Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Zulkifli Hasan: Indonesia kalau mau maju tidak usah studi banding ke Eropa, itu kuno

Zulkifli Hasan: Indonesia kalau mau maju tidak usah studi banding ke Eropa, itu kuno Zulkifli Hasan dan Sandi silaturahmi dengan ormas Muhammadiyah di Bandung. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menemani Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Sandiaga Uno blusukan di Kota Bandung. Dalam salah satu rangkaian acara, Ketua MPR itu menilai studi banding pemerintah ke luar negeri sudah kuno.

Hal itu disampaikannya saat bersilaturahmi dengan ormas Muhammadiyah di Jalan Sancang, Kota Bandung, Selasa (16/10/2018).

"Indonesia kalau mau maju tidak usah studi banding ke luar negeri, Eropa, itu kuno. Belajar aja ke Muhammadiyah," kata pria yang akrab disapa Zulhas.

Orang lain juga bertanya?

Menurutnya, apa yang tertuang dalam Pancasila sudah dilakukan oleh organisasi Muhammadiyah. Poin Bhineka Tunggal Ika, ia mencontohkan dengan bidang pendidikan atau kesehatan yang diterapkan Muhammadiyah.

"Lihat ke Sorong (Papua), Di sekolah Muhammadiyah enggak ditanya agamanya. Di rumah sakit ditanya enggak agama, atau ormasnya. Semuanya bisa masuk," katanya.

Lalu, poin demokrasi yang tertuang dalam sila keempat, yakni permusyawaratan perwakilan pun diterapkan dalam sistem organisasi Muhammadiyah. Sehingga, potensi bermusuhan, saling sikut bisa ditekan.

"Pemilihan ketua Muhammadiyah kan musyawarah dulu, lalu ada kesepakatan. Kan begitu," imbuh Zulhas.

Dalam kesempatan itu ia mengaku berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu yang berbau kampanye. Alasannya adalah tempat penyelenggaraan acara dilangsungkan di aula Mujahidin yang masih satu blok dengan masjid.

Namun, ia menyiasatinya dengan menanyakan sejumlah pertanyaan kepada simpatisan. "Negeri sekarang kalau pergi ke mana sudah bagus apa belum? Gaduh saling lapor polisi, saling sikut, saling mencela, saling menista atau damai?" Seketika jawaban simpatisan berteriak dengan jawaban "Tidak,".

"Sudah damai atau belum? Baik atau belum? Harga naik atau turun? Pengeluaran nambah atau ngga? Mau begini terus atau? Saya cuman nanya, enggak kampanye nih," ujar Zulhas. Pertanyaan itu dijawab dengan teriakan simpatisan "Ganti (presiden),".

"Kira-kira kader Muhammadiyah jadi wapres, keren ga? Saya nanya bukan kampanye," ucapnya. Dijawab dengan teriakan simpatisan "Keren,". Kader Muhammadiyah yang dimaksud Zulhas adalah Sandiaga Uno.

"Indonesia sangat bisa maju asalkan semuanya bersatu. Makanya wapresnya harus bisa damai, jangan marah, harus beretika. Saya mengajak bekerja keras agar Indonesia lebih baik dan berkemajuan," jelas dia.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru
MUI: Jika Ada Pihak Benturkan Agama dengan Falsafah Bangsa Jelas Keliru

Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD: Kedaulatan Politik Terkadang Didikte oleh Ambisi Pribadi
Mahfud MD: Kedaulatan Politik Terkadang Didikte oleh Ambisi Pribadi

Mahfud MD mengatakan, etika yang rapuh sejak era Orde Baru telah melahirkan praktik KKN.

Baca Selengkapnya
Ilmu Pengetahuan Terus Berkembang, JK Ingatkan Umat Islam Tak Terjebak Romantisme Kejayaan Masa Lalu
Ilmu Pengetahuan Terus Berkembang, JK Ingatkan Umat Islam Tak Terjebak Romantisme Kejayaan Masa Lalu

"Dulu ilmu pengetahuan sumbernya kita. Sekarang di Barat dan China," kata JK.

Baca Selengkapnya
Akademisi Ingatkan Perkuat Nilai Pancasila untuk Hindari Perpecahan di Masyarakat
Akademisi Ingatkan Perkuat Nilai Pancasila untuk Hindari Perpecahan di Masyarakat

Pancasila harus diterapkan secara menyeluruh baik di lingkungan masyarakat maupun pendidikan.

Baca Selengkapnya
BPIP: Indonesia Terhindar Gempa Politik Dunia Karena Ada Pancasila
BPIP: Indonesia Terhindar Gempa Politik Dunia Karena Ada Pancasila

Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengajak masyarakat Indonesia di Hamburg Jerman untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia di tanah rantau.

Baca Selengkapnya
1 Agustus 1886 Kelahiran KH Ahmad Dahlan, Pendiri Organisasi Muhammadiyah
1 Agustus 1886 Kelahiran KH Ahmad Dahlan, Pendiri Organisasi Muhammadiyah

Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah yang kini menjadi salah satu organisasi Islam terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya
Perbedaan NU dan Muhammadiyah yang Patut Diketahui, Ini Penjelasannya
Perbedaan NU dan Muhammadiyah yang Patut Diketahui, Ini Penjelasannya

Dua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Salam Lintas Agama Dinilai Upaya untuk Merawat Kemajemukan di Indonesia
Salam Lintas Agama Dinilai Upaya untuk Merawat Kemajemukan di Indonesia

Salam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kenapa Islam Ada NU dan Muhammadiyah, Ketahui Perbedaannya
Kenapa Islam Ada NU dan Muhammadiyah, Ketahui Perbedaannya

Perbedaan NU dan Muhammadiyah dapat meningkatkan toleransi bangsa.

Baca Selengkapnya
PPKN Berbeda dengan Pendidikan Pancasila, Begini Penjelasan BPIP
PPKN Berbeda dengan Pendidikan Pancasila, Begini Penjelasan BPIP

70 Persen dari Pendidikan Pancasila muatannya yakni praktik

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut: Bung Karno Tidak Boleh Diklaim Satu Partai Saja
Menag Yaqut: Bung Karno Tidak Boleh Diklaim Satu Partai Saja

Selama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Pahlawan Nasional Ikut Berjuang di Palestina Sebelum Indonesia Lahir, Berjasa Ikut Rumuskan Pancasila
Ini Sosok Pahlawan Nasional Ikut Berjuang di Palestina Sebelum Indonesia Lahir, Berjasa Ikut Rumuskan Pancasila

Sosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.

Baca Selengkapnya