3 Penyebab elektabilitas Jokowi meningkat
Merdeka.com - Joko Widodo (Jokowi) kembali maju dalam pemilihan presiden 2019. Jokowi pun bakal melawan Prabowo pada pertarungan pilpres mendatang.
Dalam sejumlah survei elektabilitas Jokowi lebih tinggi dibandingkan dengan Prabowo. Meski sempat merosot, namun elektabilitas Jokowi bisa kembali naik seiring dengan waktu pilpres yang semakin dekat. Apa penyebab elektabilitas Jokowi terus meningkat? Berikut ulasannya.
Kinerja bagus
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Bagaimana Prabowo mendapatkan dukungan dari Jokowi? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
Beberapa waktu lalu, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mempublikasikan bahwa elektabilitas Jokowi meningkat hingga mencapai 38,9 persen. Elektabilitas Jokowi menduduki peringkat pertama disusul oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (12,0 persen) dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (1,6 persen).
Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan menuturkan elektabilitas Jokowi meningkat disebabkan oleh kinerjanya. Di mana dalam menjalankan pemerintahan cukup diapresiasi masyarakat. Survey SMRC menunjukkan bahwa 61 persen responden menyatakan cukup puas terhadap kinerja Jokowi selama ini.
Pembangunan infrastruktur
Lembaga penelitian Media Survei Nasional atau Median mengumumkan jika berdasarkan survei elektabilitas Jokowi meningkat dari 35 persen menjadi 36,2 persen.
Suara Jokowi naik, karena faktor kepuasan dari masyarakat yang merasakan dampak dari pembangunan infrastruktur. "Dari data kami memang terjadi peningkatkan, tingkat kepuasan naik. Itu lebih terkait banyaknya infrastruktur yang selesai dan bisa dinikmati. Kalau masih terus melahirkan kebijakan pro rakyat bukan mustahil elektabilitasnya naik," Direktur Riset Median, Sudarto, di Jakarta, Senin (16/4/2018).
Masih kaburnya kepastian calon penantang Jokowi
Survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan, dari 46,3 persen pada enam bulan sebelumnya menjadi 55,9 persen. Sementara, elektabilitas Prabowo Subianto mengalami penurunan.
Naiknya elektabilitas Jokowi bisa disebabkan dari dua faktor. Pertama, naiknya kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Kedua, masih kaburnya kepastian calon penantangnya untuk maju dalam Pemilu 2019.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo diasosiasikan sebagai bacapres yang paling direstui Jokowi.
Baca SelengkapnyaIndikator Politik mencatat adanya Jokowi effect dalam melesatnya elektabilitas Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPrabowo mendapatkan dukungan sebesar 33,7 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaPendukungnya Jokowi ini sudah mulai migrasi kepada Prabowo.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaElektabiltas terbaru versi LSI Denny JA, Prabowo-Gibran 46,6 persen, Ganjar-Mahfud 24,8 persen dan Anies-Cak Imin 22,8 persen.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya