Wiranto Sebut 99 Persen Kasus Kebakaran Hutan karena Ulah Manusia
Merdeka.com - Menko Polhukam Wiranto meminta penanggulangan kebakaran hutan fokus kepada apa yang akan dihadapi ke depan. Hal ini disampaikan saat membuka rapat terbatas setingkat menteri, terkait penanggulangan kebakaran hutan.
"Rapat hari ini bukan apa yang sudah kita lakukan saja untuk mencegah dan penanggulangan, tetapi terutama apa yang kita hadapi saat ini, dan apa yang kira-kira kita hadapi ke depan, dan apa yang sudah kita siapkan, lakukan dan rencanakan untuk menghadapi ke depan ini," kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Rabu (21/8).
Rapat diikuti Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita, Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Selain itu beberapa lembaga terkait juga hadir.
-
Kenapa mitigasi bencana penting? Pentingnya mitigasi terletak pada upaya membangun ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman bencana. Melalui konsep ini, mitigasi berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi investasi dan sumber daya manusia.
-
Mengapa kebakaran hutan menjadi isu penting? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan.Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan sudah tidak bisa dihitung lagi.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa tujuan utama mitigasi bencana? Tujuan mitigasi bencana adalah untuk mengurangi dampak buruk dari bencana alam atau bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi risiko, kerugian, dan penderitaan yang mungkin timbul akibat bencana.
-
Mengapa kita harus menata masa depan? Setiap orang tentu memiliki masa depan dan nasib masing-masing yang menanti. Masa depan pun rasanya perlu ditata sedemikian rupa sejak dini. Sehingga, kelak kita akan menjalani hidup sesuai dengan harapan dan mendapatkan kebahagiaan yang sejati.
"Sehingga rasionya adalah yang kita lakukan itu kita perhitungkan bisa menekan titik api-api yang muncul," lanjut dia.
Dia menuturkan, laporan yang diterima kebakaran ini akibat ulah manusia 99 persen dan 1 persen hanya alami.
"Oleh karena itu, kita harus lebih fokus dalam bagaimana menangani ulah manusia ini, supaya tidak menyebabkan kebakaran hutan," jelas Wiranto.
Dia juga meminta laporan kesiapan. Kemudian, memadai SDM, infrastukturnya, alat, sistem, serta hambatannya.
"Kita koordinasikan di sini. Lalu nanti terakhir kesimpulan kita apa yang harus segera kita lakukan agar penanggulangan kebakaran hutan dan lahan ini efektif," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga mengaku kehadirannya dalam masalah ini karena menyangkut banyak hal dalam perekonomian.
Baca SelengkapnyaRakor digelar karne saat ini sudah memasuki musim kemarau.
Baca SelengkapnyaBerikut ketakutan Prabowo Subianto waspadai bencana buruk di IKN.
Baca Selengkapnya"Jangan sampai hal kecil seperti karhutla menyebar ke negara tetangga membuat harga diri bangsa jatuh,"
Baca SelengkapnyaHeru bilang, sebagai langkah antisipasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaSelama periode 1 Juli sampai 24 Juli 2024, terdapat 28 titik panas
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menangani kabut asap.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaPencegahan ini sekaligus untuk menghindari dampak buruk terhadap ekosistem dan masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca Selengkapnya