Yang Chil Sung, Pahlawan Garut Asal Korea yang Ditakuti Belanda
Merdeka.com - Di Garut, pahlawan masyarakat tidak hanya berasal dari pribumi. Ada juga orang asing yang ikut berjuang meraih kemerdekaan Indonesia, salah satunya Yang Chil Sung atau Komarudin.
Kamis (16/8), Koramil 11-11Tarogong, Kodim 0611 Garut bersama masyarakat melakukan kegiatan pembersihan Taman Makam Pahlawan. Salah satu makam yang dibersihkan adalah pusara Komarudin.
Yang Chil Sung diketahui merupakan seorang pejuang kewarganegaraan Korea yang dimakamkan di Makam Pahlawan Tenjolaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Yang Chil Sung dimakamkan di sana karena jasanya semasa hidup ikut berjuang bersama masyarakat Garut melawan Belanda.
-
Siapa yang dimakamkan di sebelah Tan Gee Tjhiang? 'Saya meneruskan kakek saya. Dia kenal baik sama pemilik Toko Oen. Makamnya ada di sebelah sana,' kata Poniyem sambil menunjuk makam pemilik toko Oen.
-
Siapa yang dimakamkan di sana? Salah satu sosok penting yang dimakamkan di sini ialah Habib Idrus Al Habsyi.
-
Siapa yang dimakamkan? Berdasarkan bukti kontekstual, dapat diasumsikan orang tersebut adalah seorang pejuang laki-laki, menurut Zagórska-Telega.
-
Siapa yang dimakamkan di Tanjung Kait? Cerita legenda yang dipercaya turun temurun itu kemudian dikaitkan dengan sosok sakti bernama Ema Dato yang disemayamkan di sana.
Petugas Taman Makam Pahlawan pada Dinas Sosial Garut, Imam Sukiman, menuturkan Yang Chil Sung kelahiran tahun 1919, kemudian memiliki nama Indonesia Komarudin.
Ia menjelaskan, berdasarkan kisah yang dituliskan dalam riset profesor asal Jepang, membenarkan bahwa orang yang dimakamkan di Garut tersebut adalah orang Korea.
"Komarudin asal Korea ini pernah ditelusuri benar tidaknya adalah orang Korea yang membelot melawan Jepang dan Belanda," katanya.
Imam menyampaikan, Komarudin merupakan tentara yang dibawa Jepang ke Indonesia untuk menjaga tahanan di Bandung, hingga akhirnya pergi ke Garut dan bergabung dengan tentara pribumi untuk melawan penjajah di Wanaraja. Komarudin diketahui menikah dengan perempuan asal Garut, kemudian memeluk agama Islam hingga akhirnya hidup bersama dengan masyarakat Garut.
Di Garut, terdapat tiga tentara Jepang yang membantu dalam mempertahankan kemerdekaan. Semasa perjuangan, Yang Chil Sung dikenal sebagai ahli pembuat bom.
Yang Chil Sung atau Tanagawa dan kedua rekannya yakni Aoki dan Hasegawa akhirnya memilih masuk Islam dan menganti nama mereka, Yang Chil Sung mengganti namanya menjadi Komarudin, Aoki menjadi Abubakar, dan Hasegawa menjadi Usman.
©2019 Merdeka.com"Jasad ketiganya kini dimakamkan di sini (TMP Tenjolaya), mereka dipindakan ke sini sekitar tahun 1982 setelah sempat dimakamkan di Pasirpogor, Kecamatan Garut Kota. Komarudin dan dua rekannya tewas ditembak mati tentara Belanda saat agresi militer II, dan ketiga tentara Jepang tersebut membelot dan bergabung dengan pasukan Pangeran Papak di Wanaraja," jelasnya.
Abubakar dan Usman, lanjut Imam, diketahui sebagai seorang ahli strategi dan berkat ketiganya perjuangan rakyat Garut terbantu.
"Salah satu kisah heroik dari ketiganya yakni saat mencegah kedatangan Belanda masuk ke Garut, di mana Abubakar dan Usman menyusun strategi untuk menutup jalan dan langkahnya sendiri adalah dengan meledakkan Jembatan PTG atau kini dikenal sebagai Jembatan Jalan Perintis Kemerdekaan, yang jaraknya tak jauh dari Lapang Merdeka," paparnya.
Dengan kepiawaian Komarudin membuat bom untuk merusak jembatan tersebut, hasilnya tentara Belanda tidak bisa masuk ke Garut sehingga bisa dengan mudah dihalau pasukan Pangeran Papak. Aksi ketiganya yang membantu perjuangan Indonesia harus berakhir di tangan Belanda. Komarudian, Abubakar, Usman, dan dua orang tentara Indonesia tertangkap di Gunung Dora, Kecamatan Sucinaraja, perbatasan Garut dan Tasikmalaya.
"Ada lima yang tertangkap, Dua tentara Indonesia dibawa ke Bandung dan ditahan, Sementara tiga tentara Jepang itu langsung dieksekusi mati di Lapang Kerkop (Lapangan Merdeka)," kata Iman.
Komarudin saat itu masih berusia 30 tahun, Perjuangannya harus berakhir tragis karena persembunyiannya dibocorkan pengkhianat. "Saat dieksekusi ketiga tentara Jepang itu mengenakan kemeja putih dan sarung berwarna merah, di mana mereka ditembak di hadapan warga Garut," ujarnya.
Sejarah kepahlawanan warga Korea tersebut sempat membuat kagum kalangan komunitas asal Garut yang menggelar aksi sosial membersihkan Makam Pahlawan Tenjolaya. Komunitas yang terlibat dalam aksi sosial itu sempat kaget ketika melihat batu nisan bertuliskan nama orang Korea Selatan dimakamkan di TMP.
Komandan Koramil 11-11 Tarogong, Kapten Infanteri Dedi Saepuloh menyatakan bahwa keberadaan makam pahlawan asal Korea itu Menjadi pengetahuan baru bagi warga Garut bahwa ada orang asing yang berani mati membela Indonesia.
"Kalau orang Korea begitu cintanya sama Indonesia, rela berjuang dan meninggal untuk Indonesia, tentunya ini harus jadi bahan pelajaran bagi semuanya," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah pejuang asal Korea Selatan yang ikut bantu pribumi lawan Belanda di Garut.
Baca SelengkapnyaMaudy Ayunda dan Kim Bum akan beradu akting di film Tanah Air Kedua.
Baca SelengkapnyaKyai Makmur ditembak Belanda karena tidak mau diajak bekerja sama.
Baca SelengkapnyaIa tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
Baca SelengkapnyaPemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca SelengkapnyaDi sana dimakamkan para pejuang KNIL yang tewas selama Perang Dunia II
Baca SelengkapnyaKepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaTekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.
Baca SelengkapnyaKi Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.
Baca SelengkapnyaFilm Tanah Air Kedua yang akan menampilkan Kim Bum dan Maudy Ayunda ini merupakan wujud kerja sama antara Kabupaten Garut dan Korea Selatan.
Baca Selengkapnya