YLBHI sambut positif sikap Jokowi usut tuntas tragedi 65
Merdeka.com - Guna mencari kebenaran sejarah mengenai pembantaian massal yang terjadi di Indonesia pascatragedi 1965, Presiden Jokowi telah menginstruksikan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan, untuk mencari kebenaran dan fakta mengenai sejarah kelam bangsa Indonesia tersebut.
Hal itu ditindaklanjuti Luhut dengan meminta LSM maupun pihak lainnya, untuk memberitahu kepada pemerintah jika mengetahui adanya dugaan kuburan massal korban 65 guna dicari tahu kebenarannya.
Wakil Ketua YLBHI Gatot Rianto menyambut baik inisiatif pemerintah tersebut. Dirinya berharap hal ini bisa menjadi awal bagi pemerintah, untuk belajar mendengar segala keluhan sebagian warga negaranya terkait tragedi 1965 tersebut.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Apa yang diminta polisi ke korban? Setelah itu, ia melaporkan peristiwa tersebut ke polsek terdekat. Beberapa hari kemudian, ia iseng melihat forum jual beli di media sosial Facebook. Tanpa sengaja, ia menemukan ada akun yang menjual motornya. Keesokan harinya, ia melaporkan hal itu ke Polsek. Namun, seusai membuat laporan, ia dimintai uang oleh anggota kepolisian untuk beli bensin dan makan.
-
Apa tujuan utama G30S/PKI? Dalam buku Dalih Pembunuhan Massal yang ditulis John Roosa, pasukan pendukung G30S terdiri dari:1. Satu kompi minus dari Batalyon I Tjakrabirawa, atau sekitar 60 orang.
-
Apa yang diminta Kemnaker kepada pemerintah? Anggota Komisi IV DPR, Alimin Abdullah meminta pemerintah menaikan anggaran sektor pertanian.
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
-
Apa yang diminta Komisi III kepada Polisi? Kebijakan Kapolri ini pun lantas turut mendapat dukungan dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Namun meski begitu, politikus Partai NasDem ini mewanti-wanti para jajaran yang bertugas saat Nataru 2024, agar tetap tegas dalam menegur masyarakat yang membahayakan dalam berkendara.
"Respons Pak Jokowi terkait hal ini patut diapresiasi. Mudah-mudahan ini menjadi preseden baik di mana pemerintah Indonesia akan secara terbuka menerima dan menindaklanjuti laporan warga negaranya terkait hal tersebut," ujar Gatot di kantor YLBHI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (26/4).
Gatot mengatakan, apabila nantinya benar ditemukan sedemikian banyak fakta yang membuktikan bahwa memang ada pembantaian massal pasca tragedi 65, maka dalam hal ini negara harus mengambil sikap dan langkah-langkah konkrit guna menyelesaikan masalah tersebut.
Walaupun mungkin permintaan maaf kepada para korban dan penyintas tragedi 65 itu dianggap berlebihan bagi negara, lanjut Gatot, setidaknya ada bentuk atau cara lain yang bisa dilakukan pemerintah, guna mengakhiri dampak buruk yang berkepanjangan bagi para korban selama ini.
"Permintaan maaf ini kan muncul dari para korban yang sekian lama mengalami derita akibat adanya diskriminasi pascatragedi 65 tersebut. Tapi kalau dalam sudut pandang negara hal ini dianggap berlebihan, pemerintah tetap harus mengambil langkah penyelesaian," ujar Gatot.
"Bentuknya seperti apa kan bisa saja berupa penyataan menyesal yang mendalam dan sebesar-besarnya. Tidak selalu harus dengan kalimat permintaan maaf. Yang penting ada niat, upaya dan penyelesaian yang konkrit dari pemerintah terhadap masalah ini," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menyebut negara memberikan anggaran pencarian itu batasnya enam hari, setelah itu ditanggung BNPB.
Baca SelengkapnyaAdik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Baca Selengkapnya"Karena Komnas HAM menemukan ada RS yang tidak siap menangani korban."
Baca SelengkapnyaKorban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana tersebut tercatat menjadi 50 orang, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka.
Baca SelengkapnyaJokowi telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menangani kabut asap.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca Selengkapnya"Saya sampaikan bahwa sementara, sementara kita tampung, sementara," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaSebanyak 22 penyintas yang menerima bantuan Pupuk Kaltim merupakan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia timur, seperti Kalimantan dan lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca Selengkapnyapenyelesaian Tragedi Kanjuruhan dan Tragedi Unlawful Killing KM 50 penting dilakukan
Baca SelengkapnyaJokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak
Baca SelengkapnyaAHY mengaku diperintahkan Presiden Jokowi untuk menangani persoalan lahan dengan pendekatan yang baik.
Baca Selengkapnya