Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

YLKI: Jangan Sampai Pandemi Dibuat Ladang Bisnis

YLKI: Jangan Sampai Pandemi Dibuat Ladang Bisnis Testing-Tracing Covid-19 di Permukiman Padat Secara Masif. ©2021 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ikut menyoroti pengadaan alat kesehatan impor di tengah pandemi Covid-19. Terlebih, mahalnya harga untuk tes PCR di Tanah Air.

YLKI meminta dugaan praktik mafia alat kesehatan (Alkes) impor terkait Covid-19 dibongkar. Hal ini menyulitkan langkah pemerintah mengendalikan Covid-19.

"Aparat penegak hukum harus memberantas praktik impor Alkes PCR maupun Antigen. Masa pandemi jangan sampai dipolitisir atau dibuat ladang bisnis," ujar peneliti YLKI Agus Suyatno, Kamis,(26/8).

Orang lain juga bertanya?

Pemerintah harus segera benahi dan investigasi lebih jauh apakah memang benar ada mafia impor Alkes tersebut.

"Kalau memang terbukti dan kemudian diberikan pemerintah dan ini ujungnya meresahkan konsumen karena harganya lebih mahal harus ditindak tegas," ucapnya.

Kendati demikian, pemerintah harus mempunyai kemauan politik agar lebih mudah dalam memberantas para mafia Alkes tersebut.

Agus juga menambahkan, seharusnya pemerintah bisa mengembangkan produk anak bangsa agar harga PCR atau pun Antigen agar harganya lebih murah.

"Salah satu solusinya bisa mengembangkan produk anak bangsa yang mungkin lebih bisa murah dan ini tentu saja meringankan beban masyarakat karena akan menjadi kebutuhan masyarakat," pungkasnya.

Untung Besar Bisnis PCR

Meski sudah turun, harga tes PCR di Indonesia masih tergolong mahal. Penilaian ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan dunia kesehatan. Terutama para supplier Alat Kesehatan (Alkes). Alibi harga tinggi karena ada komponen impor, seharusnya tak lagi jadi pembenaran. Mengingat sejumlah komponen kit tes realtime PCR sudah tersedia di negeri sendiri. Hanya satu komponen yang harus didatangkan dari luar negeri. Yaitu reagen.

"Janganlah pura-pura. Hanya reagen yang susah dimonopoli, tapi reagen sendiri sekarang harganya sudah tidak mahal," ungkap Direktur Marketing Hamera Lab Esa Tjatur Setiawan saat berbincang dengan merdeka.com, pekan lalu.

Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Randy Hendarto punya pendapat berbeda. Biaya impor bahan baku yang mahal menentukan harga PCR di Indonesia. Sebab, bahan baku tetap harus diolah lagi di dalam negeri. Itu membutuhkan biaya. Sehingga tidak bisa membandingkan harga tes PCR di Indonesia dengan India. Mengingat India sudah menggunakan alat produksi dalam negeri. Selain itu, komponen bahan bakunya juga buatan sendiri.

"Kalau kita impor bahan baku komponen itu masih ada pajak dan sebagiannya. Sedangkan kalau kita impor barang jadinya akan dibebaskan pajaknya," ungkap Randy.

Tarif tes PCR yang ditetapkan pemerintah masih membuka ruang lebar kepada para pengusaha laboratorium untuk mendatangkan untung. Meski komponen reagen harus didatangkan dari China, Korea, Singapura. Bahkan Eropa sekalipun.

Esa Tjatur Setiawan melihat, dengan harga tes PCR Rp500.000, pengusaha fasilitas kesehatan sudah untung besar. Hamera Lab pernah melakukan feasibility study. Dengan tarif PCR saat ini, maka keuntungan yang didapat fasilitas kesehatan bisa menyentuh hampir 150 persen. Bisa dibayangkan ketika sebelumnya seluruh laboratorium di dalam negeri, menerapkan harga PCR Rp900.000.

Kata Kemenkes

Kementerian Kesehatan membuka data. Biang keladi mahalnya tarif PCR di awal pandemi yakni alat-alat kesehatan masih dibanderol tinggi. Selain itu, pemerintah tidak menutup mata memasukkan komponen perhitungan keuntungan untuk laboratorium atau fasilitas kesehatan. Tapi tidak terlalu besar.

"Pada saat itu kita melakukan perhitungan unit cost berdasarkan kepada harga pada saat itu. Didapatkan harga unit cost sekitar Rp 800.000 lebih. Kemudian kita berikan keuntungan kepada laboratorium sekitar 20 persen. Akhirnya didapatkanlah harga Rp900.000," jelas Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir.

