WN China di Kampar kerja dan belanja sembako pakai seragam loreng
Merdeka.com - Akun Facebook bernama Akbar Darmawan mengunggah foto seorang warga negara China berpakaian seragam TNI ramai di media sosial. Bahkan, kontroversi tersebut sampai ke akun medsos Kapolsek Siak Hulu Kompol Vera Taurensa hingga banyak dikomentari netizen.
Kompol Vera langsung memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penyelidikan. Tak berapa lama, polisi mendapat informasi bahwa WNA tersebut merupakan karyawan PT Riau Perkasa Steel (PT RPS) di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.
Polisi juga berkoordinasi dengan TNI, Danramil 06 Siak Hulu Kapten Hadi Prayetno untuk mendatangi WNA tersebut.
-
Apa yang dibeli Rafael Tan? Inilah rumah baru Rafael Tan yang ia beli dari hasil berjualan seblak.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Dimana WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Kenapa WNA tersebut ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
"Dari hasil keterangan Humas PT RPS, Zheng Guo Ren menerangkan bahwa yang mengenakan pakaian menyerupai seragam TNI ini memang benar adalah karyawan di perusahaan tersebut," ujar Kompol Vera kepada merdeka.com, Minggu (24/12).
Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan RI (IMTA), pria yang mem-posting dirinya bersergam TNI tersebut bernama Tan Jianwu, WN China yang berdomisili di jJalan Raya Pasir Putih Km 6,5 Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu.
"Pria tersebut bekerja sebagai mechanical engineer dengan nomor paspor G47974652. Menurut keterangan Tan Jianwu, dia memang memakai baju tersebut pada Minggu 17 Desember lalu, saat pergi berbelanja sembako untuk keperluan sehari-hari," kata Vera.
Kepada polisi, Tan Jianwu mengaku dirinya membeli baju tersebut saat masih berada di China melalui internet seharga $60 atau sekitar Rp 120.000.
"Dia mengaku tidak mengetahui bahwa baju tersebut menyerupai seragam TNI yang dilarang dipakai selain anggota TNI. Baju tersebut juga digunakannya sehari-hari di lokasi kerja," kata Vera.
Atas permasalahan tersebut, Danramil 06 Siak Hulu Kapten Hadi dan Kompol Vera meminta kepada Humas PT RPS untuk melarang karyawannya menggunakan pakaian menyerupai seragam TNI baik di lingkungan perusahaan maupun saat keluar.
"Hal itu dilakukan untuk menghindari salah penafsiran oleh masyarakat dan pengguna media sosial," pungkas Vera. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sambil berbincang dengan pedagang mengenai harga batik dan ukurannya. Zulhas dengan senang hati membeli baju batik yang berharga Rp125.000.
Baca SelengkapnyaYuni pun meminta agar pihak bea cukai transparan terhadap penghitungan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaAkun media sosial hingga situs jasa titip (jastip) pembelian barang impor China dengan harga murah banyak bermunculan.
Baca SelengkapnyaBerwisata ke Bali tidak dapat dilakukan setiap hari sehingga momentum ini ingin dimanfaatkan dengan baik.
Baca SelengkapnyaMereka berhasil membanggakan kesuksesan mereka sebagai pemilik usaha fesyen yang sukses di Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSalah satu pedagang di Solo, Jawa Tengah, Ambar mengatakan cukup banyak pembeli yang mencari berbagai merchandise bergambar Jokowi.
Baca SelengkapnyaPerkembangan teknologi menghadirkan banyak aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk berbelanja dari jarak jauh.
Baca SelengkapnyaPasutri asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, nekat meninggalkan pekerjaan dan memulai merintis bisnis kecil-kecilan
Baca Selengkapnya