Wisatawan dan nelayan diminta tak mendekati Gunung Krakatau
Merdeka.com - Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau Lampung mencatat aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih normal, namun berstatus waspada atau level dua. Sehingga para nelayan dan wisatawan dilarang mendekat dalam radius dua kilometer dari gunung api tersebut.
"Agak sering terjadi tremor. Kemarin terjadi letusan 227 kali, namun kondisinya masih level dua atau waspada," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Andi Suardi seperti dilansir dari Antara, Sabtu (4/8).
Dia mengingatkan semua pihak, terutama nelayan dan wisatawan, bahwa Gunung Anak Krakatau adalah gunung api aktif dan aktivitasnya fluktuatif.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Bagaimana gunung api memengaruhi air di sekitarnya? Cairan panas dari gunung itu membuat air di sekitarnya menjadi hangat dan cocok bagi hewan laut untuk bertahan hidup di laut dalam.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Kapan letusan gunung berapi terjadi? Berdasarkan kisah nyata letusan gunung berapi Cumbre Vieja di Pulau La Palma pada tahun 2021, film ini menampilkan ketegangan, hubungan keluarga, serta dilema hidup dan mati.
-
Apa yang harus dilakukan jika gunung berapi meletus? Setelah letusan terjadi, langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi evakuasi secepat mungkin, menghindari area yang terkena letusan, menggunakan masker untuk melindungi pernapasan, dan mengikuti petunjuk dari tim penyelamat.
"Karena itu, sejak minggu lalu dikeluarkan peringatan agar Gunung Anak Krakatau tidak didekati dalam radius 2 kilometer, sedang sebelumnya hanya dalam satu kilometer," jelasnya.
Meski aktivitas Gunung Anak Krakatau tercatat normal, Andi kembali mengingatkan bahwa kondisi gunung api aktif itu sulit diprediksi.
Sehubungan itu, para nelayan dan wisatawan diminta untuk tetap mematuhi larangan, yakni tidak mendekati gunung api aktif di Selat Sunda itu.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat sekitar atau wisatawan diminta tidak mendekati kawasan Gunung Rokatenda.
Baca SelengkapnyaStatusnya dinaikkan karena hasil pemantauan visual dan instrumental, terjadi peningkatan aktivitas gunung.
Baca SelengkapnyaWaspada terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik signifikan
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau kini berada pada status level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaSatu gunung api di NTT berada pada level III atau Siaga. Sedangkan tiga gunung api lainnya berstatus Waspada atau level II.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaBadan Geolog mengungkap potensi ancaman erupsi freatik dan magmatik.
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Banyumas terdapat beberapa desa yang berjarak cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet.
Baca SelengkapnyaJarak pantai Anyer ke Gunung Anak Krakatau 45-50 Km, dan radius tidak aman akibat erupsi berada di 5 Km
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara.
Baca SelengkapnyaGunung Anak Krakatau melontarkan abu dengan tinggi kolom hingga 1.400 meter di atas puncak atau sekitar 1.557 meter di atas permukaan laut.
Baca SelengkapnyaGunung Ile Lewotolok menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu sepekan mulai dari 16 hingga 22 April.
Baca Selengkapnya