Wiranto soal bocah jadi korban bom: Kita kutuk kenapa begitu kejam
Merdeka.com - Intan Marbun (3) korban bom molotov di Gereja Oikumene Sengkotek, Samarinda, meninggal dunia setelah menderita luka bakar. Intan meninggal dunia pada Senin (14/11 )dini hari. Dia merupakan satu dari empat anak yang menjadi korban teror tersebut.
Menko Polhukam Wiranto mengutuk keras kejadian tersebut. Dia tak habis pikir pelaku meneror rumah ibadah dan menyebabkan korban meninggal yang masih anak-anak. "Kita mengutuk mereka kenapa mereka begitu kejam," kata Wiranto di Kantornya, Selasa (15/11).
Wiranto mengatakan, lewat peristiwa bom Samarinda membuktikan terorisme masih merajalela di Tanah Air. Sebab itu, dia berharap masyarakat dapat berperan dalam mengantisipasinya dengan melaporkan jika melihat seseorang yang mencurigakan.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Sebagai pusat kekuasaan utama di Mesoamerika pra-Hispanik, Chichén Itzá terkenal dengan tradisi berdarahnya, penduduk masa ini juga mengorbankan kerabat termasuk saudara kandung khususnya laki-laki.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Apa yang terjadi pada serangan bom di Kano? Tiga bom meledak di luar masjid Central Mosque di Kano, yang menewaskan sekitar 120 orang dan melukai sekitar 260 jamaah saat mereka sedang melaksanakan salat Jumat.
"Kalau kita mau offensif maka kita minta keterlibatan seluruh masyarakat untuk segera melaporkan kalau ada hal yang mencurigakan," ujarnya.
Sementara itu, dalam pelbagai kesempatan di pertemuan skala internasional, pemerintah Indonesia telah sepakat dengan negara-negara lain bahwa terorisme merupakan musuh bersama yang harus diberantas dengan cara bersama-sama pula. "Dan Indonesia sudah jelas-jelas menyatakan bahwa kita tidak mungkin untuk melawan terorisme itu sendiri-sendiri. Harus ada kerja sama antar negara," ujarnya.
Seperti diketahui, Johanda, pelaku pengeboman Gereja Oikumene di Sengkotek, Harapan Baru, Samarinda, Kalimantan, sudah mempersiapkan aksinya beberapa hari sebelumnya. Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, pelaku merakit bom di rumahnya yang berada di kawasan Harapan Baru, tak jauh dari Gereja Oikumene.
"Pelaku merakit di rumahnya di belakang masjid tanpa nama selama tiga hari. Baru hari minggu yang bersangkutan datang ke TKP dan lemparkan bom tersebut," ujar dia.
Boy mengatakan ledakan bom di Gereja Oikumene diperkirakan terjadi pukul 10.15 WITA. Saat itu, Johanda datang dengan menggunakan sepeda motor dan melempar bom rakitan ke halaman gereja. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KKB ingin membebaskan Bui Wonda alias Bossman Wenda yang sebelumnya berhasil diamankan oleh Satgas Gakkum Operasi Damai Cartenz
Baca SelengkapnyaSabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ayah banting anak hingga tewas itu terjadi pada Rabu, 13 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaAksi pelemparan ini mengagetkan pengguna jalan hingga viral di media sosial
Baca SelengkapnyaUsman kini ditahan oleh Polres Metro Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaKemarahan warga dipicu peristiwa kecelakaan dialami salah satu bocah yang tengah berboncengan lalu terjatuh dan terlindas di bagian kaki.
Baca SelengkapnyaAipda Ibrohim disebut berusaha membubarkan sekelompok remaja tersebut karena diduga hendak melakukan tawuran.
Baca SelengkapnyaKetiganya bocah berusia 10 tahun, 6 tahun dan 4 tahun
Baca SelengkapnyaBocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca SelengkapnyaPenganiayaan dilakukan sejumlah warga kepada korban. Bahkan, ketua RT diduga ikut menganiaya.
Baca Selengkapnya