Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

WNA Keluhkan Kualitas Hotel Isolasi, Ini Tanggapan Satgas

WNA Keluhkan Kualitas Hotel Isolasi, Ini Tanggapan Satgas Petugas membawa pasien Covid-19 yang akan diisolasi. ©2021 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menanggapi keluhan pelaku perjalanan luar negeri yang menjalani isolasi di hotel dengan fasilitas tidak memadai. Wiku memastikan pemerintah akan meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien yang menjalani karantina maupun isolasi.

"Kualitas pelayanan dan fasilitas terus kami tingkatkan ke depannya," katanya kepada merdeka.com, Rabu (12/1).

Pemerintah akan bekerja sama dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyediakan fasilitas karantina yang terstandar dan nyaman bagi pelaku perjalanan luar negeri. Kualitas fasilitas karantina juga akan disesuaikan dengan besaran tarif.

Orang lain juga bertanya?

"Pada prinsipnya, setiap fasilitas karantina baik wisma ataupun hotel memiliki standarisasi khusus kelayakan sebelum diberikan izin dan ditetapkan sebagai tempat karantina terpusat," ujarnya.

Wiku menambahkan, bagi pelaku perjalanan luar negeri yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat menjalani karantina akan dipindahkan ke fasilitas isolasi. Upaya pemindahan pasien ini tidak disertai dengan paksaan dalam bentuk apa pun.

"Perlu ditekankan bahwa tidak semua hotel memenuhi syarat dapat menyediakan fasilitas isolasi," ucap Wiku.

Fasilitas Hotel Rusak dan Kotor

Sebelumnya, Matthew Joseph Martin, Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat mengeluhkan kualitas hotel yang ditempatinya selama menjalani isolasi. Sebagian besar fasilitas yang berada dalam kamar hotel rusak, kotor, dan berdebu. Karpet dan dinding kamarnya kotor, remote air conditioner (AC), tempat tidur, jendela, hingga shower rusak.

Belum lagi makanan yang disediakan hotel itu tidak sesuai dengan paket karantina. Berdasarkan paket karantina yang dipublikasikan pihak hotel, tamu mendapatkan makanan tiga kali sehari dengan tambahan snack dua kali.

"Tapi kenyataannya, jajanan yang diberikan jajan pasar 1 biji singkong. Bagaikan komedi tragis menyebut jajanan singkong yang satu ini," ucapnya kepada merdeka.com, Senin (11/1).

Dipindahkan Setelah Dinyatakan Positif

WNA yang sudah hampir enam tahun menetap di Indonesia ini menceritakan lengkap kondisi yang dialaminya. Dia tiba di Indonesia pada 30 Desember 2021, setelah mengunjungi orang tuanya di Amerika Serikat. Matthew melakukan perjalanan bersama putranya berusia empat tahun.

Saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Matthew dan putranya menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasilnya negatif Covid-19. Keduanya langsung bergegas menuju tempat karantina di Hotel Mercure Jakarta Gatot Subroto.

Matthew mengeluarkan uang sebesar Rp16,5 juta untuk biaya karantina di Hotel Mercure selama 10 hari bersama putranya. Pada hari ke delapan karantina atau tepatnya 6 Januari 2022, Matthew dan putranya melakukan tes PCR kedua di Hotel Mercure. Hasilnya menunjukkan positif Covid-19.

"Saya minta tes pembanding, tapi jawabannya tidak boleh. Bahkan tamu lain di-bully petugas hotel karena sering minta tes pembanding, katanya dideportasi kalau minta lagi," kata Matthew.

Setelah dinyatakan positif terinfeksi virus SARS-CoV-2, Matthew dan putranya menjalani isolasi di Hotel Mercure. Sampai 8 Januari 2022.

Di tanggal yang sama, Matthew mengaku dipaksa pindah oleh petugas Hotel Mercure dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 ke hotel yang terletak di kawasan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

"Tidak masuk akal, kenapa kami harus pindah? Itu lebih berisiko menginfeksi orang lain. Padahal lebih baik kami tetap di kamar (Hotel Mercure) saja," ujarnya.

Menurut Matthew, dia tak diberi opsi hotel lain. Hanya diharuskan pindah ke hotel kedua. Matthew juga tak mengetahui apakah Hotel di Gondangdia ini masuk daftar hotel yang direkomendasikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.

Bayar Rp22 Juta untuk 10 Hari

Matthew menyebut kualitas pelayanan hotel kedua itu sangat rendah. Berbeda jauh dengan Hotel Mercure. Padahal, hotel kedua ini menetapkan tarif Rp13,5 juta untuk satu tamu. Karena Matthew melakukan isolasi bersama putranya, maka tarif yang dikenakan sebesar Rp22 juta untuk 10 hari. Artinya, tarif penginapan harian yang harus dibayar sebesar Rp2,2 juta.