Esa melanjutkan. Permainan harga dilakukan pihak fasilitas kesehatan melalui penawaran kecepatan menerima hasil tes PCR. Jika ingin memperoleh hasil hanya 12 jam, harga lebih mahal. Padahal, alat PCR yang dimiliki sejumlah rumah sakit sudah cukup canggih untuk memperoleh hasil lebih cepat.

Tarif ideal tes PCR ada di kisaran Rp350.000. Dari sisi perhitungan investasi dan biaya operasional sudah terpenuhi. Bahkan, pengusaha sudah mendapat keuntungan dari harga tersebut. Esa hanya bisa tertawa. Ketika laboratorium dan fasilitas kesehatan tes PCR menjamur. Dengan dalih turut serta dalam penanganan pagebluk Covid-19.

"Jangan merasa sudah berkontribusi tapi di balik itu untungnya besar," tegasnya.

Sumber: Liputan6.com (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Banyak Siswa Keracunan Latiao, YLKI Minta BPOM Sidak Produk Pangan Asal China
Banyak Siswa Keracunan Latiao, YLKI Minta BPOM Sidak Produk Pangan Asal China

YLKI pernah menemukan banyak produk impor yang tidak memenuhi standar masuk ke Indonesia pada ritel besar.

Baca Selengkapnya
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal
Harga Jual Jauh Lebih Murah, Produk Impor Kini Rebut Pasar Produk Lokal

Dengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Tumbuh 8 Kali Lipat, Ini Pemicunya
Perusahaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Tumbuh 8 Kali Lipat, Ini Pemicunya

Kemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.

Baca Selengkapnya
Tekan Anggaran, Pemerintah Bakal Maksimalkan Produksi Alkes Dalam Negeri
Tekan Anggaran, Pemerintah Bakal Maksimalkan Produksi Alkes Dalam Negeri

Dengan keberadaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri nantinya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Banyak Produk China di TikTok Shop, Menkop Teten: Jangan Bohongi Saya
Banyak Produk China di TikTok Shop, Menkop Teten: Jangan Bohongi Saya

Perusahaan mengoleksi data produk yang laris manis di suatu negara, untuk kemudian diproduksi di China.

Baca Selengkapnya
Mendag Bingung, Sudah Ada Satgas Tapi Barang Impor Ilegal Masih Menjamur
Mendag Bingung, Sudah Ada Satgas Tapi Barang Impor Ilegal Masih Menjamur

Zulkifli Hasan menganggap barang impor ilegal seperti kuman yang selalu muncul.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Kaji Perlindungan UMKM Dampak Fenomena Transaksi Cross Border TikTok Shop
Menkominfo Kaji Perlindungan UMKM Dampak Fenomena Transaksi Cross Border TikTok Shop

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menkominfo Budi Arie Setiadi untuk membenahi masalah perdagangan digital atau e-commerce di media sosial.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ternyata Ini Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal 400% dari Negara Lain
Terungkap, Ternyata Ini Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal 400% dari Negara Lain

Presiden Jokowi juga telah memberikan instruksi untuk mencari solusi guna menekan harga obat di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kenali Bahaya Camilan Ilegal Asal China, Ini Imbauan YLKI
Kenali Bahaya Camilan Ilegal Asal China, Ini Imbauan YLKI

Dalam kasus camilan 'Hot Spicy Latiru' dan 'Latiao Stripes', belasan siswa keracunan.

Baca Selengkapnya
Temuan Mendag: Tanah Abang dan Mangga Dua Banyak Produk Impor Ilegal, Penjualnya Warga Asing
Temuan Mendag: Tanah Abang dan Mangga Dua Banyak Produk Impor Ilegal, Penjualnya Warga Asing

Mendag menyebut fenomena ini semakin mencolok, terutama di pusat-pusat perdagangan besar seperti Kapuk, Tanah Abang, dan Mangga Dua di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Barang Impor di TikTok Shop Harus Dipungut Pajak
Barang Impor di TikTok Shop Harus Dipungut Pajak

Pasalnya, harga barang impor yang dijual social commerce jauh lebih murah ketimbang produksi UMKM lokal.

Baca Selengkapnya
Asal Muasal Produk China Dijual Harga Murah di Banyak Negara
Asal Muasal Produk China Dijual Harga Murah di Banyak Negara

Pemerintah China memiliki dukungan yang penuh kepada para pelaku usahanya.

Baca Selengkapnya