4 Alasan terbuka peluang koalisi partai Islam
Merdeka.com - Punya modal gabungan 31,9 persen suara hasil pemilu legislatif berdasarkan hitung cepat, partai politik Islam seharusnya bisa menjadi harapan umat Islam di pilpres bulan Juli mendatang. Mereka bisa menawarkan pasangan capres dan cawapres alternatif untuk bertarung melawan pasangan yang diusung partai besar.
Hitung cepat yang dilakukan Cyrus dan CSIS menempatkan partai-partai Islam menjadi partai menengah (kecuali PBB) dengan perolehan: PKB (9,2%), PAN (7,5%), PKS (6,9%), PPP (6,7%), dan PBB (1,6%). Sebaran suara ini cukup merata dan menggambarkan basis massa pendukung partai-partai tersebut.
Silaturahmi politik pun sudah dilakukan, terutama PKB dan PAN yang dilirik oleh partai besar yang ingin mengajak bergabung sebagai mitra koalisi. Namun hingga kini belum ada keputusan kemana masing-masing partai Islam itu akan berlabuh di antara tiga kubu capres yang ada. Apakah akan merapat ke Jokowi yang diusung PDIP, Aburizal Bakrie yang dijagokan Golkar, atau bergabung dengan Gerindra yang mengandalkan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Bagaimana koalisi terbentuk? Koalisi juga dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan secara formal yang memiliki kontrak bersama di antara dua partai politik atau lebih, guna menjamin kekuasaan pemerintah atas dasar adanya suara dari mayoritas.
-
Siapa yang dianggap pasangan tepat untuk diusung Koalisi Perubahan? Anies-AHY dianggap pasangan tepat untuk diusung Koalisi Perubahan sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024
-
Siapa yang berhak memilih pemimpin dalam Islam? Proses pemilihan pemimpin harus melibatkan konsultasi dengan anggota masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam koalisi? Koalisi dibentuk oleh beberapa partai agar dapat mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasarkan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
Sementara itu, desakan agar parpol Islam bergabung dan mengusung sendiri capres juga datang dari tokoh-tokoh Islam yang tergabung dalam Forum Komunikasi Politik Islam (FKPI). Menurut KH Cholil Ridwan salah satu tokoh FKPI, partai-partai Islam seharusnya tidak membonceng capres partai besar. Apalagi ormas Islam diklaim bakal mendukung jika gabungan parpol Islam berkoalisi.
Berikut beberapa alasan terbuka peluang koalisi partai Islam seharusnya bisa terjadi:
Koalisi dengan PDIP belum deal
Meski sudah beberapa kali bertemu, PKB dan PAN belum mengumumkan keputusan soal koalisi. Jokowi sudah bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sementara Hatta Rajasa masih menunggu sikap PDIP karena dia mengincar posisi cawapres.Sementara dengan menggandeng Partai NasDem yang tidak meminta jatah apa-apa, PDIP sudah cukup untuk mengusung Jokowi sebagai capres. Akibatnya, daya tawar PKB yang punya tiga jagoan, Rhoma Irama, Mahfud MD, dan JK, serta PAN yang ingin menduetkan Jokowi dengan Hatta, agak turun.PAN pun seolah berpaling dengan mewacanakan duet Prabowo dan Hatta sebagai plan B. Sedangkan PKB hingga kini tak jelas, siapa dari tiga nama capresnya yang akan disorongkan sebagai pendamping Jokowi.
Sulit bergabung dengan Ical
Bergabung dengan Golkar untuk mendukung Aburizal Bakrie sebagai capres sepertinya tidak ada dalam agenda partai-partai tersebut. Sejauh ini, komunikasi intensif Golkar baru terjalin dengan Partai Hanura yang diklaim sudah bergabung meski partai itu punya Wiranto-Hary Tanoe.Wajar saja jika dari pilihan yang ada, partai-partai Islam ini ingin bergabung dengan capres yang peluang menangnya lebih besar. Tentu mereka ingin menjadi bagian dari pemerintahan lima tahun ke depan.
Beban masa lalu Prabowo
Partai Gerindra berupaya merangkul suara partai menengah lain, tak terkecuali parpol Islam. Intens bertemu dengan PAN, Prabowo juga sudah bertemu Ketum PKB Muhaimin Iskandar, hingga Presiden PKS Anis Matta.Salah satu hambatan terberat Prabowo menjadi presiden adalah catatan kejahatan HAM yang selalu dituduhkan padanya saat dia menculik aktivis pada awal reformasi tahun 1998. Kasus ini selalu didengungkan oleh lawan politiknya termasuk orang-orang yang tidak suka kepada mantan Danjen Kopassus itu.Bergabung dengan Gerindra dan mengusung Prabowo, tentu harus dipikirkan ulang oleh partai-partai Islam karena bisa saja isu pelanggaran HAM akan menjadi ganjalan dan membuat pemilih partai Islam beralih ke capres lain.
Desakan agar parpol Islam berkoalisi
Sejumlah tokoh Islam yang tergabung dengan Forum Komunikasi Politik Islam (FKPI) meminta parpol Islam berkoalisi. Mereka menyatakan ormas Islam siap mendukung jika ada capres yang diusung. Modal ini tentu saja harus disambut baik oleh elite parpol Islam. Komunikasi harus dibangun antarparpol Islam. Daripada sibuk melihat ke luar, kenapa tidak memanfaatkan kekuatan sendiri dan modal yang ada.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika PKB mengusung kadernya menjadi cagub di Pilkada Jakarta, maka PDIP menjadi cagub di Pilkada Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPKB terang-terangan tergiur ajakan PDI Perjuangan untuk berkoalisi mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBeredar foto surat permintaan Anies Baswedan ke AHY untuk menjadi cawapresnya.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan partainya pada Pilkada 2024 siap berkoalisi dengan partai di luar koalisi mereka saat Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaIlham mengaku sudah siap berkompetisi dengan siapapun sejak dirinya diusung oleh Partai NasDem, termasuk dengan Ridwan Kamil yang berstatus petahana.
Baca SelengkapnyaPilkada serentak akan digelar pada November 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaPKB mempunyai syarat Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bisa menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.
Baca SelengkapnyaCEO Lembaga Survei Proximity Indonesia, Whima Edy Nugroho mengatakan, tiga poros itu tidak akan jauh dari koalisi parpol pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menilai apapun bisa terjadi sebelum ditetapkan KPU.
Baca SelengkapnyaPKS memiliki 18 kursi di DPRD DKI, sehingga masih membutuhkan empat kursi untuk mengusung di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaPeluang Ridwan Kamil di Jakarta tetap ada walaupun diakui elektabilitasnya belum optimal.
Baca SelengkapnyaKomunikasi dengan partai tersebut terus dilakukan dan mendekati titik temu.
Baca Selengkapnya