"Kami bayar Rp13,5 juta untuk hotel bobrok seperti itu. Jelas ini tidak adil," keluhnya

Selama menjalani isolasi di hotel tersebut, Matthew mengaku baru satu kali dikunjungi tenaga kesehatan. Saat itu, kesehatannya dicek pada 8 Januari 2022 pukul 23.00 WIB. Namun, kondisi kesehatan putranya tidak dicek karena sedang tidur.

Pria yang lebih sering disapa Abah Bule Omar ini mengaku semula tidak merasakan gejala meski dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, kini dia merasakan pusing.

"Sekarang lagi pusing dengan kondisi (hotel) dan biayanya," tutupnya.

(mdk/yan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kondisi Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Memadai, Wakil Ketua DPR Prihatin
Kondisi Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Memadai, Wakil Ketua DPR Prihatin

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar prihatin dengan kondisi tenda jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cek RSUD Salatiga, Jokowi Minta Pelayanan dan Fasilitas Ditingkatkan
Cek RSUD Salatiga, Jokowi Minta Pelayanan dan Fasilitas Ditingkatkan

Jokowi menilai, pelayanan di RSUD tersebut sudah terbebas dari pungutan dan pembatasan bagi pasien yang menginap.

Baca Selengkapnya
Kesan Jokowi Resmikan RS Kemenkes di Surabaya: Saya Seperti Masuk Hotel Bintang 5
Kesan Jokowi Resmikan RS Kemenkes di Surabaya: Saya Seperti Masuk Hotel Bintang 5

Jokowi mengungkapkan alasan pemerintah membangun rumah sakit (RS) dengan fasilitas seperti hotel bintang lima di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya
Cek Jemaah Haji, DPR Temukan Tenda Kelebihan Kapasitas, MCK Terbatas dan Makanan Dikeluhkan
Cek Jemaah Haji, DPR Temukan Tenda Kelebihan Kapasitas, MCK Terbatas dan Makanan Dikeluhkan

DPR memaparkan beberapa catatan saat melakukan inspeksi dadakan ke tenda jamaah haji Indonesia di Mina, Makkah, Arab Saudi

Baca Selengkapnya
Menkes Jelaskan Perubahan KRIS: Meningkatkan Standar Minimum Layanan
Menkes Jelaskan Perubahan KRIS: Meningkatkan Standar Minimum Layanan

KRIS bertujuan untuk meningkatkan standard minimal pelayanan rawat inap di seluruh rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Megawati Kritik Pariwisata Bali Amburadul, Begini Respons Koster
Megawati Kritik Pariwisata Bali Amburadul, Begini Respons Koster

Megawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.

Baca Selengkapnya
Jokowi Curhat Sulitnya Bangun IKN: Kalau Mau Pindahkan PNS, Nanti Weekend Main ke Mana
Jokowi Curhat Sulitnya Bangun IKN: Kalau Mau Pindahkan PNS, Nanti Weekend Main ke Mana

Pembangunan IKN dengan beragam fasilitas yang dibangun di dalamnya bisa menjadi ekosistem yang lengkap.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut Cek Kesiapan Hotel dan Bus Jemaah Haji di Makkah, Begini Hasilnya
Menag Yaqut Cek Kesiapan Hotel dan Bus Jemaah Haji di Makkah, Begini Hasilnya

Jemaah haji Indonesia akan mulai berangkat ke Madinah pada 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Curhat Sulitnya Pindahkan ASN ke IKN: Tidurnya Dimana, Anak-anaknya Sekolah Dimana
Jokowi Curhat Sulitnya Pindahkan ASN ke IKN: Tidurnya Dimana, Anak-anaknya Sekolah Dimana

Jokowi mengungkapkan sulitnya membangun ibu kota baru, terlebih untuk negara sebesar Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ini Janji-Janji Kemenag pada Penyelenggaraan Haji 2025
Ini Janji-Janji Kemenag pada Penyelenggaraan Haji 2025

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief menekankan, skema tanazul tersebut masih didiskusikan dan bersifat sukarela.

Baca Selengkapnya
DPR Segera Bentuk Pansus Haji: Banyak Kendala Prosesi Haji di Arafah, Muzdaliah dan Mina
DPR Segera Bentuk Pansus Haji: Banyak Kendala Prosesi Haji di Arafah, Muzdaliah dan Mina

Pansus Haji tidak hanya akan mengevaluasi penyelenggaraan haji yang dilakukan oleh Kementerian Agama.

Baca Selengkapnya
Terungkap Penyebab Jokowi Tak Bisa Tidur Nyenyak di Istana IKN
Terungkap Penyebab Jokowi Tak Bisa Tidur Nyenyak di Istana IKN

Ada permasalahan pada AC yang berada di ruang tidur Jokowi.

Baca Selengkapnya