WhatsApp dan Media Sosial Panitia Diskusi Pemecatan Presiden Diduga Diretas
Merdeka.com - Mahasiswa penyelenggara diskusi bertajuk 'Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan' mendapatkan teror. Nomor whatsapp milik salah seorang panitia diduga menjadi sasaran peretasan.
Usai diretas, nomor whatsapp panitia itu mengabarkan jika diskusi virtual yang diadakan CLS FH UGM dibatalkan.
Presiden CLS FH UGM, Aditya Halimawan mengatakan, pihaknya mengelola dua grup whatsapp. Dua grup whatsapp itu berisi lebih kurang 400 anggota di dalamnya.
-
Siapa yang biasa bergabung dalam grup WhatsApp? Anggota dalam grup WhatsApp biasanya berisi keluarga, sahabat, teman kantor, alumni hingga perkumpulan tertentu.
-
Apa saja nama grup keren untuk WhatsApp? Nama grup keren untuk media sosial memang selalu dicari. Biasanya, nama grup yang keren dan unik akan banyak digunakan, khususnya untuk nama kelompok pada akun WhatsApp (WA).
-
Apa tujuan utama dari grup WhatsApp? WhatsApp sendiri merupakan aplikasi berkirim pesan yang kini sangat populer di tengah masyarakat. Melalui aplikasi tersebut, kita bisa melakukan telepon, chatting hingga video call secara pribadi maupun grup.
-
Mengapa grup WhatsApp diberi nama unik? Biasanya, grup WhatsApp akan diberi nama yang unik-unik dan lucu-lucu.
-
Kenapa WA Grup bisa mengganggu? WA Group akan menjadi suatu hal yang menyebalkan, jika terlalu banyak tergabung di dalamnya.
-
Bagaimana cara membuat nama grup WhatsApp keren? Nama grup yang keren dan unik akan banyak digunakan, khususnya untuk nama kelompok pada akun WhatsApp (WA).
Akibat peretasan itu sejumlah admin grup dikeluarkan dan hanya menyisakan satu akun admin yang diduga telah diretas. Dari akun yang diduga diretas itulah pesan berantai pembatalan diskusi tersebar.
"Terkait berita pembatalan itu bukan dari kami meskipun itu dari akun narahubung kami. Seperti ada indikasi peretasan. Jadi diretas, nggak tau apakah itu diretas dari salah satu akun dari grup WA atau bukan. Mereka pola modusnya, semua admin disisain satu milik F. Mereka meretas akun itu dan memberi pemberitahuan acara dibatalkan," katanya, Sabtu (30/5).
Sementara itu Dekan FH UGM Sigit Riyanto menuturkan, selain mendapatkan teror, nomor kontak milik panitia diskusi diretas. Peretasan terjadi pada Jumat (29/5).
Selain meretas nomor kontak, sambung Sigit, peretas juga mengambil alih akun media sosial milik Constitutional Law Society (CLS) UGM. Perentas juga disebut Sigit mengambil alih forum diskusi virtual dan mengeluarkan para peserta diskusi.
"Peretas menyalahgunakan akun media-sosial yang diretas untuk menyatakan pembatalan kegiatan diskusi. Sekaligus mengeluarkan (kick out) semua peserta diskusi yang telah masuk ke dalam grup diskusi. Selain itu, akun instagram Constitutional Law Society (CLS) sudah tidak dapat diakses lagi," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya akun @bem_udayana memublikasikan postingan dengan judul "Politik Sayang Anak Ala Jokowi".
Baca SelengkapnyaHasto mengaku telah menelusuri acara deklarasi dukungan kader PDIP kepada Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap terduga penyebar hoaks rekaman suara Forkopimda Batubara mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaSalah satu isi laporan yang dikirin melalui nomor WhatsApp Lapor Mas Wapres ialah berisi soal janji bisa menggantikan lumpur Lapindo.
Baca SelengkapnyaNamun mereka memutuskan untuk tidak melaporkan peristiwa itu ke kepolisian.
Baca SelengkapnyaAirlangga sebagai alumni UGM menganggap sikap tersebut sebagai pilihan sejumlah orang.
Baca SelengkapnyaPolisi mendalami kasus peretasan handphone Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi. Mereka menduga ada jaringan lebih besar dari empat pelaku yang sudah ditangkap.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca SelengkapnyaIntimidasi yang didapat berupa kiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp
Baca SelengkapnyaUntuk itu WhatsApp, menghadirkan berbagai fitur upaya mencegah beredarnya hoaks jelang pemilu
Baca SelengkapnyaMelki mengaku tidak tahu mengapa akun WA-nya diretas. Dia belum bisa memastikan siapa yang meretas akunnya.
Baca Selengkapnya