31 Kepala Daerah Jateng Dukung Jokowi, Sandiaga Ungkit Kasus Kades di Mojokerto
Merdeka.com - 31 kepala daerah di provinsi Jawa Tengah siap mendukung pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Cawapres Sandiaga Uno menyerahkan hal tersebut kepada masyarakat.
Sandiaga bercerita, bahwa ada kepala desa di Mojokerto yang mendukungnya justru mendapat perlakuan hukum.
"Ada satu kepala desa di Mojokerto yang mendukung kami mendapat tentunya perlakuan hukum seperti itu. Ini ada pernyataan biar masyarakat yang menilai," kata Sandi di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (27/1).
-
Kenapa Sandra Dewi akan dipanggil Kejagung? Pihak Kejaksaan Agung juga menegaskan bahwa pemanggilan tersebut dilakukan karena status Sandra Dewi sebagai istri Harvey, yang diduga terlibat dalam menampung uang hasil korupsi, meskipun Sandra Dewi telah memiliki dua orang anak.
-
Kenapa Sandiaga Uno membagikan 'jurus' ini? Tujuannya, dia berucap agar para bawahan lekas mendapat jabatan hingga gaji yang naik.
-
Apa yang dikatakan Sandiaga tentang Ganjar? 'Saya justru melihatnya dari sisi positif dan karena Pak Ganjar ini kan adalah sosok pemimpin yang paling mirip sama Pak Jokowi dari segi pendekatan yang sangat dekat dengan rakyat, blusukan, sat set, cepat geraknya. Saya menyebutnya (Ganjar sebagai) Jokowi 3.0. Pak Ganjar ini adalah versi Pak Jokowi 2024,' tuturnya.
-
Siapa yang mendukung keputusan Sandiaga Uno terjun ke politik? Keputusan Sandi turun ke dunia politik mendapat dukungan penuh dari sang istri.
-
Bagaimana Sandiaga Uno melihat perhelatan Pilkada Jakarta? 'Saya optimis para calon ini nanti akan beradu gagasan dan mencoba memenangkan hati dan pikiran dari warga masyarakat Jakarta,' kata Sandiaga.
-
Siapa yang menghina Dede Sunandar? Dede Sunandar mengungkapkan bahwa ia dulunya bekerja sebagai cleaning service di Wisma Mampang, sebuah stasiun TV. Ia bercerita kepada Ayu Ting Ting bahwa pernah dimarahi karena masalah bau tai kucing di studio, yang ia bersihkan dengan wipol namun tetap menjadi permasalahan. Dede Sunandar tidak menyangka akan diperlakukan tidak pantas seperti itu. Meskipun hanya seorang tukang bersih-bersih, ia tetap memiliki harga diri yang tidak bisa direndahkan oleh siapa pun.
Sandi mengungkapkan, setiap berkunjung ke Jawa Tengah sangat disambut oleh masyarakat. Menurutnya, masyarakat Jateng ingin ada perbaikan dan aroma perubahan kedepan yang semakin menguat.
"Aroma perubahan yang semakin hari semakin kuat yang diinginkan. Jadi, tentunya keputusan kepala daerah itu merupakan hak masing-masing, tentunya harus dilihat dalam proporsi bahwa masyarakat di bawah menginginkan perubahan," ucap Sandi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu enggan mempermasalahkan hal tersebut kepada Bawaslu. "Biar masyarakat yang menilai," tandasnya.
Terpisah, Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Fadli Zon justru heran kepala daerah berani terang-terangan mendukung Jokowi. Sementara, giliran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang hanya berpose dua jari cepat diusut.
"Kalau kita melihat Pak Anies Baswedan hanya menggunakan tangan 2 jari aja diperiksa, apalagi dengan ini. Kita mau melihat nanti mengkaji tentu jangan sampai terjadi abuse of power dengan mengerahkan kekuatan birokrasi kepala daerah untuk memenangkan gitu ya," kata Fadli.
Politikus Partai Gerindra itu menilai dukungan kepala daerah tersebut akan percuma karena rakyat sudah semakin cerdas. Fadli pun ingin negara menggunakan hukum dengan adil.
"Di Sumatera Barat kan pernah juga terjadi seperti itu, di Riau juga seperti itu. Saya kira kita bergerak pada keadilan hukum. Jangan sampai hukum hanya berpihak dan menjadi alat permainan kekuasaan seperti yang selama ini terjadi. Jadi seharusnya mereka yang jadi petahana kan yang paling menggunakan hukum itu dengan penuh keadilan," tutur Fadli.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama Wali Kota dan Bupati, se-Jawa Tengah di Alila Hotel, Solo, Sabtu (26/1). Sedikitnya 31 pimpinan daerah Kabupaten/Kota hadir dalam kesempatan tersebut.
Seusai rapat, Ganjar yang didampingi Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Bupati KlatenSri Mulyani serta sejumlah Bupati lainnya secara bulat menyampaikan dukungannya kepada pasangan Joko Widodo- Ma'ruf Amin di Pilpres.
Mereka berjanji untuk segera bekerja keras memenangkan Jokowi hingga target 80 persen suara di Jawa Tengah. Mereka juga sepakat mendukung Pemilu yang damai, anti SARA, anti hoaks dan edukatif. Sebagai kepala daerah, mereka juga berjanji untuk menjalankan fungi utama dan melayani masyarakat.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilkada Jateng diwarnai dengan dugaan pengerahan kepala desa (kades) untuk mendukung salah satu paslon cagub cawagub.
Baca SelengkapnyaInvestigasi yang dilakukan tim kuasa hukum PDIP kubu Luthfi-Yasin sangat masif mengerahkan aparat desa.
Baca SelengkapnyaTim Hukum Perkasa berharap Bawaslu tidak sekadar memeriksa kasus ini tetapi juga mengusut dalang dari ketidaknetralan para kades ini.
Baca SelengkapnyaTim hukum Andika-Hendi mendapat informasi akan ada pertemuan sejumlah kepala desa di Pemalang untuk diarahkan memilih paslon tertentu di Pilkada Jateng.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaKepala desa biasanya memiliki hubungan dengan petahana sehingga dapat mendobrak atau mengurangi suara politisi tersebut.
Baca SelengkapnyaProses tersebut dilakukan pihaknya setelah menerima laporan resmi dari pelapor.
Baca SelengkapnyaBupati Karanganyar Rober Christanto buka suara ihwal pemanggilan para kepala desa (kades) oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaBukan hanya itu, bahkan sejumlah kepala desa di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, terang-terangan membuat video mendukung Andra-Dimyati.
Baca Selengkapnya"Dari 13 yang diperiksa sudah dua wilayah kita minta klarifikasi,” kata Dirreskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio
Baca SelengkapnyaDia pun enggan ditanya hal-hal lain kecuali apa yang diketahui.
Baca Selengkapnya“Aparatur-aparatur negara, atau penegak hukum yang lain, hentikanlah. Kami punya cukup temuan-temuan berjenjang," kata Haris.
Baca Selengkapnya