan bangsa.
"Kelompok radikal sangat pintar memanfaatkan hoax untuk melakukan provokasi. Ini bahaya karena kelompok radikal ingin memecah belah NKRI," ujar Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Yusny Saby dalam keterangan tertulis, Rabu (1/3).
Dia menilai kultur masyarakat Indonesia selama ini masih mudah percaya dengan informasi tidak benar. Untuk itu dia berharap ada lembaga yang bisa menjadi panutan bagi masyarakat dalam memerangi hoax dan hate speech.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Bagaimana berita hoaks dibuat? Beberapa bahkan menggunakan konten yang dibuat oleh AI atau kecerdasan buatan.
-
Apa berita hoaks yang menyebar di Amerika Serikat? Situs-situs berita hoaks atau 'berita palsu' lebih banyak daripada surat kabar harian di seluruh Amerika Serikat.
Dia juga mengkritik adanya pihak-pihak yang menciptakan dakwah-dakwah menjurus ke provokasi. Kalau hal itu dibiarkan dia khawatir justru akan timbul permusuhan.
"Marilah saling menghormati, jangan menghujat satu sama lain," saran mantan rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu.
Untuk itu, dia mendorong agar pemerintah mengambil langkah tepat untuk meredam hoax dan hate speech. Masyarakat juga harus setop menyebarkan info-info tak benar.
"Langkah ini dinilai bisa menjadi modal untuk menghilangkan atau mengurangi sikap dan perilaku menciptakan kebohongan," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaTanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas merupakan salah kunci suksesnya Pilkada yang aman, damai dan sejuk.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaKonten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca Selengkapnya