WWF & Field Indonesia himpun 'petani zaman now' melalui sekolah lapangan
Merdeka.com - Untuk pemberdayaan petani sangat perlu swadaya di lokasi program untuk belajar langsung di lapangan secara berkelompok. Seperti sekolah lapangan (SL) yang bertujuan agar para petani selaku manajer di kebunnya sendiri mampu memahami cara kerja tanaman dan interaksinya dengan unsur-unsur ekosistem kebun lainnya.
Hal inilah yang dilakukan World Wildlife Fund (WWF) bersama Farmers' Initiatives for Ecological Livelihood and Democracy (Field) Indonesia di Balai Jorong Koto Agung, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Selasa (19/12).
Dengan motto 'petani zaman now, no ribut punya solusi' WWF dan Field Indonesia menghimpun para petani sawit dan karet dengan pendekatan melalui SL RIMBA (Riau, Jambi dan Sumatera Barat).
-
Bagaimana petani milenial ini belajar bertani? Dalam bertani pepaya, Aksin belajar secara autodidak. Ia belajar dari para peternak pepaya lain. Tak hanya ilmu yang didapat, ia juga mendapat banyak motivasi dari para mentornya.
-
Bagaimana cara menanam padi di lahan sawit? Pendekatan intercropping merupakan metode budidaya dua komoditas berbeda dalam satu area yang sama melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR).
-
Apa yang diajarkan di diklat untuk Karang Taruna? Isinya yakni soal cara menghormati orang lain hingga melayani tamu pada saat acara hajatan. Beberapa anak muda bahkan diminta mengambil peran langsung untuk mempraktikkan sejumlah hal.
-
Bagaimana Pemkot membantu para petani? Pemerintah melalui PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), membantu mulai dari media tanam, bibit, pupuk, hingga instalasi hidroponik.
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Dimana pusat pelatihan petani itu akan dibangun? Kepresidenan Moeldoko mengusulkan Indonesia menjadi pusat pelatihan petani muda Asia Pasik kepada Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
"Memberikan pemahaman terhadap petani tidak melulu dengan metode ceramah ataupun pelatihan dari narasumber berkompeten. Namun perlu aktualisasi dilapangan yang melibatkan pola petani langsung, sekaligus menghimpun gagasan-gagasan para petani," terang Trainer Field Indonesia, Triyanto PA.
Dikatakannya, sekolah lapangan adalah Sebuah metodologi belajar bagi petani di Koridor RIMBA bagi petani karet dan petani kelapa sawit swadaya (smallholder) untuk mengadopsi praktik pengelolaan terbaik.
"Merupakan tahapan yang ditempuh program RIMBA untuk mewujudkan ekonomi hijau di koridor RIMBA dengan fasilitasi pendanaan dari Millenium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia)," ulasnya.
Triyanto PA menjelaskan, tujuan besar dari program RIMBA untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan peningkatan cadangan karbon di lanskap kritis RIMBA dengan meningkatkan keterhubungan ekosistem melalui pembangunan ekonomi hijau.
"Sejalan dengan hal tersebut, penghidupan masyarakat akan meningkat (baik melalui ekonomi kreatif, peningkatan akses terhadap sumberdaya alam dan pengurangan keterancaman)," katakanya.
Perwakilan Field Indonesia lainnya, Heriyanto, mengatakan hari temu SL RIMBA ini dihadiri sekitar 200 orang lebih petani yang tergabung dalam 11 SL yang tersebar di 9 Nagari dari 6 Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya. Termasuk 16 orang pemandu lapangan SL yang juga berasal dari petani karet dan sawit di daerah tersebut.
"Hari temu lapangan ini bertujuan untuk penyebarluaskan informasi tentang pengetahuan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran yang dilakukan di 11 SL," ungkap Heriyanto.
Dalam hal ini masing-masing SL menggelar hingga 10 kali pertemuan. Uniknya jadwal pertemuan itu sendiri diatur para petani yang tergabung dalam SL.
"Saat ini ada empat SL inti sawit dan tujuh SL untuk petani karet. Masing-masing SL itu anggota mencapai 25 orang petani," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pola Kemitraan PTPN IV Bakal Diadopsi Petani Sawit, Tetap Dapat Penghasilan Saat Peremajaan Kebun
Baca SelengkapnyaMoeldoko Usulkan Indonesia jadi Pusat Pelatihan Petani Muda Asia Pasifik
Baca Selengkapnyapenanaman kopi ini dilaksanakan dengan sistem organik untuk kelestarian dan konservasi lahan. Program ini berupa pemberian bibit kopi.
Baca SelengkapnyaStaf Divisi Penyaluran Dana BPDPKS, Rangga Rahmananda menyatakan program beasiswa ini telah dilaksanakan sejak 2016.
Baca SelengkapnyaDalam program ini, para peserta mendapatkan bimbingan dan wawasan baru yang membantu mereka mengadopsi praktik-praktik pertanian modern dan ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaHingga akhir Agustus 2024 tercatat BRI telah memiliki 32.449 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku.
Baca SelengkapnyaMentan mengajak para petani untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia menuju pertanian modern.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini merupakan salah satu program pembinaan dan pengembangan yang penting peranannya bagi petani tebu rakyat.
Baca SelengkapnyaPara mahasiswa ini diharapkan mampu menjadi patriot dalam mendukung program ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka rumput laut dapat menjadi sebuah bagian dari kisah yang besar bagi Dusun Semaya, Desa Suana, Nusa Penida, Bali sejak tahun 2012.
Baca SelengkapnyaSebelum menjalankan program ini tentu dilakukan pemetaan lapangan, sehingga program yang dijalankan benar-benar tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten optimis kerja sama dengan RSPO akan memperkuat korporatisasi petani sawit sekaligus memperkuat produksi kelapa sawit dari hulu hingga hilir.
Baca Selengkapnya