Wiranto sudah deteksi kelompok penyandera WNI di laut Sabah
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengklaim telah mengetahui kelompok yang menculik Warga Negara Indonesia di perairan perbatasan Malaysia-Filipina. Namun, dia enggan menyampaikan kelompok mana yang terlibat.
"Udah (tahu siapa yang menculik), cukup tunggu aja. Jangan mendahului yang belum selesai," katanya di Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Senin (8/8).
Ketua Umum Partai Hanura non-aktif ini mengungkapkan, pemerintah telah berupaya untuk melakukan antisipasi agar pembajakan kapal tak kembali terulang. Salah satunya dengan memberikan imbauan untuk tidak melintasi kawasan rawan.
-
Kenapa Brigjen Suryo harus menghindar dari penangkapan? Dia berusaha menahan Brigjen Suryo. Brigjen Suryo yang Ditodong Senjata Tetap Tenang, Dia Malah Menghardik Kapten Itu 'Kapten kamu tahu apa soal Dewan Revolusi? Saya lebih tahu soal Dewan Revolusi,' kata Brigjen Suryo.
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Kenapa pasukan penculik menculik jenderal? Hal ini dilakukan karena di rumah Nasution dan Yani terdapat pasukan pengawal. Sementara di rumah-rumah jenderal lain, tidak ada pengawal.
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Bagaimana Paspampres menanggapi dugaan penganiayaan? Asintel Paspampres, Kolonel Kav Herman Taryaman membantah dugaan tersebut. Dia meyakini, tindakan pengamanan spanduk bukan dilakukan oleh anggotanya.
-
Apa yang sedang dilakukan Kementerian ATR/BPN? Kementerian ATR/BPN telah menyelamatkan aset-aset negara melalui program sertifikasi tanah aset dengan estimasi nilai yang terselamatkan mencapai ± Rp643,9 triliun.
"Kita udah sangat berhati-hati memberikan satu tempat di mana di situlah kita harus alert, waspada. OKI satu kawasan yang kritis untuk disandera, kita harapkan jangan masuk wilayah itu. Yg kena sandera ini kan rata rata masuk wilayah kritis itu. Itu yang jadi masalah," tutupnya.
Untuk diketahui, Harman Mangga (30), kapten kapal ikan yang sedang berlayar di Perairan Kinabatangan menjadi korban penculikan di laut perbatasan Malaysia-Filipina. Penculik menuntut tebusan 10 ribu Ringgit Malaysia (setara Rp 32.4 juta) untuk pembebasan Harman.
Dari informasi polisi Kota Kinabalu, Malaysia, Harman sedang berada di kapal bersama dua anak buahnya ketika sebuah kapal cepat berisi sekelompok pria merapat. Mereka hanya membawa Haman, sementara dua anak buahnya dibiarkan tetap di atas kapal setelah ditawan dua hari. Penculikan ini terjadi 3 Agustus lalu, namun awak kapal tersebut baru bisa melapor dua hari sesudahnya.
The Star melaporkan, Minggu (7/8), polisi menduga penculikan ini tidak didalangi oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Kecurigaan polisi dimulai dari jumlah tebusan yang diminta, 'hanya' 10 ribu Ringgit, sedangkan aksi Abu Sayyaf bulan lalu menculik 10 WNI menghasilkan tuntutan 20 juta Ringgit. Ke-10 WNI itu sampai sekarang belum dibebaskan.
Faktor lainnya, teroris di selatan Filipina biasanya tidak melepas sandera setelah diculik hanya dalam hitungan jam. Dalam kasus kali ini, dua awak kapal itu mengaku dibawa ke dua pulau kosong sekitar Sandakan, lantas dilepas karena diminta mencari uang tebusan sesegera mungkin.
"Kami berusaha memastikan insiden ini benar-benar penculikan. Kami terus mendalami keterangan awak kapal," kata Abdul Rashid Harun, Kepala Polisi Sabah.
Kapal pimpinan Harman berangkat dari Sandakan pada 31 Juli. Polisi masih belum bisa memastikan, apakah TKP penculikan berada di perairan Malaysia atau sudah memasuki Filipina. Kendati demikian, laporan penculikan ini adalah yang ketiga kalinya dalam kurun sebulan di Sabah.
Dalam keterangan terpisah, dua awak itu meyakini sudah diculik oleh kelompok bersenjata Filipina. Mereka mengaku para penculik Harman mengenakan seragam loreng, penutup kepala, serta berbicara dalam bahasa Melayu patah-patah.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Podus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mempelajari mengapa para pengungsi bisa berakhir di Indonesia yang semula bukan negara tujuan atau transit.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaKorban TPPO diserahkan ke Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI).
Baca SelengkapnyaUpaya pencurian itu terjadi saat kapal lego jangkar di perairan Dumai
Baca SelengkapnyaWali kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bakal menertibkan kawasan Jalan Danau Tempe yang disinyalir menjadi lokasi prostitusi.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengancam bakal menenggelamkan kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal
Baca Selengkapnya"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,
Baca SelengkapnyaWakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta investigasi terus dilakukan terkait peretasan server Pusat Data Nasional
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo membuka ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8).
Baca SelengkapnyaKedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal
Baca SelengkapnyaHal ini menyusul aksi WNA asal Inggris yang merebut dan menabrakkan truk milik warga.
Baca Selengkapnya