Yuk, berkunjung ke Candi Muara Takus
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Riau terus menyelesaikan pembangunan infrastruktur penunjang sebagai akses menuju pusat-pusat yang dikunjungi para wisatawan.
Selain jalan dan fasilitas penunjang lainnya, Pemprov Riau melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf), Fahmizal Usman meminta kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud) untuk mendirikan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di Provinsi Riau.
Kata Fahmizal, BPCB dianggap masih kurang fokus untuk melakukan fungsinya terutama untuk melestarikan bernagai situs cagar budaya yang ada di Riau seperti Candi Muara Takus. Keberadaan BPCB ini semakin menyulitkan, pasalnya BPCB berada di Batu Sangkar, Sumatera Barat sementara inti dari cagar budaya itu adalah Candi Muara Takus.
-
Di mana Candi Bacem berada? Candi Bacem di Dusun Cungkup, Desa Bacem, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, merupakan salah satu jejak kemasyhuran Kerajaan Majapahit.
-
Dimana Candi Bogang ditemukan? Kini situs penemuan arca Buddha raksasa itu dinamakan Situs Candi Bogang, letaknya di Desa Selomerto, Wonosobo.
-
Dimana letak Candi Batujaya? Salah Satu Peninggalan Tarumanagara Adalah Percandian Batujaya di Karawang.
-
Kenapa Candi Bacem dikeramatkan? Sampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
-
Dimana Situs Candi Balekambang ditemukan? Setelah diteliti lebih lanjut oleh Tim Arkeolog dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), diperkirakan situs candi itu merupakan salah satu dari peninggalan Kerajaan Kalingga di abad ke-7 Masehi.
-
Kenapa situs candi itu diberi nama Balekambang? Karena tak jauh dari mata air tersebut, situs candi itu diberi nama sama, Balekambang.
"BPCB saat ini menaungi 4 provinsi. Tentu ini kurang efektif dan kurang untuk bisa fokus. Kami ingin ada penambahan BPCB lagi di Riau supaya fokus mengurusi berbagai situs peninggalan sejarah lainnya," ucap Famizal beberapa waktu lalu.
Bicara tentang Candi Muara Takus, Candi Muara Takus ini merupakan cagar budaya nasional ini sudah dikenal hingga ke mancanegara, dan selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri.
Candi Muara Takus terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Candi Budha ini merupakan peninggalan sejarah yang hingga kini masih terus didalami tentang sejarahnya. Candi Muara Takus terletak tak jauh dari perbatasan Provinsi Riau dan Sumatera Barat.
Candi Muara Takus berada lebih kurang 128 Kilometer dari Pekanbaru atau menempuh perjalanan menggunakan mobil lebih kurang 2 jam. Dari Pekanbaru, para pengunjung menempuh jalan lintas Riau-Sumbar.
Dilihat dari bentuknya, candi memiliki stupa berwarna kuning, ketinggian candi bervariasi. Candi ini berdiri kokoh di atas lahan lebih kurang 74x74 meter. Ada pendapat yang mengatakan bahwa candi ini merupakan campuran dari bentuk candi Buddha dan Syiwa.
Pada candi ini, ada beberapa bangunan sesuai dengan fungsinya pertama adalah yang disebut Candi Tua. Candi ini berukuran 32,80 m x 21,80 m dan merupakan candi bangunan terbesar di antara bangunan yang ada. Letaknya di sebelah utara Candi Bungsu. Di sebelah Timur dan Barat terdapat tangga yang menurut perkiraan aslinya dihiasi stupa.
Bangunan kedua dinamakan Candi Mahligai. Bangunan ini berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10,44 m x 10,60 m. Tingginya sampai ke puncak 14,30 meter.
Bangunan ketiga disebut Candi Palangka, yang terletak 3,85 m sebelah timur Candi Mahligai. Bangunan ini terdiri dari batu bata merah yang tidak dicetak. Candi Palangka merupakan candi terkecil. Relung-relung batu yang tersusun tidak sama dengan dinding Candi Mahligai. Dulu, sebelum dipugar, bagian kakinya terbenam sekitar satu meter.
