18 Kesalahan Situng KPU di Jabar: Prabowo Hilang 250 Suara, Jokowi naik 338 suara
Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) bergerak cepat memperbaiki maraknya kesalahan entri data di Sistem Penghitungan (Situng) yang diunggah di laman resminya. KPU juga telah membuka layanan pengaduan atau help desk terkait kesalahan itu.
Hingga 24 April 2019 Pukul 18.00 WIB, setidaknya ada 105 kesalahan memasukan data suara dari C1 di Situng KPU. Seluruhnya sudah masuk ke dalam laporan dan tengah diperbaiki oleh KPU.
Dalam siaran persnya, KPU mendapatkan laporan dari masyarakat terkait kesalahan entri data itu sebanyak 26 kasus. Sementara hasil dari monitoring tim, KPU menemukan ada 79 kasus.
-
Data apa yang bocor dari situs KPU? Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dibobol hacker dan sekitar 204 juta data DPT bocor dalam kejadian ini.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
-
Apa yang dilakukan KPU hari ini? Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk di Pemilu 2024 hari ini, Selasa (14/11).
-
Apa yang diadukan kepada Ketua KPU? Ketua KPU Hasyim Asyari didalilkan lalai dan tidak cermat dalam menentukan serta menetapkan anggota KPU Kabupaten Puncak yang terindikasi sebagai anggota aktif partai politik.
-
Apa sanksi yang diterima Ketua KPU? 'Menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepada teradu Hasyim Asy'ari selaku ketua merangkap anggota Komisi Pemilihan Umum RI terhitung putusan ini dibacakan,' kata Ketua DKPP RI Heddy Lugito dalam sidang pembacaan putusan di kantor DKPP RI, Jakarta Pusat.
-
Apa yang ditemukan peneliti di Sirekap KPU? Peneliti Pusat Studi untuk Demokrasi, Kiki Rizki Yoctavian menyoroti sejumlah kejanggalan yang ditampilkan dalam aplikasi sistem rekapitulasi di situs website pemilu2024.kpu.go.id.
Komisioner KPU lainnya, Viryan Aziz menjelaskan kekeliruan seperti itu biasa terjadi khususnya saat memasukkan segala data yang terdapat pada formulir C1 ke situng.
Dia menegaskan pihaknya tidak terpaku pada hasil situng dalam menetapkan hasil Pemilu 2019. Situng, kata Viryan, adalah satu bentuk transparansi KPU agar publik bisa mengakses dan mengawal kemurnian suara rakyat.
"Perlu kami sampaikan sekali lagi situng KPU ini bukan hasil yang ditetapkan KPU. Namun demikian situng merupakan bentuk transparansi dan keterbukaan kami," kata Viryan.
Dari kesalahan yang ditelusuri merdeka.com, salah input data juga banyak terjadi di Jawa Barat. Setidaknya, untuk sementara ada 18 kasus di Jabar yang ditemukan.
Di Sukabumi, Cibadak, TPS 15 misalnya, data C1 menyebutkan Prabowo-Sandi 166. Dalam entri data, pasangan nomor urut 02 jadi 116, berkurang 50 suara.
Di desa yang sama namun terjadi di TPS 77, di C1, pasangan Prabowo dapat 184, tapi di entri Situng KPU menyusut jadi 84 suara. Hilang 100 suara.
Di Karangmukti, Cipeundey, Subang Jabar, tepatnya TPS 11. Dalam C1, Prabowo dapat 172, tapi dientri data menjadi 72 Suara. Menyusut 100 suara.
Selanjutnya, TPS 04 Bungurberes, Cilebak, Kuningan, Jabar. Dalam C1, Jokowi dapat 51 dan Prabowo 47. Tapi di entri menjadi, Jokowi 113 suara, Prabowo 51 suara. Jokowi naik 62, Prabowo naik 4 suara.
Di TPS 08 Bojongsari, Indramayu, Jabar juga terjadi. Dalam C1 Jokowi 142 suara, Prabowo 69 suara. Tapi dientri data, Jokowi tetap, sementara Prabowo jadi 63 atau turun 6 suara.
Begitu juga di Curug, Bogor Barat, Kota Bogor, Jabar di TPS 24. Data C1, Jokowi 52, tapi dientri data naik menjadi 82. Atau Naik 30 suara.
