Yunus Husein: 'Sumpah' itu berasal dari Pak JK
Merdeka.com - Mantan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein membantah dirinya pernah bersumpah dengan menyebut nama Tuhan di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Yunus mengatakan, 'sumpah' tersebut merupakan kalimat Wapres JK yang mengisyaratkan keseriusan Yunus soal tidak adanya pernyataan rekening gendut para petinggi polri yang dikeluarkan oleh PPATK saat Yunus masih menjabat sebagai ketua.
"Sumpah itu berasal dari Pak JK dan merupakan bahasa Pak JK yang mengartikan kebenaran/keseriusan bantahan saya itu. Itu saja," kata Yunus Husein kepada merdeka.com, Senin (16/3).
-
Apa doa Nabi Yunus? Bacaan Doa Nabi Yunus AS لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَLaa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadh dhoolimiin.Artinya: 'Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.'
-
Kenapa Yusuf disunat? 'Yusuf mau sunat, Bismillah,' ungkapnya.
-
Kenapa doa Nabi Yunus dipanjatkan? Doa tersebut dipanjatkan kepada Allah untuk memohon perlindungan dan keselamatannya. Pada akhirnya, Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan menyelamatkan dirinya.
-
Kenapa Yusuf Sungkar meminta restu? Terlihat keduanya membungkuk saat memohon restu kepada kedua orangtua mereka.
Namun, Yunus membenarkan bahwa PPATK di bawah kepemimpinannya tidak pernah mengeluarkan pernyataan serta daftar perwira tinggi polri yang memiliki rekening gendut. Terlebih lagi daftar perwira tinggi polri tersebut sampai tersebar ke media.
"Daftar para perwira tinggi yang beredar lewat SMS dan media massa sejak tahun 2010 sampai sekarang yang sebutkan rekening sejumlah Pati Polri jumlahnya ratusan miliar sampai lebih satu triliun, memang tidak benar. Tidak benar jumlahnya dan tidak benar sumbernya yang katanya berasal dari PPATK," tegas Yunus.
Sebelumnya, beberapa tahun terakhir pemberitaan di Tanah Air marak soal dugaan rekening gendut di tubuh para petinggi Polri. Para petinggi Polri pun hingga saat ini terus dibayang-bayangi oleh kasus yang masih belum ada titik terang tersebut.
Bahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka selang satu hari menjalani uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon tunggal Kapolri di DPR lantaran dia diduga tersangkut rekening gendut.
Fakta mencengangkan disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat wawancara khusus dengan merdeka.com. Menurut JK, kasus rekening gendut tersebut sebenarnya sama sekali tidak ada. Tak tanggung-tanggung, yang langsung mengatakan adalah Ketua PPATK saat kasus rekening gendut tersebut mulai bergulir, Yunus Husein.
"Ribut di negeri ini, selalu disebutkan apa itu rekening gendut, zaman Yunus Husein. Saya ketemu di masjid deket rumah, Yunus bilang demi Allah demi Rasul, tidak ada disebut rekening gendut," kata JK di kantornya, Jl Veteran III, Jakarta, Senin (9/3).
Mendengar pengakuan Yunus Husein, JK saat itu mengaku kaget. "Hah, kenapa gak bilang dari dulu. Coba anda bayangkan, kalau memang tidak ada, berapa korban, padahal tidak ada. Tidak ada satu pun data di PPATK," ungkap JK.
"Saat itu dia (Yunus Husein) kepalanya (PPATK), dan bersumpah demi Allah demi Rasul tidak ada itu, ya bagaimana kita tidak marah kalau begini," imbuh JK.
JK menyayangkan kasus ini berkembang liar hingga menyasar para jenderal polisi yang menjadi tertuduh, padahal menurutnya sumber tersebut sama sekali tidak benar.
"Kacau semua. Kasihan orang, menghukum jenderal-jenderal polisi dengan tuduhan itu, dan media luar biasa habisin orang hanya dengan rumor yang tidak benar itu tanpa dasar hanya rumor yang tidak benar. Gimana coba itu anda sebagai pemimpin bangsa supaya jangan terjadi keributan, pasti kita marah, pasti kita hentikan itu semua," papar JK.
Saat ditanya kenapa Yunus Husein tidak klarifikasi saja saat itu, JK mengaku juga menanyakan hal yang sama ke Yunus Husein.
"Itu pertanyaan saya pada Pak Yunus. 'Pak Yunus kenapa dulu itu anda tidak bantah, 'ya sudahlah pak" Demi Allah demi Rasul ngomong gitu. Itu saat salat magrib bersama, di masjid lagi," JK menambahkan.
JK pun meminta kepada para jurnalis untuk klarifikasi langsung ke Yunus Husein terkait hal ini. "Boleh konfirmasi ke Yunus, dia mengatakan demi Allah demi Rasul, tidak ada rekening gendut," imbuh JK.
"Nggak ada, nggak ada kasus itu, gak pernah diperiksa, gak pernah ada data itu. Jadi ada orang yang bikin isu kemudian dikutip macam-macam, dibantah nggak didenger. Coba bagaimana kalau anda dalam posisi saya tidak mengoreksi semuanya," tutup JK.
(mdk/siw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam konten tersebut, disebutkan JK masih keturunan Kahar Muzakar
Baca SelengkapnyaMenurutnya, apabila Kemenag benar maka bisa dibuktikan di forum Pansus.
Baca SelengkapnyaWasekjen PBNU menyinggung penurunan jabatan Nusron di PBNU.
Baca SelengkapnyaBPIP Yudian Wahyudi Kembali menjadi sorotan publik usai membuat aturan bagi Paskibraka putri yang beragama Islam melepas jilbab saat pengukuhan di IKN.
Baca SelengkapnyaMenurut Rahmat, ucapan dan tindakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak layak. Karena menjadikan tahiyatul akhir dalam salat sebagai candaan.
Baca SelengkapnyaJajaran tim pendukung AMIN juga akan turut datang ke kediaman Jusuf Kalla.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi atau akrab disapa Ek Pitung, merespons polemik Suswono soal janda kaya nikahi pemuda pengangguran.
Baca SelengkapnyaPAN menilai tak ada maksud Zulhas melecehkan agama. Sekjen PAN menduga ada yang sengaja memviralkan.
Baca SelengkapnyaKetua umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merespons pernyataan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul
Baca SelengkapnyaGus Falah malah menilai yang dilakukan Nusron justru cenderung bermuatan dendam pribadi.
Baca SelengkapnyaYaqut menegaskan tak akan mencabut pernyataannya soal capres bermulut manis.
Baca SelengkapnyaYaqut terancam sanksi dari PKB, namun dia menegaskan tidak akan mengubah pernyataannya.
Baca Selengkapnya