WN Rusia Rampok Money Changer Di Bali Pakai Senpi Milik Anggota Brimob
Merdeka.com - Tim gabungan Kepolisian Polresta Denpasar dengan Satgas CTOC Polda Bali, berhasil mengungkap perampokan di Money Changer BMC PT. Bali Maspintjindra, Jalan Pratama, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, yang terjadi pada Selasa (19/3) kemarin, sekitar pukul 00.30 Wita.
Para tersangka tersebut adalah Warga Negara Asing (WNA) asal Rusia yakni bernama Alexei Korotkikh (44), Georgil Zhukov (40), Robert Haupt (42) dan satu orang yang berhasil lolos.
"Kami berhasil mengungkap kasus pencurian dan kekerasan yang dilakukan oleh warga asing asal Rusia dan satu orang berhasil lolos," ucap Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan, di Mapolresta Denpasar, Rabu (20/3) sore.
-
Dimana senjata itu ditemukan? Di lokasi pencarian Schoningen, Lower Saxony, arkeolog menemukan lebih dari 10.000 tulang kuda liar dan tujuh tombak kayu, serpihan tombak lain, dan dua tongkat lempar.
-
Siapa yang menemukan senjata itu? Tombak Schoningen yang ditemukan di Jerman pada 1990-an mengungkap banyak informasi tentang bagaimana kehidupan manusia Neanderthal.
-
Apa yang ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Apa saja jenis senjata yang ditemukan? 'Kapak dapat digunakan sebagai alat atau senjata. Fungsi terakhir juga berlaku untuk mata tombak,' kata Trefný.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Bukannya membawa korban ke Rumah Sakit, pelaku malah meninggalkannya di ruko TKP ditemukan jasad RN tewas bersimbah darah.
Terungkapnya para perampok ini, setelah 2 jam dari peristiwa perampokan tersebut. Kemudian, tim gabungan melakukan penyelidikan dan pengejaran kepada para tersangka dan mendapatkan informasi bahwa para tersangka menggunakan mobil berwarna putih ke daerah Universitas Udayana, Jimbaran, Badung, Bali.
Kemudian tim gabungan melakukan penyanggongan dan mobil yang ditumpangi para tersangka memarkir di Jalan Giri Kecana, Kuta Selatan. Selanjutnya, dua orang tersangka turun yakni Alexei Korotkikh dan Georgil Zhukov dan langsung berjalan menuju sepeda motor yang terparkir.
Saat tim gabungan mendekati dan melakukan penangkapan. Tersangka Alexei Korotkikh melakukan perlawanan dengan mengeluarkan senjata tajam dan berkelahi dengan petugas. Karena, membahayakan, polisi yang bersenjata langsung melakukan tindakan tegas menembak tersangka Alexei Korotkikh dan tewas.
"Karena situasi membahayakan, akhirnya anggota yang bersenjata melakukan tembakan hingga meninggal dunia," imbuh Kapolresta.
Kapolresta juga menjelaskan saat penangkapan satu orang lolos dengan kabur membawa mobil. Kemudian, pihak kepolisian melakukan penggeledahan di kamar indekos Alexei Korotkikh di daerah Kedonganan, Kuta, Badung, Bali, dan menemukan tersangka Robert Haupt dan langsung melakukan penangkapan.
"Saat kita cek, ada seorang bernama Robert. Kemudian, kami geledah di atas plafon ditemukan uang dengan berbagai macam, ada 13 mata uang asing yang kita temukan di TKP milik Alexei yang meninggal," jelas Kapolresta.
Wn Rusia rampok money changer di Bali ©2019 Merdeka.com/Moh Kadafi
Kapolresta juga menjelaskan, bahwa perampokan di Money Changer terekam CCTV ada sekitar 4 orang. Selain, ditemukan uang juga ada sebuah magazine dengan peluru 16 butir dengan kaliber 5,56 senjata SS1.
"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan dan pengejaran kepada satu buronan yang berhasil lolos. Semua, pintu keluar Bali kita sudah jaga ketat," ujar Kapolresta.
Ruddi mengatakan, di CCTV memang terlihat seorang pelaku menenteng senjata laras panjang jenis SS1. Sehingga, saat pengejaran petugas diminta untuk lebih berhati-hati karena pelaku membawa senjata api.
"Kami temukan juga magazine dengan peluru sejumlah 16 butir dengan kaliber 5,56 ini untuk senjata SS1. Di CCTV ada gambar pelaku yang membawa sejenis SS1," ujarnya.
Kapolresta menjelaskan, dalam rekaman CCTV memang terlihat ada empat pelaku yang masuk ke Money Changer. Jadi, satu pelaku lain masih dalam pengejaran. Untuk senjatanya juga hingga kini belum ditemukan dan diduga dibawa pelaku yang buron tersebut.
"Pelaku membawa senjata api laras panjang dan sampai sekarang kami masih selidiki. Karena masih ada pelaku yang belum kita amankan," imbuhnya.
Senjata Hasil Rampokan
Kapolresta juga menyampaikan, senjata SS1 tersebut diduga senjata milik anggota Brimob Polda Bali yang dirampas di areal parkir Ayana Resort and Spa, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada Agustus 2017 silam.
Hal tersebut setelah diperiksa, anggota Brimob yang kehilangan senjata tersebut membenarkan magazine itu miliknya. Yang berbeda adalah warnanya yang sudah diganti pelaku dengan cat silver.
"Kalau kita lihat dari magazine dari hasil keterangan anggota yang hilang senjatanya, pelurunya dari organik Brimob yang hilang di Ayana (Nusa Dua) dan ini memang magazine jenis SS1. Kalau dilihat ini sudah diganti warnanya menjadi silver," ungkapnya.
Kapolresta menegaskan, pihaknya kini masih melakukan penyelidikan dan mengejar pelaku. Selain itu, mencari senjata api yang digunakan.
"Kalau kita lihat masih satu orang lagi yang dilakukan pengejaran," ucapnya.
Kapolresta juga menyampaikan, para pelaku ini diduga sama dengan yang melakukan perampokan Money Changer di Jalan Nakula, Legian, pada Desember 2018 lalu. Pada saat itu, diketahui bahwa pelaku merupakan WNA dilihat dari matanya yang berwarna biru.
"Kita lihat kejadian-kejadian sebelumnya di Nakula dan kita lakukan penyelidikan ciri-ciri di TKP Nakula kita sudah menduga dan mendapat informasi yang melakukan WNA. Dari CCTV terlihat matanya biru," ungkapnya.
"Dari hasil pengembangan sekitar 4 bulan, kemarin ternyata tersangka kembali melakukan aksinya di lokasi lain. Kalau kita lihat ini kelompok yang sama dan jaringan mereka," ujar Kapolresta.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Uang mutilasi termasuk dalam kategori uang rupiah yang dirusak secara sengaja.
Baca SelengkapnyaKasus MG terungkap setelah adanya laporan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolda Metro Jaya membongkar sindikat penjualan senjata api ilegal hasil kerja sama dengan TNI Angkatan Darat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang menjadi korban dipersilakan untuk melaporkan ke kantor kepolisian supaya segera ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaPenyelidikan legalitas belasan senpi itu diambil alih Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaSenjata api rakitan ilegal tersebut merupakan milik tersangka IG yang kemudian dibawa oleh tersangka IMS ke Rusun Polri Cikeas.
Baca SelengkapnyaSatu bagian uang asli, disambung dengan bagian uang lainnya yang diduga uang palsu.
Baca Selengkapnya