TPS 18, Malakasari, Balendah, Bandung, Jabar. Data C1 Jokowi dapat 53, Prabowo 130. Tapi dientri Situng jadi Jokowi 552 sementara Prabowo 30 suara. Atau Jokowi naik 500, Prabowo turun 100.
Di TPS 51, Cilendek Timur, Bogor Barat, Kota Bogor, Jabar. Data C1 menyebutkan Prabowo dapat 123 suara, tapi dientri data menjadi 183 suara. Atau naik 60 suara.
Kemudian di TPS 25 Kemiri Muka, Beji, Kota Depok, Jabar. Di C1 suara Prabowo 177 suara, sementara diinput data jadi 171. Atau turun 6 suara.
Di TPS 34, Kukusan, Beji, Kota Depok. Dalam C1, Jokowi dapat 107, tapi salah entri menjadi 10. Atau turun 97 suara.
Berikutnya TPS 03, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Di C1 Jokowi dapat 175 suara. Tapi dientri data jadi 178, naik 3 suara.
Di TPS 30, Cilodong, Kota Depok, Jabar. Di C1, Jokowi 71 suara dan Prabowo 178 suara. Sementara dalam entri data, Jokowi 73, Prabowo 175. Atau Jokowi naik 2 suara, Prabowo turun 3 suara.
TPS 65 Cipayung, Kota Depok, Jabar. Dalam C1 Jokowi dapat 53 suara. Tapi dientri data jadi 26 suara atau turun 27 suara.
TPS 06, Pondok Jaya. Cipayung, Kota Depok. Prabowo dapat 98 di C1. Tapi dalam entri data jadi 95 atau turun 3 suara.
TPS 70, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok juga terjadi kesalahan. Tapi tak dimasukkan jenis kesalahannya dalam data KPU. Begitu pula di TPS 08 Rangkapan Jaya Baru. Ada kesalahan, namun tak dijelaskan.
Sementara di TPS 55, Bedahan, Sawangan, Depok, Jabar. Dalam C1, Jokowi 123 suara, Prabowo 83 suara. Tapi dientri data, Jokowi jadi 12 suara, sementara Prabowo 139. Atau, Jokowi susut 111 suara, sementara Prabowo naik 2 suara.
Di TPS 24, Tanjungsari, Cangkuang, Bandung, Jabar. Dalam C1, Jokowi dapat 81 suara, Prabowo 83 suara. Tapi dientri data KPU, Jokowi jadi 57 suara, sementara Prabowo 135 suara. Atau, Jokowi turun 24 suara. Prabowo naik 52 suara.
Jika ditotal, Prabowo-Sandiaga berkurang 250 suara. Sementara Jokowi naik 338 suara.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data Sirekap yang perlu perbaikan bukan hanya pemilihan presiden saja, legislatif DPR RI juga.
Baca SelengkapnyaKPU berdalih terus menerus memperbaiki kinerja lapangan dan data Sirekap KPU Kabupaten Kota.
Baca SelengkapnyaSuara Prabowo-Gibran hanya 62 di C1. Namun di Sirekap menjadi 941 suara.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasyim, KPU tak boleh bohong dan harus menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaPadahal KPU RI telah menetapkan batas maksimal jumlah pemilih dalam satu TPS sebanyak 300 pemilih.
Baca SelengkapnyaPengamat Siber Temukan Keanehan Hasil Penghitungan Suara pada Situs KPU
Baca SelengkapnyaKPU memastikan pengoreksian data akan terus berproses.
Baca SelengkapnyaPakar keamanan siber menemukan, jumlah suara ke Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) berbeda dengan dokumen C1.
Baca SelengkapnyaPenghitungan ulang dilakukan setelah Bawaslu menjatuhkan saksi akibat kelalaian anggota KPPS membuka kotak suara sebelum jadwal pleno rekapitulasi.
Baca SelengkapnyaAnggota KPU Provinsi DKI Jakarta, Dody Wijaya menjelaskan, rekap suara ulang untuk DPRD Jakarta mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di wilayah Jakut.
Baca SelengkapnyaHasto kemudian juga menyoroti beberapa problematika yang hulunya pada saat pencoblosan 14 Februari lalu pada sistem Sirekap KPU.
Baca SelengkapnyaSementara, Ganjar Pranowo-Mahfud Md mendapat 12 suara dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) hanya kebagian 2 suara.
Baca Selengkapnya