Yap Thiam Hien, sang pembela mereka yang tertindas
Merdeka.com - Lahir dan besar di lingkungan perkebunan yang feodalistis di Aceh menjadi pengalaman yang terpatri di diri Yap Thiam Hien. Bagaimana tidak, kesewenang-wenangan dan penindasan menjadi makanan sehari-hari yang Yap lihat semasa itu.
Bahkan dirinya pun mendapat perlakuan yang berbeda saat bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School), sebuah sekolah khusus orang Belanda. Diskriminasi pun dirasakan Yap saat dia hanya mendapat nilai 6 atau kurang dalam pelajaran bahasa Belanda di sekolah itu.
Sejak itulah tertanam di dalam diri Yap untuk menjadi advokat orang-orang yang dianggap penentang kekuasaan.
-
Siapa yang menerima penghargaan? Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto yang hadir langsung menerima penghargaan tersebut mengatakan bahwa penghargaan tersebut tentu akan menjadi pelecut dan penyemangat bagi BRI, utamanya dalam melanjutkan transformasi yang terus dijalankan.
-
Siapa yang mendapat penghargaan? Kategori itu untuk Kepala Daerah dan Pemerintah Daerah (Kota Kecil).
-
Siapa yang memberikan penghargaan? Menurut pernyataan resminya, Selasa (24/9), penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
"Saya bukan saja membela pendakwa, tetapi terutama kebenaran dan keadilan," kata Yap yang tertuang dalam buku biografi 8 tokoh Tionghoa berjudul 'Tokoh Tionghoa dan Identitas Indonesia' terbitan Komunitas Bambu tahun 2010.
Yap memang tidak menyukai kekuasaan. Dia menganut kepercayaan Lord Acton, bahwa kekuasaan cenderung korup.
"Bilamana kekuasaan merajalela hampir tanpa batas, pada galibnya kepastian hukum akan lenyap dan rasa ketakutan mulai tertanam. Pada puncaknya nanti, perasaan perlahan-lahan berubah menjadi kebencian kepada penguasa. Kepercayaan dan harapan pada penguasa sebagai pengayom dan pelindung akan makin meluntur sedikit demi sedikit," ujar Yap.
Banyak terdakwa yang dibela Yap. Mulai dari zaman Orde Lama Liem Koe Nio, yang dituduh melakukan tindak subversif ekonomi karena menimbun barang. Liem disinyalir sebagai tokoh Kuomintang, organisasi politik yang saat itu dibenci pemerintah Soekarno.
Berlanjut di zaman Orde Baru, Yap membela Dr Subandrio yang terlibat G30S/PKI. Kemudian tahun 1967, ia membela Direktur PT Quick yang katanya diperas oleh petugas.
Tak lama dari pembelaannya itu, Yap tiba-tiba ditangkap karena diduga terlibat dalam kasus G30S/PKI. Karena reaksi masyarakat kuat, Yap pun dibebaskan.
Sepak terjang Yap berlanjut tidak cuma di Indonesia. Ia menjadi pendiri Dewan Kawasan HAM di Asia pada tahun 1980. Hingga tahun 1996, ia dan rekannya mendirikan Lembaga Pembela Hak Azasi Manusia (HAM). Bersama Adnan Buyung Nasution, pada tahun 1970 mereka merintis Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
Menurutnya, seorang sarjana hukum harus menjunjung prinsip HAM dan proses hukum. Dari sini, Yap pun sering bentrok dengan orang dan instansi yang mencoba mengabaikan prinsipnya tersebut.
Karena mempertahankan prinsipnya, dia pun sering mengalami kesusahan. Meski begitu, ia pantang menitikkan air mata. Bak tabiat 'kerbau', kalau sudah yakin dengan kebenaran, Yap memperjuangkannya (dengan) main tabrak, tidak kenal siasat.
Tokoh Tionghoa yang anti ganti nama ini pun dikenal dengan sosok yang kompleks dan kontroversial. Yap tetap membela HAM dan simpati pada orang-orang tertindas, orang-orang kecil, dan bersedia membela keadilan tanpa pandang bulu. Hingga akhirnya ia berhasil menjadi lambang hukum dan HAM di Indonesia.
Namanya diabadikan sebagai penghargaan tertinggi untuk mereka yang berjuang menegakkan HAM di Indonesia.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski saat itu jenjang kariernya sudah lebih baik, tetapi Tham Hien tidak lupa dengan penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh orang Indonesia.
Baca SelengkapnyaPria yang membelot dari tanah kelahirannya ini memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu tokoh aktivis HAM pada zamannya.
Baca SelengkapnyaMugiyanto Sipin merupakan seorang Staf Ahli di Kantor Staf Presiden (KSP) yang diangkat menjadi Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM).
Baca SelengkapnyaOrang-orang Hakka datang dari dataran Cina ke Surabaya pada abad ke-19 dan banyak dari mereka yang menjadi buruh-buruh pabrik milik orang Belanda.
Baca SelengkapnyaKeberagaman yang dimilik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
Baca SelengkapnyaYasonna Laoly, yang juga mantan Menteri Hukum dan HAM atau Menkumham, memberi pesan penting untuk Menteri HAM Natalius Pigai
Baca SelengkapnyaTahu kepanjangan nama pahlawan, M.H. Thamrin atau T.B. Simatupang?
Baca SelengkapnyaDia merupakan salah satu dari "tujuh pendekar" Indonesia yang memenangi gelar Piala Thomas tiga kali berturut-turut
Baca SelengkapnyaNatalius Pigai ungkap kehidupannya dulu jauh sebelum ditunjuk menjadi menteri, memulai karir dari bawah sebagai tukang parkir.
Baca SelengkapnyaKata-kata mutiara dari para pahlawan ini menjadi inspirasi dan penyemangat bagi generasi muda untuk terus mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif.
Baca SelengkapnyaFotografer dan sutradara video musik Yuda Julian membagikan karya indahnya dalam momen Hari Pahlawan 2023, mengabadikan sepuluh pejuang Indonesia.
Baca Selengkapnya