Yorrys minta Agung Laksono bayar tunggakan listrik kantor DPP Golkar
Merdeka.com - Kantor DPP Partai Golkar tampak sepi usai Menteri Hukum dan HAM mencabut SK Kepengurusan Golkar kubu Agung Laksono. Dicabutnya SK itu membuat perseteruan antara kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie semakin panas.
Partai Golkar dianggap sebagai partai ilegal karena tidak ada kepengurusan yang sah. Bagaimana aktivitas Kantor DPP Partai Golkar saat ini?
Pantauan merdeka.com di Kantor yang terletak di Jl Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat itu tak ada aktivitas dari para petinggi partai beringin. Seorang petugas keamanan menuturkan, Kantor DPP Partai Golkar mulai sepi usai gelaran Pilkada Serentak.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Dimana Partai Golkar berkontribusi di pemerintahan? Per hari ini Partai Golkar melalui Ketua Umumnya Airlangga Hartarto terus berkontribusi penting di pemerintahan sebagai Menko Perekonomian untuk terus menguatkan ekonomi dan iklim investasi di Indonesia.
"Sudah sebulan lalu sepi, kalaupun ada rapat tidak di sini," kata petugas yang enggan disebutkan namanya itu," Sabtu (2/1).
Beredar kabar bahwa Kantor DPP Partai Golkar menjadi tak terurus seiringnya dualisme yang tak kunjung usai. Bahkan, listrik pun sampai nunggak dan beberapa gaji karyawan pun menjadi telat.
Hal itu juga dibenarkan oleh Politikus Golkar Yorrys Roweyai yang menyebut seharusnya biaya operasional Kantor Golkar ditanggung oleh Agung Laksono.
"Iya memang betul belum bayar. Seharusnya Pak Agung yang bayar, Pak Agung yang tanggung jawab karena dia yang kuasain (Kantor Golkar)" kata Yorrys saat dihubungi.
Satpam yang berjaga di Kantor DPP Partai Golkar juga membenarkan bahwa kantor akan gelap gulita ketika malam datang. "Sudah beberapa hari mati," ucapnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agung Laksono menyindir sejumlah pengurus Partai Golkar yang merangkap jabatan.
Baca SelengkapnyaAirlangga sebelumnya mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar per Sabtu (10/8) malam.
Baca SelengkapnyaKetua MKRG Adies Kadir menyerahkan surat dukungan kepada Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaSOKSI resmi mendukung Airlangga Hartarto untuk menjabat kembali sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada periode yang akan datang.
Baca SelengkapnyaDewan Pimpinan Pusat Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk seluruh kader di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemanggilan itu diduga karena ada upaya meminta Munaslub untuk melengserkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaBahlil Lahadalia merespons usulan politisi senior Partai Golkar kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Ketua Umum Golkar.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, beredar surat sejumlah politisi senior Golkar yang meminta Jokowi menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaKetua Umum MKRG, Adies Kadir menilai Jokowi dan Gibran tidak mungkin mengacak-acak Golkar
Baca SelengkapnyaSenior Golkar Musfihin Dahlan mengusulkan Jokowi menjadi Ketua Umum Golkar bersama Bahlil Lahadalia sebagai Sekjen.
Baca SelengkapnyaPengamat Hukum, Erlanda Juliansyah Putra menilai, momentum kasus ini tak bisa lepaskan dari timeline politik jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSikap JK dinilai senior Golkar terkait munaslub tidak konsisten kepada Airlangga dan Setya Novanto.
Baca Selengkapnya