Bangunan keempat dinamakan Candi Bungsu. Candi Bungsu terletak di sebelah Barat Candi Mahligai. Bangunannya terbuat dari dua jenis batu, yaitu batu pasir. Selain bangunan-bangunan ini, di sebelah Utara atau tepat di depan gerbang Candi Tua terdapat onggokan tanah yang mempunyai dua lubang. Tempat ini diperkirakan tempat pembakaran jenazah.
Lubang yang satu untuk memasukkan jenazah dan yang satunya lagi untuk mengeluarkan abunya. Tempat pembakaran jenazah ini termasuk dalam pemeliharaan karena berada dalam komplek percandian. Di dalam onggokan tanah tersebut terdapat batu-batu kerikil yang berasal dari Sungai Kampar.
Bila hendak berkunjung ke Candi Muara Takus, kawasan ini dibuka mulai pukul 08.00WIB hingga pukul 17.00WIB. Tiket untuk masuk ke kawasan candi tergolong murah, yakni hanya Rp 5.000 per orang. Pengunjung tidak perlu khawatir bila membutuhkan makanan dan minuman, karena di perjalanan dan sekitar candi banyak masyarakat yang berjualan makanan dan minuman. Pengunjung sebaiknya membawa topi untuk melindungi kepala dari terik matahari.
Selain melihat-lihat setiap sisi bangunan candi, umumnya wisatawan berfoto-foto mengambil momen dari berbagai sisi Candi untuk dijadikan kenang-kenangan sebagai pertanda pernah berkunjung ke candi ini.
Namun bagi Umat Budha, candi ini bukan sekedar dikunjungi untuk berwisata, Candi Muara Takus dijadikan sebagai daerah tujuan beribadah Umat Budha yang berasal dari berbagai Negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan bahkan dari Tibet.
Kawasan Candi Muara Takus sangat ramai dikunjungi umat Budha ketika merayakan Hari Raya Waisak. Prosesi perayaan tersebut dipimpin biksu Budha dari Tibet dan biasanya diikuti ratusan umat Budha yang tergabung dalam Yayasan Sandup Cho` Korling dan berasal dari beberapa negara.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau memutuskan untuk melakukan pengembangan kawasan candi. Pengembangan dimaksud yaitu untuk membangun beberapa fasilitas pendukung di sekitar candi serta membangun jalan menuju candi. Dengan demikian, wisatawan yang berkunjung menjadi lebih nyaman untuk menikmati keindahan Candi Muara Takus.
Sementara itu, untuk melestarikan alam di sekitar candi, berbagai kegiatan penghijauan sudah pernah dilakukan. Kegiatan penghijauan dilakukan tidak hanya oleh unsur pemerintah saja, tetapi juga didukung oleh berbagai perusahaan yang beroperasi di Riau, serta komunitas pecinta alam yang berada di Riau.
Melalui upaya pelestarian yang dilakukan oleh berbagai pihak ini, semoga saja candi Muara Takus tetap menjadi destinasi wisata yang tak lekang oleh waktu. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaKompleks percandian bercorak Hindu-Buddha ini menjadi situs terbesar dan termegah se-Asia Tenggara. Di masa yang akan datang bisa menyaingi situs Angkor Wat.
Baca SelengkapnyaBangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual
Baca SelengkapnyaLokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir
Baca SelengkapnyaSimak destinasi wisata candi paling eksotis di Indonesia berikut ini. Wajib dikunjungi saat liburan bareng keluarga.
Baca SelengkapnyaDi candi itulah ditemukan Prasasti Canggal yang menceritakan masa emas pemerintahan Raja Sanjaya
Baca SelengkapnyaCandi-candi ini bukan hanya sekadar struktur arsitektur megah, namun juga memiliki makna spiritual, budaya, dan historis yang mendalam.
Baca SelengkapnyaPotret Candi Borobudur sebelum dipugar beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaBanyak pengunjung yang datang untuk mengabadikan momen dengan latar belakang kontur batu yang unik.
Baca SelengkapnyaBentuk arsitekturnya sekilas mirip benteng Fort Nassau yang berada di Kepulauan Banda, Maluku
Baca SelengkapnyaSelain terpusat di tengah, bebatuan juga terlihat menyebar di sekitar lokasi dari struktur mirip punden berundak tersebut.
Baca SelengkapnyaPotret terbaru tempat istirahat Raja Hayam Wuruk saat mengembara keliling Jawa Timur.
Baca Selengkapnya